London Eye Pengakuan

1775 Kata
Sekeras apapun usaha pria itu untuk mengingat masa lalunya, tetap saja ia tak pernah ingat dengan perempuan yang ada dihadapannya. Namun, tiba-tiba pria itu bertanya lebih detail tentang sosok yang Nancy cari. "Sebenarnya aku tidak terlalu ingat dengan masa laluku, apalagi aku di sana tidak terlalu aktif bermain saat itu, apa kau yakin bahwa akulah orang yang kau cari? Kalau boleh tahu bagaimana ciri-ciri orang yang kau kenal, nona?" tanya pria itu yang mengira jika Nancy sedang mencari orang yang hilang. Nancy mulai menjelaskan jika ketika usianya masih 5 tahun, dia pindah dari Dunster dan dia sering bermain dengan Adam. "Apa aku salah orang? Tapi, bukannya kamu tinggal di rumah yang aku maksud? Maksudku apa kamu bukan Adam yang aku cari? Seorang bocah yang dulu pernah menangis ditinggalkan sahabat kecilnya?" Nancy mulai ragu dengan pria itu. Sebenarnya Nancy tidak harus melakukannya, dan seharusnya ia tahu jika apa yang ia pikirkan tentang pria dihadapannya terlalu cepat, Nancy terlalu cepat menyimpulkan sesuatu. "Aku kira kau salah orang nona, aku dan keluargaku hanya tinggal di sana selama 5 tahun, dan 5 tahun yang lalu kami meninggalkan Dunster," ucap pria itu memandang Nancy yang mulai mengerti keadaan saat ini. Tentu saja hal itu membuat Nancy sedikit terkejut. Benar juga, kenapa ia mengira jika pria yang ada di hadapannya itu adalah pria yang selama ini ia cari. Padahal menyebutkan nama saja belum sempat. "Jika aku boleh tahu, memangnya pria itu. Siapa tadi namanya? Apa dia sangat penting?" tanya pria itu penasaran. "Pria yang aku cari bernama Adam, Adam David. Dia adalah seseorang yang berarti di hidupku," ucap Nancy merasa malu sekarang padahal sebelumnya ia tampak ceria. Sepertinya Nancy terlalu terbawa suasana, sehingga ia bercerita cukup banyak dengan mereka. Setelah merasakan kecewa untuk kesekian kalinya, akhirnya Nancy memutuskan untuk pulang dari sana. Dan meminta maaf karena hal yang baru saja terjadi sungguh memalukan dan diluar dugaannya. "Maafkan aku, aku tidak bermaksud mengganggu kalian, aku hanya mengikuti arahan yang aku baca pada alamat ini," ucap Nancy meminta maaf dengan merapatkan kedua telapak tangannya di atas d**a. "Tidak masalah, semua orang bisa melakukannya, itu adalah hal yang biasa," ucap ibu pria itu. "Kalau kau butuh sesuatu, kau boleh hubungi aku. Namaku adalah Pill, Pill William," ucap pria itu ketika Nancy mulai meninggalkan rumah mereka. Nancy merasa malu dengan hal yang baru saja ia lakukan. Bodohnya dia karena berpikir jika itu adalah rumah yang ia tuju. Namun, setelah kejadian itu, Nancy dan pria yang ternyata dikenal dengan nama William itu menjadi dekat walaupun terkadang Nancy tak mempedulikannya. Selama satu tahun ini William membantu Nancy untuk menemukan pria yang ia cari itu. Iya benar, ini sudah satu tahun lebih ketika Nancy pertama kali mendatangi rumah William. Wiliam begitu baik padanya, hingga ia harus repot-repot membantu Nancy. Kebetulan wiliam bekerja sebagai seorang polisi di kotanya. Sesekali William terlihat mengunjungi Nancy di rumahnya, William benar-benar memperhatikan Nancy setiap saat dan selalu menanyakan kabarnya. Sampai suatu ketika di sebuah tempat rekreasi tepatnya sebuah wahana bianglala, mereka menyebutnya London eye. William pria yang bertugas di sekitar Cambridge itu menyatakan cintanya pada Nancy di bawah cahaya rembulan yang Saat itu menerangi gelapnya langit malam yang benar-benar indah, dari atas London eye pemandangan di bawah terasa luar biasa. Merasa ini adalah waktu yang tepat, akhirnya tanpa penuh pertimbangan William pun menyatakan perasaannya. William yakin Nancy akan menerima cintanya. Selama ini Nancy selalu membalas perlakuanmya dengan baik. Nancy selalu terlihat lucu di mata William, walaupun tingkahnya kekanak-kanakan. Namun, justru hal itu yang membuat William menginginkan Nancy. "Setelah pertemuan pertama kita, aku benar-benar tak bisa melupakan ekspresimu saat itu. Seperti taman kering tanpa air, tiba-tiba kau membawa hujan dan membasahi taman itu. Walaupun saat itu kau bilang bukan mencariku, tapi entah mengapa malah aku yang mencarimu. Nancy, jika kau berkenan, ijinkan aku memiliki hatimu," William menatap kedua bola mata biru Nancy dan memegang kedua tangan Nancy ketika posisi mereka tepat berada di puncak London eye. Nancy sungguh terkejut dengan pengakuan yang diutarakan William. Walaupun ini bukan pertama kalinya bagi Nancy, tapi entah mengapa malam itu hatinya seperti berdebar. Nancy tak tahu apa yang akan dia katakan, di sisi lain Nancy masih sangat penasaran dengan Adam. Tatapan Nancy yang terlihat bingung kemudian ia alihkan, tak kuasa dengan apa yang ia dengar kemudian ia menundukkan kepalanya, ia tak bisa melihat ekspresi Wiliam setelah ini dan juga tiba-tiba Nancy meneteskan air matanya, ia tak mau mengecewakan William karena harus membohonginya. Namun, dia pun tak ingin William meninggalkannya, karena bagaimanapun, selama ini William benar-benar telah banyak berkorban untuknya. "Maafkan aku, aku tak ingin menyakitimu. Aku telah sering menolak cinta dari laki-laki, tapi kali ini aku benar-benar dirundung rasa gelisah. Di satu sisi aku tak ingin menyakitimu, tapi di sisi lainnya aku tak ingin kamu pergi dariku." Dengan penuh keterpaksaan ucapan Nancy malah membuat William kebingungan. Apa yang Nancy katakan barusan, apakah maksudnya ia telah menolak cinta William. Nancy yang kini menangis nampak tertunduk dan mengusap air matanya. Wiliam yang melihat Nancy menangis merasa jika dirinya mungkin keterlaluan sehingga membuat Nancy seperti itu. Wiliam sadar jika cinta Nancy untuk Adam sangat besar tetapi ia mencoba menembus tembok itu berharap Nancy bisa dimiliki olehnya. "Hei tak usah menangis, tak apa jika kau masih belum bisa menerimaku. Aku sadar orang itu pasti sangat berharga bagimu, bukan? Ayo bersihkan air matamu, seorang Nancy yang menangis itu sangat tidak cocok untuk dilihat." William melemparkan senyum pada Nancy di satu sisi ia merasa bersalah tetapi sisi lainnya ia terluka karena seorang wanita yang ia sukai kini tanpa sadar telah menolak cintanya. Malam itu pertama kalinya ia di tolak oleh seorang wanita. Maklum saja, William adalah orang yang cukup tampan serta memiliki bentuk tubuh yang terbilang atletis tak ada satu pun wanita yang memungkiri akan hal itu. Siapapun wanita yang ia inginkan, ia selalu bisa mendapatkannya, bahkan tanpa harus bersusah payah mengejar mereka. Tapi malam ini berbeda, baru kali ini dia ditolak oleh seorang wanita. Dan hanya Nancy yang membuat William rela berusaha mengejar cintanya. Setelah kejadian malam itu, mereka masih terlihat dekat. Bahkan Nancy seperti tak pernah merasa kejadian malam itu pernah terjadi padanya dengan William. Walaupun William sedikit kecewa dengan jawaban Nancy. Namun, ia tak pernah mau memaksakan perasaan orang lain. Baginya lebih baik merasakan kesepian daripada harus mendapatkan cinta seseorang karena keterpaksaan. Beberapa tahun setelah itu, Nancy nampaknya menyerah untuk mencari Adam. Mungkin ini sudah jalan takdirnya agar tidak bertemu dengan Adam. Kini bahkan William dan Nancy semakin dekat. Di usianya yang sebentar lagi menginjak 24 tahun, Nancy bekerja sebagai guru kesenian. Sangat berbanding jauh dengan pendidikan yang ia tempuh. Tapi baginya bisa mengukir senyum pada orang lain adalah hal paling berharga untuknya. Dengan menjadi guru seni, ia mampu membuat banyak orang tersenyum. Dan lagi-lagi ia akan ingat pada sosok Adam ketika mengingat hal yang berhubungan dengan senyuman. "Hei ayo katakan terimakasih pada Childe, kalian harus saling menyayangi, ya? Berbagi dengan temanmu tak akan membuat kamu rugi, justru akan memperdalam keakraban kelian." Nancy nampak menasihati dua orang anak laki-laki yang berebut mainan. "Iya Miss, aku akan melakukannya yang Miss Nancy katakan pada kami," ucap anak laki-laki yang nampaknya telah berdamai. "Ingat apa kata, Miss?" tanya Nancy. "Senyuman bisa membuat takdir sedikit berpihak pada kita," ucap mereka bersama-sama. Nancy terlihat begitu bahagia dengan pekerjaannya yang sekarang dan rasanya terlalu berat jika suatu saat harus meninggalkan pekerjaan itu. Hari ini tepat di hari ulang tahunnya Nancy, yaitu pada tanggal 31 Desember. Itu artinya bertepatan malam pergantian tahun baru. William menyatakan kembali perasaannya pada Nancy. Jika dihitung-hitung, ini adalah pernyataan ke lima kalinya bagi William. Semenjak pengakuan pertamanya ditolak oleh Nancy. William tidak pernah berhenti berusaha untuk mendapatkan hati Nancy. Dan yang membuat Nancy kagum padanya, ia malah mau mencarikan Adam untuknya. Padahal jika dipikirkan lagi, hal itu akan lebih menyulitkan dia untuk mendapatkan hati Nancy. Di tempat yang sama seperti pertama kali ia menyatakan perasaannya. Di puncak London eye bermandikan cahaya bulan dan kembang api yang saling bersahutan. Akhirnya dengan perasaan yang lebih baik, ia nyatakan lagi apa yang ia rasakan pada Nancy. Baginya jika kali ini ia di tolak oleh Nancy lagi, mungkin ia akan berhenti mengejarnya. Dan sepertinya cinta yang Nancy miliki pada Adam sangatlah besar. Mereka saling menatap, senyum manis yang dikeluarkan oleh William malam itu bahkan mampu mengalahkan semua madu yang ada di dunia. Ia kembali memegang kedua telapak tangan Nancy. Di atas London eye, ia nyatakan kembali perasaannya. Untuk saat ini Nancy tidak terkejut, seperti biasa ketika William mengajaknya ke sana. Ia pasti akan menyatakan cintanya. "Kamu tahu? Apa itu cinta sejati?" tanya William dengan senyum manisnya. "Cinta sejati itu, yang mampu membuatmu kuat menjalani sesuatu," ucap Nancy membalas senyuman William. "Hehehe, tapi bagiku cinta sejati itu, suatu hal yang tak bisa kau beli dan kau tukar dengan apapun. Seberat apapun kecewa yang kau alami, kau akan selalu bisa memaafkannya. Sejauh apapun kau melangkahkan kakimu, kamu tidak akan melupakan jejak pertamamu. Dan bahkan ketika kau harus berpisah ruang dan waktu, kamu akan terus merasakannya," ucap William. Diksi itu terlalu dalam untuk seorang Nancy tetapi, ia bisa memahaminya maksudnya dari perkataan William. Apakah seorang wanita akan luluh jika laki-laki terus merayunya. Mungkin hal itu bisa saja terjadi tetapi, bagi William mendapatkan Nancy termasuk hal terbesar dalam hidupnya. Hal itu membuat Nancy meneteskan kembali air matanya. Selama ini dia telah menyia-nyiakan seseorang yang sangat mencintainya. Nancy mengabaikan William dan malah selalu berusaha menjauhinya hanya karena seseorang yang ada dipikirannya. "Lagi-lagi kau menangis ya Nancy? Padahal aku telah beberapa kali mengatakan padamu, jika hal itu terlihat tidak cocok bagimu," ucap William menempatkan telapak tangan kanannya di pipi merah muda Nancy. Walaupun saat ini hatinya masih belum bisa mencintai William. Namun, untuk malam itu, ia menerima cinta William dan mengijinkannya untuk menjaga hatinya. "Aku tidak tahu apa yang akan aku putuskan ini benar atau salah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan berbuah kebahagiaan atau air mata tetapi, untuk pengakuan mu malam ini sepertinya aku telah meleleh dengan kata-kata itu dan aku harap kau bisa menjaganya," ucap Nancy mulai kembali tersenyum. William tak mengira jika Nancy akan membalas perasaannya, ia begitu bahagia dan mengusap air mata yang keluar dari mata Nancy. Sebenarnya William tidak suka terhadap sesuatu yang dipaksakan. Baginya Nancy masih belum jujur dengan perasaannya. William tahu betul jika Nancy sebenarnya masih memikirkan Adam. Namun, entah kenapa untuk malam itu rasanya ia membuang semua pikiran itu. Yang ia tahu sekarang Nancy telah memberikan hatinya. London eye, bianglala terbesar dan tertinggi di benua Eropa. William selalu mengatakan pada Nancy, jika bianglala ini bahkan terlihat seperti semut jika dibandingkan dengan perasaan cintanya. "Seorang penyair akan kalah dengan kata-kata seorang pria yang berjuang mendapatkan cinta wanita yang mereka sayangi." Klaim kode tukar koin gratis di bawah ini untuk 5 orang tercepat. 8L6L1IHM
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN