34. Cafe Rooftop

1747 Kata

Ayu melangkahkan kakinya menuruni anak tangga. Matanya sembab karena semalaman ia tak berhenti menangis. Sengaja ia tidak mengangkat telepon Rangga tengah malam tadi sebagai bentuk kekecewaannya. Entah kemana perginya Rangga malam itu, sampai pagi ini pun ia tak juga pulang. Saai ini hatinya benar-benar merasa dipermainkan. Belum lagi kehadiran ibu kandungnya yang begitu tiba-tiba, membuat suasana hatinya semakin kacau. Dilihatnya Keisya sudah duduk manis di meja makan dengan baby chairnya. Tangan mungilnya beberapa kali menyingkirkan tangan Mba Mira yang tengah menyuapinya. Sepertinya Mba Mira harus berusaha extra agar Keisya mau membuka mulutnya. “Pagi sayang… maafin Mamah ya semalam ngga pindahin kamu ke kamar Mamah.” Ayu mengecup dengan lembut kening Keisya. Keisya pun terlihat sen

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN