Wira mengusap lembut kening Ziah yang basah oleh keringat. Dikecup lembut sisi kepala Ziah yang berbantalkan lengannya. Ziah yang tertidur tidak terbangun. 'Zi, apa di dalam hatimu juga ada cinta untukku? Meski kamu sudah menunjukan rasa cemburu, tapi kamu belum mengatakan kalau kamu mencintaiku. Aku harap, kamu mau mengatakannya suatu saat nanti, Zi.' Wira mendekap tubuh Ziah, dikecup kepala istrinya. Senyum tersungging di bibirnya. Ia merasa sangat bahagia, karena sebentar lagi akan segera menjadi seorang ayah. Itu artinya, ia cukup baik dalam melakukan tugasnya sebagai seorang suami. Untuk membuahi rahim istrinya, hingga tumbuh janin bayi mereka di dalam rahim Ziah. Wira bersyukur, Allah memberi kepercayaan bagi mereka, untuk memiliki keturunan. "Ehmm.... " Ziah tampaknya merasa pen