34. Pengakuan Alena

1477 Kata

Taburan bintang di antara sang dewi bulan mempercantik langit malam ini. Embusan angin pelan, tapi sedikit terasa dingin ketika mengenai kulit seorang gadis di teras sebuah rumah. Gadis itu selalu menyukai indahnya langit penuh bintang. Sayangnya, langit malam kali ini tidak cukup bisa membuat pikirannya tenang. Riga baru saja pamit pulang beberapa saat lalu dan Alena mengantarnya sampai pagar. Namun, alih-alih langsung masuk ke dalam rumah setelah Riga pergi, Alena malah mondar-mandir di teras rumahnya. Entah kenapa pikirannya jadi tidak tenang. Berbagai pertanyaan serta dugaan-dugaan tak berdasar terus bermunculan di kepalanya. Sial, ini gara-gara kecerobohannya! Seharusnya, ia membawa ponsel itu tadi, tapi bodohnya, ia malah meninggalkannya di sofa. Lihat apa akibat dari ulahnya tad

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN