April mengamati dengan heran bungkusan yang ada di meja ruang tamu. Setaunya, tadi sama sekali tidak ada tamu. April mengambil bungkusan itu dan meletakkannya di pangkuannya.
From: Maya, To April
Begitu tulisan di covernya. April mebuka bingkisan itu. April terkejut melihat isisnya. Sebuah gaun satin cantik bewarna putih. April membentangkan gaun itu. Tampak lebih cantik. Di bagian pinggangnya ada aksen kristal putih seperti belt. Roknya model tutu skirt.
Cantik banget! Pikir April. Tapi kenapa Maya tidak memberikan gaun ini langsung kepadanya?
April teringat sesuatu, namun sedetik kemudian kegelisahan menghampirinya.
Mungkin. Mungkin saja, Maya melihatnya bersama Aksa tadi. Mungkin saja sekarang Maya sedang marah padanya. Siapa yang tidak marah melihat cowoknya berpelukan dengan cewek lain? Apa lagi cewek itu saudaranya.
April harus menemui Maya malam ini. Dia tidak mau, Maya salah sangka
Part 4
Mereka saling menutup hati. Memaksanya diam untuk menutupi sebuah keyataan. Melawan takdir yang seharusnya jadi milik mereka.
It’s All about Love
Perlahan, April membuka pintu kamar Maya. Dilihatnya Maya sedang duduk bersila di atas kasur memebelakangi pintu. Kepalanya menunduk, sedang mengamati sesuatu yang ia pegang. Merasa ada yang membuka pintu kamarnya, Maya menoleh dan buru-buru menyembunyikan benda yang tadi di pegangnya.
“ Eh, April! Sini, masuk!” ajaknya riang. April sama sekali tidak menagkap gelagat buruk dari reaksi Maya yang menyambutnya dengan hangat. “ Ada apa?” tanya Maya setelah April duduk di sampingnya.
“ mmmm, Gue mau minta maaf!” ucapnya.
Maya mengernyitkan dahi, “ untuk?”
“ Lo lihat kan yang tadi pagi! Gue sama Aksa.” Ucapnya, “ Gue minta maaf! Gue sama sekali nggak ada maksud gitu sama elo! gue sama sekali nggak ada niat buat ngerebut Aksa dari lo!”
Maya mangut-mangut, “ Oh! Soal itu! Iya! Maya memang marah sama April!”
Damn! April memaki dirinya sendiri. Barusaja bertemu, dia sudah membuat Maya marah. April hanya diam, tidak tahu harus berkata apa.
“ Tapi Maya marah, bukan karena Maya cemburu. Tapi karena April nggak mau jujur sama Maya!” Lanjut Maya.
April menoleh dan menatap Maya. Dilihatnya gadis itu tengah tersenyum menatap langit-langit, seolah menerawang jauh ke masa lalu.
“ Maya tau. Maya tau April sama Aksa, dulu pacaran. Maya nggak pernah dan nggak akan pernah mempermasalahkan soal itu. Maya tau, kalian masih saling cinta. Maya juga yakin, kalau sampai kapanpun, Maya nggak akan bisa sepenuhnya jadi milik Aksa, karena Maya tau, Aksa juga masih sayang sama April..”
April menatap Maya dalam-dalam. Dia tidak menyangka Maya akan berbicara seperti itu. Tapi, senyum itu tulus. Seperti memaksa April untuk mengakui apa yang selama ini ia sembunyikan dari Maya.
April tersenyum pahit. Meskipun ia mengaku, ia tidak akan pernah bisa kembali pada Aksa. Dia tidak mau menyakiti hati kecil di sampingnya. Sebagai kakak, seharusnya dia yang harus mengalah. Tidak bisa kalau dia berdua, sementara Maya sendiri.
“ Gue yang bikin dia pergi, dan gue nggak berhak minta dia balik!” April berkata. Suaranya tercekat di tenggorokan. April menghela napas, berusaha menutupi suaranya yang mulai bergetar, “ Gue yang bikin dia ninggalin gue.”
“ Kenapa? Emang April ngapain?” tanya Maya polos, memperhatikan April.
April menoleh ke Maya, “ lo mau tau penyebabnya?” tanya April, Maya mengangguk. April tersenyum. “ Gue perokok, tukang tawuran, tukang minum, dan dulu, gue Junkies!”
Ucapan April yang terang-terangan mebuat Maya terenyak tak percaya. Yang dia tahu, April memang merokok meskipun jarang. Dan yang paling membuat Maya syok adalah kata terakhir, Junkies.
Separah itukah kakanya dulu?
“ Awalnya, Aksa masih toleran dengan sifat gue yang lain, karena dia juga begitu.” Terang April, “ Dia ninggalin gue, saat dia tau, gue Junkies! Padahal, waktu dia minta over, gue lagi butuh dia banget! Sehari sebelum dia mutusin gue, gue lihat bokap gue jalan sama cewek, dan gue tau dia bukan kerabat gue. Gue marah besar! Dan gue butuh Aksa!”
April menarik napas dalam-dalam lalu mengehembuskannya kuat-kuat, “ Gue sama sekali nggak nyangka, malem itu, dia bakal ngomong gitu sama gue. Gue gamblang! Begitu dia mutusin gue, gue pulang dengan rasa yang campur aduk! Gue nggak tau mesti ngapain. Sampai akhirnya, gue OD.” April menunduk, “ Dia pergi, itu karena kesalahan gue.”
Kesalahan yang nggak pernah bisa ditolerir.
Aksa manusia normal, dan dia tidak mungkin memilih April yang notabene adalah bad girl. Meskipun April sendiri tidak tahu, apakah Aksa tahu kalau April sudah berhenti jadi Junkies. Tapi, mungkin, meskipun Aksa tahu, April sudah terlanjur mendapat cap buruk! Dan April yakin, mereka tak mungkin kembali. Very imposibble!
Lagi pula, ada sosok lain yang sudah menggantikan tempatnya. Dan gadis itu masih sebuah apel segar, sama sekali tanpa bercak! Tidak seperti dirinya, meskipun dalamnya masih utuh, tanpa noda, namun kulitnya terlalu penuh dengan bercak!
Maya menatap kakaknya dalam-dalam, dan tanpa sadar dia memeluk April. Dia tahu, sekarang, dia tidak bisa meminta Aksa dan April kembali, meskipun dia ingin. Untuk saat ini, dia hanya bisa menenangkan April.
“ Maya?”
“ hmmm?”
“ Kenapa? Kok kayaknya lo ndukung banget gue sama Aksa? Dia kan cowok lo?”
Maya melepaskan pelukannya lalu tersenyum manis, “ Aksa mirip, sama cinta pertama Maya.” Ujarnya, “ Tapi, Maya tau semirip apapun Aksa sama dia, Aksa nggak akan pernah bisa jadi dia! Maya cuma suka sama Aksa. Aksa perhatian sama Maya. Tapi, setiap kali Aksa ngasih perhatian ke Maya, Maya ngerasa, itu nggak bener-bener buat Maya. Kayak ada yang lain!”
Kali ini, giliran April yang menatap Maya. Cinta pertama? Aksa juga cinta pertamanya. Begitu juga Aksa, April adalah cinta pertamanya.
“ Emang? Siapa cinta pertama lo?” tanya April penasaran.
Maya tersenyum menggoda, “ Adaaaa ajaaaa!”
“ Jangan-jangan –“ April menggantung kalimatnya, “ yang ada di foto tadi ya? Hayooo!”
“ Ih! Apaan sih! Bukan!” Maya mengelak.
“ Kalo bukan, sini lihat!”
“ Ih! April apaan sih! Nggak!” tolak Maya malu-malu sambil menyembunyikan semburat merah di wajahnya.
“ aha! Bohong tuh!Ayo, sini! Lihat!”
“ Ah, kak April! Enggak!”
“ Sini!”
“ Enggak!”
“ Sini!”
“ Nggak mauuuuuu!”
“ Woi! Bantuin kek! Teriak-teriak mulu dari tadi!” Sadam muncul di ambang pintu kamar Maya. BaAprila belepotan oli. Wajahnya tampak ngambek. “ mesin jahitnya ngadat semua! Kalian malah cekikikan di sini! Malah ngomongin cowok lagi! Nggak tau apa gue lagi jomblo!” bentaknya kesal.
“ Ya kan elo sekolah di pelayaran, pastinya kan tahu banget soal mesin! Gue doyannya fisika!” ucap April.
Maya mangut-mangut, “ He’em! Lagian, siapa suruh jomblo! Tul nggak Jun?”
“ Betul tuh!”
“ Sengkongkol ya kalian!” tunjuk Sadam kesal.
“ Maya punya kenalan nih! Seksi lo Yan!” ucap Maya.
“ Ah! Yang bener lo Li?” tanya Sadam nggak percaya, “ jomblo nggak?”. April menggangguk. “ Siapa?”
“ Surti! Yang jualan rujak di depan gang! Hehehe!” ucap Maya jahil.
“ Seksi dari hongkong!” cibir Sadam.
“ Seksi tauk! Lihat aja kebayanya, belahannya man!” April menambahkan.
“ Itu mah, bukan jomblo! Janda!” bentak Sadam lagi!
April dan Maya tertawa cekikikan.
“ Give me five!”