Dimas melihat ke bawah dadanya tertuju ke noda air di bajunya. Dia terkekeh pelan, tepat saat terdengar dering ponsel yang tiba-tiba. Dimas ragu sejenak disertai decakan sebal. Deringan ponsel yang berasal dari celana Kinanti menganggu dan merusak suasana hatinya. Dia rogoh saku celana Kinanti yang dia letakkan begitu saja di atas lantai kamar mandi. Dimas melepaskan tangannya dari ikat pinggangnya, dan berdiri untuk menjawab panggilan. Dimas terdiam saat melihat tulisan ‘Jeffrey’ yang muncul di layar ponsel Kinanti, dan menutup panggilan itu dengan perasaan jengkel. Namun, ponsel berdering lagi dengan cepat, dan Dimas dengan enggan menerimanya. "Kinanti, kenapa kamu menutup teleponku tadi?" Suara Jeffrey terdengar sedikit marah, tetapi dengan cepat pula berubah merengek seperti meng