Awan hitam menggantung di langit, siap menumpahkan kembali semua yang ditampungnya. Setelah gagal mengajak Nada pulang bareng, Riga mengemudikan motornya menuju salah satu pusat perbelanjaan. Tidak. Bukan untuk belanja, melainkan untuk bekerja. Ya, Riga memang bekerja paruh waktu di sebuah kafe bernama Star Cafe. Kafe yang menjual berbagai menu berbahan dasar cokelat itu dikelola oleh Tante Arumi, tantenya. Jika ada yang bertanya apakah Riga tidak malu bekerja di kafe? Laki-laki itu dengan tegas menjawab 'tidak'. Bagi Riga, daripada pergi jalan-jalan tidak jelas atau menghambur-hamburkan uang orang tua, lebih baik ia bekerja di kafe saja. Setidaknya, itu bisa menambah pengalaman kerja dan gajinya juga bisa ditabung atau untuk keperluan lain. “Hai, Bro. Baru pulang, ya?” Seorang laki