Ini adalah ke seratus kalinya undangan spesial itu disebar. Hari ini akan diketahui siapa saja yang menjadi sosok beruntung yang mendapatkan undangan itu. Siapa sangka, banyak sekali siswa Starry High School yang mengidamkan undangan spesial itu. Ah, mungkin kamu sudah bosan mendengar hal ini. Namun, ini lah kenyataannya. Mungkin jika undangan itu dapat dicampur tangankan oleh orang - orang, maka bisa saja setiap siswa akan berbuat curang. Mereka gila akan hal semacam ini.
Jam istirahat Stary Highschool yang biasanya santai dengan sekadar menikmati makanan di kantin atau ke perpustakaan untuk menjelajah ria buku - buku atau bahkan untuk mencari perhatian kepada banyak orang agar kepopuleran naik, hari ini sepertinya semua itu lenyap seketika. Setiap individu begitu berdebar dan rasa panik, khawatir, over positive thinking, overthinking, menggerogoti raga dan pikiran mereka dengan senang hati.
Sofia. Gadis itu tak juga membuka matanya. Masih tidur dengan lelap beralasan tangannya dan menghadap ke jendela. Bahkan sinar pusat tata surya yang mengenai kulitnya tidak mengganggu gadis itu sedikit pun. Bisa saja Sofia sedang dalam penjelajahan hebat dalam mimpinya. Berpetualang dengan orang - orang yang membuatnya bahagia. Sampai ia enggan untuk membuka matanya.
“Sepertinya, pikirannya kian memberat. “
Ruby mengangguk pelan, tanda dia setuju dengan apa yang barusan Marve utarakan. Tangannya masih menggenggam satu botol kecil youghurt rasa stroberi yang ditusuk oleh sedotan. “Kita belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia juga tadi malam begitu sensitif saat gue bilang tentang rumah dan ayahnya, “ timpal Ruby meletakan s**u kotak rasa taro dan satu roti isi di atas meja Sofia. “Apa perlu kita bangunkan? Sofia juga butuh makan dan nanti akan ada pengumuman undangan spesial itu.”
“Sofia tidak pernah tertarik dengan undangan aneh ini. Lebih baik kita biarkan saja dulu. Mungkin dia memang benar - benar butuh banyak istirahat, “ sanggah Marve.
Suara bantingan pintu kelas terdengar dengan hebat. Membuat seisi siswa di kelas Sains itu mengarah ke pintu. Sosok laki - laki berperawakan kurus dengan tinggi standar dan seragam yang sudah porak - poranda itu, terlihat sedang mencoba untuk membenarkan tempo napasnya terlebih dahulu. Tello. Seorang siswa di kelas itu yang sudah biasa dijuluki sebagai ‘informan kelas’ sungguh membuat penasaran teman - temannya.
“Sette Stone! Undangan Spesial!” teriaknya membuat orang yang mendengar suara Tello itu segera membelalakan mata mereka.
Dalam hitungan tak sampai 5 detik, para siswa berlarian menuju jantung Starry Highschool. Siapa kah yang namanya tertulis pada tujuh batu Starry itu?