Bab 10

1244 Kata
Novan merebahkan dirinya di kasur. Dia baru sampai rumah begitu hari sudah menjelang magrib. Ah, melelahkan sekali. Kenapa ya dia harus menerima tawaran Valdi? Padahal dirinya sendiri tidak suka menjadi bagian dari kepanitiaan seperti ini. Novan mencium bajunya. “Mandi dulu deh,” gumamnya. Ia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Tidak lama, hanya mandi bebek. Selesai mandi, dia mengecek smartphone yang sedari tadi ribut dengan bunyi notifikasi. Oh, ada chat Line dari grup Dana Usaha. Mereka masih mau bahas lagi setelah rapat tadi? Kenapa tidak di selesaikan saja tadi? Kirana Guys, kan ini si Novan gak ada WA ya. Jadi nanti kalo ada kabar apa- apa di grup WA tolong infokan ke sini ya, biar si Novan ga ketinggalan berita. Ok? Karyo Oke Kir. Taal Oke kak. Kirana Kalian mau kita rapat lagi ga di sini malam ini? Biar cepet geraknya kita ni ngumpulin dananya. Mau gak rapat sebentar aja nanti, kapan kalian bisanya? Dewii Saya bisa aj sih kak Karyo Boleh juga. “Ck, ini anak. Baru juga tadi rapat, udah ajak rapat lagi!” Gerutu Novan. Sebenarnya dia malas, dia ingin tidur cepat malam ini. Tapi dia juga tidak bisa mangkir dari rapat, yang udah jadi kewajibannya. Novan Andriansyah Ngikut aja. Kirana @Taal @Gisela @Fiona Claw kalian gimana? Rapat gak di mulai kalo gak lengkap, biar semuanya tau dan turut andil. Kalo gabisa bilang aja ya, jangan di read aja notifnya. Aku tungguin, kalo gak lengkap kita mulainya besok aja di sekolah, waktu istirahat atau pulang sekolah gitu. Kalo ketiduran nanti bilang deh di sini kamu ketiduran gituu. Jadi ada alasannya, gak ngilang. Aku tungguin. Karyo Mohon kerjasamanya guys @Taal @Gisela @Fiona Claw “Ck, bakal lama nih kayaknya.” Novan menaruh smartphone di meja belajar. “Yaudahlah. Sambil nunggu.” Dia membuka buku pelajaran dan mulai belajar. Karena dia masuk di pertengahan semester, ada banyak pelajaran yang sudah tertinggal. Ia ingin mengejar ketertinggalan itu. Ia mengambil headset dan menyalakan musik. Oke, ini teman sempurna untuk belajar. Menit demi menit berlalu. Novan terbuai dengan materi- materi yang ada di buku pelajarannya, sambil sesekali melirik smartphone. Mungkin ada notif yang masuk dari grup. Sejam sudah berlalu. Novan merenggangkan badannya. Dia mematikan lagu dan kembali membuka grup chat. Kirana Gak ada info apa apa nih kalian? @Taal @Gisela @Fiona Claw Yaudah. Guys besok kita ngumpul bentar ya di kantin, waktu jam istirahat aja. Bahas sikitlah @Fiona Claw @Dewii @Karyo @Gisela @Novan Andriansyah @Taal Karyo Oke Kir. Dewi Siap kak. Novan Andriansyah Ok. “Yah syukur gak jadi rapat,” gumam Novan. “Hem, udah jam segini.” Novan menutup buku pelajarannya dan menyiapkan buku pelajaran untuk besok. “Satu game kali bolehlah ya.” Novan rebahan di kasur. Baru saja dia login ke dalam game, masuk notifikasi chat Line dari .. Gisel. “Ck, apa sih ini.” Novan menghiraukan notifikasi itu. Dia kembali asyik bermain game. Tapi ternyata Gisel seperti tidak mengizinkannya untuk tenang sebentar saja. Gisel terus chat Novan hingga membuyarkan konsentrasinya dan tak butuh waktu lama, dia kalah. “Ck, s****n! Gara- gara anak ini nih!” Novan menggerutu kesal. Ia membuka chat dari Gisel. Gisela Hai Ini Novan kan? Ini Gisel, ingat ga? Satu devisi sama kamu? Halo? Udah tidur ya? Halo? Ada orangkah? Van van haloo vaan Tidur ya? Hei? Halo? Hem, yaudah deh. Good night Van. “Nggak penting banget!” Novan menggerutu kesal. “Ganggu orang lain aja.” Blokir pengguna di Line Blokir Batalkan “Ganggu aja sih.” Gisela telah di blokir. Novan menaruh smartphone di meja sebelah kasur. “Udahlah tidur aja.” **** Seperti biasa, Novan sampai di sekolah sebelum bel berbunyi. Kelas juga masih sepi, hanya ada 3 tas di kursi. Entah kemana pemilik tas itu. Mungkin pergi ke kantin, atau kemanalah. “Woi! Pagi bener kamu datangnya bro!” Andi merangkul Novan. Novan berusaha melepaskan rangkulan itu. “Kamu kan juga pagi datangnya.” Novan menarik kursinya dan duduk di sana. Andi menguap lebar. “Males sebenarnya datang pagi gini. Kalo nggak di paksa tadi pergi bareng abangku juga males. Mending tidur dululah daripada datang pagi,” ujar Andi. “Tidur kan bisa di kelas juga Ndi. Daripada telat.” “Gak bisa aku tidur di kelas. Susah. Gak enak. Enakan juga kan di kasur, empuk. Enak. Nyaman.” “Ya memang gak salah sih.” “Lagipula di sekolah itu kan waktunya kita belajar, bukan tidur!” Novan mangut- mangut. “Iya sih.” Andi kembali menguap lebar. Ia bangkit dari tempat duduknya. “Aku mau kantin, ikut nggak?” Tanya Andi. Novan mengeleng. “Mau nitip?” “Gak usah, udah sarapan.” Andi mangut- mangut. “Oke. Kantin dululah aku ya.” Andi melenggang pergi ke kantin. Tinggal Novan seorang diri di kelas. Novan mengeluarkan smartphone. “Eh, anime itu udah keluar episode barunya ya?” Gumam Novan. Ia pun terbuai dalam tontonannya. Bel tanda masuk sudah berbunyi, bertepatan dengan habisnya anime yang di tonton. Semua anak masuk ke dalam kelas, termasuk Andi. “Kamu di kelas terus daritadi?” Tanyanya pada Novan. Novan mengangguk. “Selamat pagi anak- anak.” Seorang guru dengan rambut klimis dan memakai kacamata masuk ke kelas. Semua anak mulai duduk di tempatnya masing- masing. “Ya, keluarkan buku Sejarah kalian. Buka halaman 58!” Novan melirik Andi yang duduk di depannya. Bukunya ia tegakkan, dengan Andi yang merunduk dalam. Novan geleng- geleng kepala. “Katanya sekolah tempat belajar bukan tempat tidur. Tapi baru jam pertama udah molor.” **** Akhirnya jam istirahat tiba. Novan merapikan bukunya dan memasukkannya ke dalam laci. Ia mengecek smartphone. Ada notifikasi Line dari grup. Kirana Guys ngumpul di kantin sekarang ya Karyo Oke Kir. Bareng ya. Dewii Siap kak. Taal Oke kak. Maaf semalam aku ketiduran. Novan Andriansyah Ok. “Van, kamu ke kantin nggak?” Tanya Andi. “Iya, sekalian mau rapat sama anak Danus,” jawab Novan. “Yah? Sendiri aku nanti di kantin? Kalian rapat masa aku nimbrung,” gerutu Andi. “Halah, ajak yang lain ajalah dulu. Aku duluan ya.” Novan meninggalkan Andi di depan pintu kelas. Ia menghela napas. Syukurlah dia tidak kesasar. Ia langsung memesan makanan dan mencari keberadaan Karyo, atau siapalah anggota lainnya. Dia melihat Kirana dan Karyo duduk berdua di meja paling pojok. Novan menyusul ke sana. “Hei Van! Sini!” Karyo menyapanya. Ia duduk di samping Karyo. “Kalian gak makan? Mana yang lain?” Tanya Novan. “Makan, lagi titip pesenan sama si Dewi. Talia lagi ke perpustakaan bentar katanya, mau balikin buku,” jawab Kirana. “Terus itu yang lain mana? Si Gisel? Si Fiona?” Tanya Karyo. Kirana mengendikkan bahu. “Hai guys!” Sapa Fiona ramah. Ia langsung duduk di sebelah Kirana. Ia menaruh kotak bekal di meja. “Kir, sori ya semalam aku habis paket, nggak bisa balas chat grup deh jadinya. Ini aku baru isi sama si Rudi. Terus nih, buat kita makan bareng nanti.” Fiona membuka kotak bekalnya. Ada beberapa potong sandwich dan biskuit di sana. “Wih, enak nih. Thanks ya Fi!” Karyo langsung mengambil sepotong sandwich. Fiona mengangguk. “Nih. Kalo kalian mau ambil aja ya. Jangan malu- malu!” “Thank you Fi.” Kirana mengambil sepotong sandwich. “Wih, kayaknya enak nih!” Gisel datang menghampiri. Ia langsung duduk di samping Fiona. “Ih Novan! Kamu aku chat semalam kok nggak kamu balas sih? Kok cuma di read doang?” gerutu Gisel. Kirana menoleh. “Kamu semalam chat Novan?” ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN