8. Mad

269 Kata
Berdiri tegap, menarik napas begitu dalam dan merasakannya dalam tubuh untuk menikmati udara terakhir. Jalanan sekitar jembatan yang sepi membuat Sofia fokus dengan apa yang akan dia lakukan. Toh untuk apa hidup jika terus mengalami rasa sakit? Lebih baik menyusul mama dan bahagia di alam sana. Pikirnya begitu. Seakan dikendalikan oleh Aura negatif, Sofia sampai melupakan banyak hal yang membuatnya terus ceria selama 17 tahun ini. Gadis itu mulai menghitung dari angka tiga. Sepertinya, selepas hitungan ke 3 nanti, dia akan menjatuhkan diri dari jembatan itu. "Satu … Maafin Sofia, Ma. Maafin Sofia karena udah bikin mama meninggal. Maafin Sofia karena nggak berani buat ngejalanin hidup lagi. Maafin Sofia udah bikin mama menderita selama ini. Maafin Sofia karena udah lahir. Maafin Sofia, Ma, Sofia minta maaf." Desiran angin menerpa tubuh gadis itu. Surainya yang sudah terurai indah, menjadi sedikit berantakan. Sofia sesekali menunduk, dia masih bernapas dengan sesak. "Dua … Terima kasih udah jadi mama Sofia, terima kasih udah jagain Sofia. terima kasih atas segala hal yang mama berikan kepada Sofia. " Merentangkan tangan dengan bebas, memperhatikan dirinya yang tercermin di sungai bawah sana. Sofia hanya tersenyum kecut. Orang-orang yang ia percayai, kenapa justru mereka menutupi fakta-fakta yang Sofia seharusnya tahu? "Tiga …" Sofia menutup matanya perlahan dan mulai mencondongkan tubuhnya ke depan. Namun, tiba - tiba saja dia merasakan seseorang memeluknya dari belakang sehingga Sofia tidak bisa menjatuhkan dirinya ke bawah sana. "Lepas!" sergah Sofia mencoba melepaskan dirinya dari orang itu. "Lo gila?! Lo mau mati?!" "James?" Sofia berhasil meloloskan diri dari pelukan James. Dia menatap lurus iris laki - laki itu. "Lo nggak perlu ikut campur!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN