Setelah membersihkan tubuhnya, Kinanti mengenakan pakaian baru yang dibawa Tari untuknya. Dia lalu kembali ke dapur dan sarapan bersama Dimas. Sekilas dia melirik ke jam dinding, dan waktu menunjukkan pukul sebelas, artinya hari sudah siang dan waktunya untuk makan siang. Namun, Kinanti tetap menuruti perintah Dimas untuk menyesap jus apel, menuntaskan rasa laparnya. Dia duduk dengan patuh di depan Dimas. Meja makan sudah ditata Dimas dengan beragam makanan yang juga dibawa Tari tadi pagi. Ada pula vas bunga warna warni tertata rapi di tengah meja, membuat selera makan siapa saja bisa meningkat. Dimas memperhatikan Kinanti yang sesekali menggosok pelipisnya, sepertinya dia masih pusing akibat minum terlalu banyak semalam dan mabuk. “Perlu obat pusing, Kinanti? Aku akan suruh Tari membe