Sebenarnya Lifia tetap saja tidak rela jika ia harus melupakan cintanya kepada Defran, namun rasa sakit hati diabaikan oleh Defran membuatnya memilih menjauh. Defran adalah laki-laki tampan dengan pesona luar biasa walaupun ia selalu menujukkan sikap angkuh dan sombongnya itu. Lifia menatap foto Defran yang ada diponselnya dan bodohnya ia sengaja mengedit foto Defran dengan foto dirinya hingga terlihat seperti pasangan membuatnya terkekeh. Ia merasa sangat bodoh karena sampai segitunya ia menyukai Defran, hingga ia mengedit foto Defran seperti ini dengannya.
"Fans sama orang yang salah kayaknya, ini sudah berlebihan," ucap Lifia. Ia bahkan mengedit foto keluarga Defran dan tiba-tiba ada foto dirinya disana membuat wajahnya memerah karena malu. Lifia bukan hanya menyukai Defran, tapi ja juga menyukai semua keluarga Defran, orang tua Defran bahkan sangat menyayanginya terutama Mami Liana yang sering kali menunjukkan perhatiannya. Apalagi akhir-akhir ini Mami Liana memintanya untuk datang ke Kediamananya, karena ia sudah merindukan dirinya. Lagian Lifia memang sengaja tidak berkunjung ke Kediaman Satyas dan selama ini, ia juga selalu menghindar datang kesana karena takut bertemu Defran. Namun ternyata tetap saja ia bertemu Defran ketika Defran bertugas dihotel, yang dibajak bahkan Defran sempat menyelamatkannya.
Lifia mengelus wajah tampan yanga da diponselnya, ia tidak pernah mencintai laki-laki dengan sangat mencintai seperti ini. Walaupun dia pernah bucin juga dengan laki-laki kakak kelasnya ketika ia SMA, tapi dengan rasa cinta yang berbeda. Lifia ingin menghapus foto editannya namun ia mengurungkan niatnya karena merasa sayang. "Mau aku hapus tapi ragu, segitunya aku mencintai kamu Mas, coba kamu abaikan saja aku, tapi nyatanya kamu itu selalu saja muncul ketika aku dalam bahaya," ucap Lifia. "Tapi kali ini kamu keterlaluan Mas, kamu tidak menyelamatkanku dengan benar buktinya kamu ninggalin aku saat itu," ucap Lifia. Ia tidak menyadari jika sejak tadi Sandra berada dibelakangnya.
"Ini pasti mikirin Pak Defran," ucap Sandra dan ia duduk disamping Lifia.
"Tahu aja," ucap Lifia menghela napasnya.
"Kalau masih suka kenapa nggak coba dekatin lagi, lagian Pak Defran itu kan memang dingin banget dan terlihat acuh, lama kelamaan dia lulu loh," ucap Sandra dan ia sama seperti yang lain sangat mendukung Lifia bersama dengan Defran, apalagi keduanya pernah digosipkan di media jika keduanya memiliki hubungan khusus. Apalagi karir keduanya sangat cemerlang, Defran terkenal sebagai polisi tampan yang berprestasi. "Apalagi kan punya masalalu digosipin punya hubungan sama Pak Defran, kalau aku secantik Lifi, sudah aku kejar mati-matian Pak Defran," ucap Sandra yang terlihat sangat menyukai sosok Defran yang tampan dan terlihat menganggumkan.
"Kalau kamu suka kenapa nggak kamu coba aja deketin!" ucap Lifia.
"Wah Lifia kalau aku itu mana pantas sama dia, tahu diri saja...lagian dengar-dengar udah banyak sekali cewek-cewek berkualitas patah hati karena dia, kamu punya kesempatan karena masih kerabat Lifi. Pertemuan kamu dan dia terjadi secara alami berbeda dengan mereka yang menyukai Pak Defran sebelumnya, mereka mendatangi Pak Defran secara langsung dan ditolak mentah-mentah," ucap Sandra.
Sandara tahu sikap Defran memang dingin kepada Lifia namun Defran tidak acuh tak acuh pada Lifia seperti apa yang Lifia katakan. Buktinya Lifia akan dimarah habis-habiskan oleh Defran ketika Lifia ketahuan ke Club. Hubungan aneh bak kucing dan anjing, yang sering kali bertengkar jika bertemu. "Ini acara apaan sih, kok asal mau terima acara ini saja tanpa bilang sama aku?" Tanya Lifia kesal melihat berkas yang ia pengang.
"Ini acaranya direkomendasikan oleh Bu Popy, katanya Bu Ike bilang acara ini bagus sekalian ajang konferensi pers gitu, bayarannya cukup mahal dari acara lain dan pembawa acaranya sahabat beliau," ucap Sandra membuat Lifia menghela napasnya.
"Sudah bisa ditebak siapa pembawa acaranya, kenapa juga aku diwawancarai Kakak perempuanku sendiri," kesal Lifia. Ia sangat mengenal bagaimana karakter kakak perempuannya ini dan pastinya akan ada pertanyaan yang membuatnya kesal nantinya.
"Udah ayo kita berangkat! Nggak pakek lama!" Ucap Sandrra.
"Ini masih berantakan kita beres-beres dulu!" Ucap Lifia melihat kondisi apartemennya yang sangat berantakan.
"Biarkan saja tadi aku sudah menghubungi Bude yang akan membersihkan Apartemen kamu!" Ucap Sandra.
"Oke," ucap Lifia dan ia segera berdiri, lalu melangkahkan kakinya keluar dari Apartemen. Lifia tidak menyadari jika ada seseorang yang sedang mengamatinya sejak ia keluar dari apartemennya dari balik pilar dan orang itu menyunggingkan senyumannya saat melihat sosok Lifia terlihat sangat cantik hari ini.
"Apartemen kamu ini sangat Mewah Lifi," ucap Sandra berulang kali kagum dengan Apartemen yang ditempati Lifia apalagi hanya orang-orang yang benar-benar kaya yang bisa tinggal disini, karena biayaya bulanan untuk fasilitas saja sangatlah mahal.
"Apartemen punya Mbak Ike, katanya aku tinggal disini saja dulu biar mudah kemanapun," ucap Lifia. "Keuntunganku karena Mbak Ike itu sahabatnya Mbak Kiran jadi ya....dikasih fasilitas lebih karena dianggap adik juga sama beliau," ucap Lifia.
Saat ini keduanya telah berada didepan lobi Apartemen dan Mobil telah siap didepan lobi Apartemen ini. Lifia dan Sandra segera melangkahkan kakinya masuk kedalam mobil, lalu mobil melaju dengan kecepatan sedang. "Kenapa kemarin-kemarin kamu nggak memberitahu aku kalau ini acaranya dia," ucap Lifia masih kesal karean harus datang keacara program yang dipandu Kiran "Astaga memang ini orang, pintar banget buat konten biar jadi lebih berharga," ucap Lifia.
Kiran merupakan anak kedua dari Subekti dan Murni, ia anak yang sangat pintar sejak kecil dan berwawasan, berkuliah di kampus yang sangat terkenal di Indonesia dengan mengambil jurusan Komunikasi dan ia telah menyelsaikan jenjang S2-nya sambil berkerja di salah satu Stasiun TV swasta yang sangat terkenal di negeri ini. Kiran memiliki mulut yang tajam dan ia tak kenal takut ketika menyuarakan pendapatnya, mengenai permasalahan sosial, kasus hukum bahkan mengkritik permerintah. Ucapan tegas yang membuat orang-orang kagum padanya dan bahkan banyak laki-laki dari berbagai kalangan yang juga menyukai dirinya.
Sandra telah bekerja selama enam bulan untuk menjadi manajer Lifia dan sebenarnya, ia sangat kagum dengan kedua bersaudara yang sama-sama terkenal, namun mengambil langkah yang berbeda dalam karirnya. Beberapa menit kemudian mereka sampai disalah satu Stasiun Tv swasta yang sangat terkenal yang menjadi tempat dimana Kiran berkerja, sebagai pembawa acara. Bukan pertama kalinya Lifia diundang diacara ini karena sebelumnya ia juga pernah diundang karena keingintahuan fans untuk mengkonfirmasi hubungannya sebagai adik Kiran, membuat mereka mengundang Lifia menjadi bintang tamu diacara mereka beberapa waktu yang lalu.
Sebenarnya Lifia tidak suka diundang diacara podcast apalagi acara Tv lainnya, namun sebagai seorang aktris ia tidak bisa menolak untuk hadir diacara tersebut, jika manajernya telah menyetujui acara itu dan menganggap acara itu penting untuk popularitas Lifia sebagai seorang aktris. Lifia melangkahkan kakinya masuk kedalam studio dan ia dikejutkan dengan sosok laki-laki tampan yang menatapanya dengan dingin.
"Wah Lifi dari dekat ternyata lebih tampan dan dia itu harum banget Lifi," bisik Sandra pelan.
"Kaya nggak pernah ketemu dia saja," ucap Lifia kesal.
"Loh dia kan penyelamat hidup kita Lifi, kalau nggak ada dia kita mungkin sudah terluka parah banget iya kan, apalagi..." ucap Sandra membuat Lifia mengerutkan dahinya karena ia penasaran dengan kalimat lanjutan dari ucapan Sandra.
"Apalagi apa...?" Tanya Lifia.
"Nggak ada, kok aku jadi lupa mau bilang apa lagi hehehe..." kekeh Sandra.
"Nggak ada yang kamu sembunyiin dari aku?" Tanya Lifia menatap Sandra dengan tatapan menyelidik. Sandra tersenyum dan ia ingin sekali menggoda Lifia karena Defran yang menggendong Lifia dengan sangat keren sambil membawa senjata ditangannya.
"Nggak ada," ucap Sandra menyunggingkan senyumannya.