6

740 Kata
Sementara itu, di waktu yang sama, di Bali. April sedang menikmati vodkanya di bawah pemandangan langit sore Bali yang memukau. Sunset yang indah membuat hati April sedikit lebih tenang. Paling tidak, dia jadi ingat dengan ibunya, yang dulu sering mengajaknya ke pantai untuk melihat sunset. Namun, masih ada sadikit kegelisahan di hati April. Entahlah. Seperti ada yang terus mengamatinya. Bukan mengintai dari dekat. Dari jauh. Sangat jauh. Namun April tidak memperdulikannya. Saat tegukan terakhir vodka-nya, April baru merasa dia lapar sekali. April memegang perutnya yang protes karena sejak tadi malam hanya diisi minuman. Untungnya, April selalu berpakaian tomboy, sehingga tidak akan ada yang memanggilnya “naughty girl”. Setelah meletakkan tip di bawah botol vodka, April memutuskan kembali ke kamarnya untuk mengganti setelan kemeja pantai dan celana pendeknya dengan jeans dan kaos. Mungkin ia akan mencari makan di luar saja, karena makanan di hotel ini tidak sesuai dengan lidahnya yang rewel. April mengenakan kacamata hitamnya lalu keluar kamar dan mengunci pintunya dengan cermat. Dengan gayanya yang boyish dan tenang itu, tak jarang cewek-cewek yang dilalui-nya terpaku – tidak tau kalau yang mereka lihat adalah cewek. Pokoknya, April itu nggak jauh beda sama Amber-nya f(X). Dengan cool, April menghampiri sebuah ferrari california terbaru yang berada di parkiran. Dan dengan segala kecanggihannya – saat April menekan tombol di kunci mobil – atap mobil merah itu terbuka, menampakkan kesan yang semakin keren dan elegan. Untuk kasus kali ini, bukan cewek-cewek yang terpaku, tapi cowok-cowok yang mobilnya, yahhhh.... low end lah! Bukan sombong nih! Soalnya, cowok-cowok itu ngeliat ferrari April kayak gimanaaaa gitu. Sampe ada yang melongo! Untuk saat ini, sepertinya April tidak bisa menyalurkan hobi ngebut-nya. Dia paling malas cari masalah di kota orang. Kalo di ibukota sih, setiap hari memang cari masalah. April melajukan mobilnya dengan kecepatan cenderung pelan. Siapa tau, dia menemukan kios barang-barang lucu yang bewarna putih. Meskipun hobinya tawuran dan tomboy, April masih tetap suka ngumpulin aksesoris lucu. Terutama yang bewarna putih. Saat April sedang berkendara sambil melihat-lihat, April melihat sesuatu yang kurang menyenangkan. Di seberang jalan, ia melihat seseorang mirip papa-nya tengah berjalan dengan seorang wanita. Lagaknya seperti suami istri. Awalnya, April mengira ia salah orang. Namun saat perlahan mobil semakin mendekati objek, April tersentak. Memang benar papa-nya! April sama sekali tidak mengenal wanita yang menggandeng tangan papa-nya dengan mesra itu. Tubuhnya tinggi dan langsing ( April juga begitu sih), tapi wajahnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia adalah wanita terhormat. Saat itu juga, April langsung menghentikan mobilnya tepat saat mobil merah itu berada di samping trotoar tempat papa-nya dan wanita unnamed itu berjalan. Begitu mematikan mesin mobil, April melompati pintu mobilnya sendiri dan langsung menghadang papanya. Papa April juga kaget saat melihat putri semata wayangnya berdiri di hadapannya dengan pandangan penuh kekecewaan. Dia sama sekali tidak menyangka, April juga ada di Bali. “ Siapa dia, Pa?” tanya April tanpa basa-basi. Sementara papa-nya semakin gelagapan, “ April, kamu kok ada di Bali juga?” tanya papa-nya mengalihkan pembicaraan. Dan April paling tidak suka kalau pertanyaannya di alihkan. Pandangan April langsung tertuju pada wanita di sebelah papa-nya. Kali ini wanita itu tidak lagi menggandeng tangan papa-nya. Pakaiannya sopan. Tapi wajahnya, ibu tiri banget! “ Lo siapa?” tanya April langsung kepada wanita itu. Namun karena April bertanya dengan nada menginterogasi, yang tadinya nggak gelagapan, sekarang jadi gelagapan. Karena merasa keadaan tidak akan semakin baik jika saling diam. Sementara April sudah mulai bersendekap, mAksaakan tidak lama lagi, ia akan melakukan hal di luar batas. “ Mmmm... dia... calon mama baru kamu...” jelas papa-nya terbata. Seperti dihantam batu, kepala April langsung terasa pening. Ditatapnya tajam dua orang di hadapannya. Tidak menyangka papa-nya akan secepat itu melupakan ibunya. Cih! April meludah tepat mengenai high hells wanita itu, “ Nggak level.” Ujarnya pelan dan masih tenang. Lalu April melangkah menuju mobilnya. Wanita yang merasa terlecehkan itu hendak mengejar April, namun keburu April memacu mobilnya dan pergi meninggalkan papa-nya bersama wanita itu. “Kurang ajar banget dia Mas! Kamu didik gimana sih dia?” omel wanita itu. Papa April tidak menjawab, karena ia tau ia yang salah. April masih terpukul dengan kepergian ibunya, tidak seharusnya papa April mengatakan hal itu secepat ini. Dia bisa saja berbohong tadi. Sementara April seperti orang kalap. Dia tidak suka marah-marah di tempat umum. Sehingga yang tadinya akan mencari makan, sekarang malah mencari diskotik. Dia tidak membawa obat-obatannya. Terlalu berbahaya. Dan saat menemukan diskotik yang menurutnya tepat, April buru-buru turun. Dia butuh minuman sekarang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN