BAB 14

2702 Kata
HENRY POV Rasanya aku sangat menikmati perselingkuhanku dengan Sisca sampai suatu hari Windy mengetahui perselingkuhanku hingga ia mengancam Sisca dan sejak saat itu hubunganku dengan Sisca berakhir begitu saja. Saat itu aku terlibat pertengkaran hebat dengan Windy dan akhirnya hubungan kami semakin merenggang. Suatu hari di kampus kedatangan dosen baru. Dosen itu bernama Maria dan ia ternyata seorang janda. Saat itu aku teringat kata orang pintar yang pernah memberitahuku bahwa suatu hari aku akan berpisah dengan Windy dan menikah dengan seorang janda. Entah kenapa aku merasa Maria adalah jodohku dan saat itu aku berusaha mendekatinya tetapi ia bersikap acuh padaku. Sampai suatu ketika kami ada acara ke luar kota bersama dengan mahasiswa dan saat itu aku berusaha mendekati Maria sampai akhirnya ia takluk di tanganku. Saat itu ia tau jika aku masih berstatus suami orang dan aku bercerita padanya jika aku ingin bercerai dengan Windy. Akhirnya kami berhubungan secara diam - diam tanpa diketahui oleh siapapun. " Aku harap kau tidak keberatan jika kita berhubungan secara diam - diam sampai aku resmi berpisah dengan Windy." kataku sambil menatapnya. " Aku harap kau menepati janjimu untuk menceraikan Windy." kata Maria sambil menatap ke arah lain. Saat itu aku merasa Maria adalah jodoh terakhirku dan kali ini aku tidak ingin mengalami kegagalan dalam percintaan. Tiba - tiba aku sangat terkejut melihat Windy yang datang ke arah kami dan ia berusaha menjambak rambut Maria dan aku berusaha untuk menghalangi Windy hingga tangan Windy terlepas dari rambut Maria dan aku menyuruh Maria untuk segera pergi meninggalkan kami. Lalu Windy menarikku masuk ke dalam mobil dan saat itu kami bertengkar hebat dan saat itu aku memutuskan untuk berpisah dengannya. Mendengar hal itu, Windy merasa tidak terima dengan keputusanku sehingga ia mengancamku tidak akan membagi harta jika kami resmi bercerai dan aku tidak mempermasalahkan hal itu karena aku sudah siap untuk memulai hidup dari nol bersama Maria. Tidak beberapa lama kami tiba di rumah dan saat itu aku langsung mengemasi barang - barangku dan pergi dari rumah. Saat itu Windy berteriak dan aku tidak memperdulikannya. Lalu aku pergi ke rumah Lisa dan sesampainya tiba disana, aku bercerita kepada Lisa bahwa aku pergi dari rumah dan memutuskan untuk bercerai. " Henry, kenapa kau membawa koper?" tanya Lisa sambil menatapku dengan keheranan. " Aku pergi dari rumah dan memutuskan untuk bercerai dengan Windy karena kami sudah tidak cocok." kataku sambil berusaha menenangkan pikiran. " Coba kau pikirkan lagi keputusanmu. Aku tidak ingin kau mengambil keputusan secara gegabah. Aku yakin ayah pasti akan marah jika mengetahui kau akan bercerai lagi." kata Lisa sambil menasehatiku. " Aku tidak perduli dengan pemikiran ayah. Lagipula aku yang menjalani hidup ini dan tidak ada seorang pun yang bisa ikut campur sekalipun ayah!" kataku dengan nada tegas. Saat itu Lisa hanya terdiam mendengar perkataanku dan ia tidak bisa berbuat apapun untuk merubah keputusanku. Tidak beberapa lama Lisa menyuruhku untuk beristirahat di kamar dan rasanya saat itu aku ingin menenangkan diri. Tiba - tiba Maria menelfonku dan ia menanyakan keadaanku. Lalu aku bercerita padanya jika aku sudah keluar dari rumah dan sekarang aku menginap di rumah Lisa. Kemudian ia ingin mengajakku bertemu nanti malam dan akhirnya kami sepakat untuk bertemu di kafe. Tepat jam tujuh malam kami bertemu dan saat itu aku menceritakan peristiwa saat aku bertengkar dengan Windy dan Maria mendengarkan ceritaku dengan seksama. Saat itu Maria ingin mengajakku bertemu dengan keluarganya dan aku siap untuk menemui kedua orang tuanya. Apapun akan ku lakukan agar aku bisa bersama dengan Maria dan akhirnya aku mengantar Maria ke rumahnya dan saat itu aku bertemu dengan kedua orang tuanya. Awalnya mereka menerima kedatanganku dengan baik sampai akhirnya mereka berubah sikap ketika mengetahui aku pernah menikah lebih dari sekali dan sepertinya mereka tidak merestui hubunganku dengan Maria. Akhirnya aku buru - buru berpamitan kepada kedua orang tua Maria dan rasanya saat itu aku tidak bisa menerima sikap ayah Maria yang seperti mengintimidasiku. Sampai kapanpun aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan Maria dan tidak ada seorang pun yang bisa menghalangiku untuk bersama dengan Maria meskipun orang tua Maria sendiri. **** Beberapa bulan kemudian, aku resmi bercerai dengan Windy sehingga hubunganku dengan Maria tidak lagi sembunyi - sembunyi melainkan kami sudah mulai terbuka dengan semua orang. Ada satu orang yang sangat tidak suka hubunganku dengan Maria yaitu Ocha. Ia merupakan teman kuliah Maria dan saat ia tau Maria berhubungan denganku, Ocha mulai memusuhi Maria dan memprovokator mahasiswa untuk mengeluarkan aku dan Maria dari kampus tapi aku bersyukur karena mahasiswa tidak ada yang mau mengikuti perintahnya sehingga kami terselamatkan. Meskipun aku dan Maria merupakan dosen baru tetapi semua mahasiswa suka dengan cara mengajar kami dan kami tidak pernah mempersulit mahasiswa untuk mendapatkan nilai bagus. Banyak orang tua mahasiswa yang memberi tanda terima kasih kepada kami karena sudah mengajar anak mereka dengan baik. Banyak orang yang tidak setuju dengan hubungan kami dan mereka sangat menyayangkan Maria yang mendapatkanku sebagai pasangan karena mereka tau aku bukanlah pria yang baik untuk Maria. Aku yakin Helen yang bercerita tentang masa laluku kepada mereka semua sehingga orang tau tentang masa laluku yang tidak terlalu baik. " Aku sangat heran karena semua orang membicarakan kita." kata Maria sambil menghabiskan makanannya. " Sejujurnya aku tidak perduli jika mereka membicarakan kita karena mereka tidak tau apa - apa tentang kita." kataku sambil menyesap kopiku. Setelah kami selesai menghabiskan makanan, aku mengantar Maria pulang ke rumahnya dan saat tiba di rumah, aku melihat ayah Maria berada di teras rumah dan ia melihatku dengan tatapan yang sangat tajam dan aku berusah ramah padanya meskipun ayahnya hanya diam saja dan lebih memilih masuk ke dalam rumah. Aku tidak akan membiarkan seorang pun mengganggu hubunganku dengan Maria karena Maria adalah jodohku dan aku harus mempertahankannya. Aku tidak mau mengalami kegagalan seperti dulu dan aku akan membuat Maria percaya jika aku adalah pria yang terbaik untuknya. *** BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN Akhirnya aku resmi menikah dengan Maria meskipun aku tau ayah Maria kurang setuju tetapi aku tidak perduli karena sekarang Maria sudah menjadi istriku. Dan sekarang Elsa muncul dalam hidupku semenjak Emma meninggal dan ia memilih bersamaku. Sejujurnya aku mulai memperhatikan Elsa dan lama kelamaan ia sangat mirip denganku dari fisik dan sifatnya yang keras kepala muncul. Entah kenapa aku merasa Elsa sangat defensif padaku. Lain halnya ketika ia berbincang dengan Maria terlihat sangat akrab dan aku sangat heran apa yang di perbuat Maria sehingga Elsa sangat dekat dengannya. Setiap kali Elsa datang ke rumah, ia pasti mencari Maria dan mereka menghabiskan waktu di kamar sambil berbincang banyak hal. Suatu hari aku tiba - tiba terpikir untuk mencari informasi tentang anakku bersama Sarah. Akhirnya aku mencari informasi tentang Nicole dan aku menemukan sosial medianya. Lalu aku melihat profilnya di sosial media dan aku sangat terkejut melihat foto - fotonya saat berada di Jepang dan ternyata ia baru saja lulus dari universitas ternama di Jepang. Sebagai seorang ayah, aku sangat bangga melihat Nicole menjadi anak yang sukses dan sekarang ia sudah bekerja di sebuah perusahaan internasional yang bergerak di bidang teknologi. Lalu aku mulai mengiriminya pesan dan aku berharap ia akan membalas pesanku. Tidak beberapa lama Nicole membalas pesanku dan ia sangat senang aku mencarinya. Lalu aku meminta nomor kontak Nicole dan ia memberiku nomor kontaknya. Kemudian aku menghubunginya dan saat itu aku sangat senang bisa menghubunginya. Rasanya aku ingin mengajaknya untuk bertemu karena sudah puluhan tahun aku tidak bertemu dengannya dan akhirnya ia mau bertemu denganku. *** Keesokan harinya aku bertemu dengan Nicole di sebuah kafe dekat dengan kantornya dan saat itu aku sangat senang bertemu dengannya. Ia tumbuh menjadi sosok wanita yang sangat dewasa dan ia sangat mirip denganku. Lalu aku bertanya tentang hidupnya dan pekerjaannya dan sepertinya ia sangat menikmati pekerjaannya sekarang. Tidak beberapa lama ia berpamitan padaku karena ia harus kembali bekerja dan aku bersyukur melihat anakku menjadi orang yang sukses dan aku berharap Elsa bisa seperti Nicole. Lalu aku memutuskan untuk pulang ke rumah dan saat itu Maria baru saja sampai rumah dan ia bertanya padaku tentang Nicole. " Bagaimana pertemuanmu dengan Nicole?" tanya Maria penasaran. " Sangat baik dan sepertinya ia sangat menikmati pekerjaannya yang sekarang." kataku sambil meneguk segelas air " Syukurlah kalau begitu. Aku ikut senang mendengarnya." kata Maria sambil menatap ponselnya. Saat itu aku duduk di sampingnya dan sepertinya ia menyembunyikan sesuatu dariku. Entah kenapa aku mudah curiga padanya padahal aku tau Maria bukanlah tipe wanita yang suka berselingkuh. Maria merasa aku curiga padanya sehingga ia lebih memilih masuk ke dalam kamar dan rasanya aku semakin curiga padanya hingga akhirnya aku bertanya padanya apa yang ia sembunyikan padaku tetapi ia tidak mau bercerita padaku sehingga aku memutuskan untuk tidur di sampingnya dan lebih bersikap acuh padanya. *** Suatu hari Maria mengajak Elsa untuk menginap di rumah dan saat itu aku memberitahu Elsa untuk mencoba menghubungi Nicole karena aku ingin Nicole dan Elsa bisa menjadi saudara yang saling menjaga satu sama lain tetapi sepertinya Elsa tidak tertarik untuk menghubungi Nicole sehingga hal itu membuatku sangat kecewa dan marah padanya sehingga aku lebih memilih untuk mengacuhkan Elsa. Saat itu aku mendengar percakapan Elsa dengan Maria di dalam kamar dan sepertinya Elsa kecewa padaku karena aku mengacuhkannya dan Maria berusaha membujuk Elsa untuk tidak terlalu memperdulikan sikapku padanya. Rasanya saat itu aku merasa bersalah terhadap Elsa sehingga aku berusaha memperbaiki sikapku padanya saat makan malam dan saat itu Elsa tidak terlihat sedih. Setelah makan malam, aku melihat Maria yang masuk ke dalam kamar dan ia mengunci pintu. Saat itu aku mulai curiga dengannya tetapi aku berusaha menahan emosi dan aku mencoba menguping dari balik pintu dan ternyata ia menghubungi seseorang dan sepertinya besok mereka berjanji untuk bertemu. Akhirnya aku besok berencana akan mencari tau siapa orang yang akan di temui oleh Maria karena aku sangat penasaran dengan apa yang di sembunyikan olehnya. *** Hari ini aku dan Maria membawa mobil masing - masing dan aku semakin yakin hari ini ia akan menemui seseorang. Tidak beberapa lama kami tiba di kampus dan hari ini Maria ada jadwal mengajar sampai siang. Aku sengaja seharian ini mengawasinya hingga jam satu ia keluar dari kampus dan aku mengikutinya dari belakang. Saat itu aku sengaja berada agak jauh dari mobilnya agar ia tidak curiga padaku dan saat itu Maria pergi ke sebuah kafe yang sangat mewah dan saat itu aku segera mencari tempat untuk memakirkan mobil. Lalu aku keluar dari mobil dan melihat Maria bertemu dengan seorang pria yang seumuran dengannya. Tiba - tiba aku teringat jika pria itu adalah mantan suaminya dan rasanya aku sangat kesal mengetahui Maria bertemu dengan pria lain. Saat itu aku melihat mereka dari kejauhan dan aku melihat pria itu berusaha mengajak Maria untuk kembali bersamanya dan Maria seperti bimbang memutuskan hingga aku tidak kuat menahan emosi sehingga aku datang menghampiri mereka. " Apa - apaan ini?! berani - beraninya kau bertemu dengan pria lain!" kataku sambil memaki Maria di depan banyak orang. " Ini tidak seperti yang kau lihat!" kata Maria sambil membela diri. Lalu pria itu terlihat bingung melihatku dan saat itu aku memberitahu pria itu jika aku suami Maria dan saat itu ia terlihat sangat terkejut dan mulai pergi meninggalkan kami. Maria terlihat menangis dan ia pergi mengejar pria itu tetapi aku berusaha menarik tangannya sehingga ia tidak bisa pergi dariku. Kemudian aku mengajaknya pulang ke rumah tetapi ia menolakku dan lebih memilih mengejar pria itu. Rasanya saat itu aku sangat sakit hati dan aku tidak membiarkannya mengejar pria itu. Semua orang melihat ke arah kami dan aku tidak perduli dengan pandangan orang lain. Saat itu Maria berusaha melepaskan tangannya dari genggamanku tetapi aku semakin mempererat cengkeramanku di tangannya dan memaksanya masuk ke dalam mobil dan saat itu ia berusaha menggigit tanganku sehingga aku melepaskan tangannya dan ia langsung kabur dengan menaiki mobilnya. Aku langsung mengejarnya dan tiba - tiba mobil Maria menabrak pagar pembatas jalan dan saat itu aku langsung memberhentikan mobilku di pinggir jalan dan aku berlari ke arah mobil dan melihat Maria tidak sadarkan diri dan aku berusaha mengeluarkan Maria dari dalam mobil. Lalu aku membawanya ke rumah sakit agar segera mendapat penanganan. Tidak beberapa lama kami sampai di rumah sakit dan aku langsung mengangkat tubuh Maria yang terluka dan Maria langsung dibawa ke ruang operasi. Saat itu aku sangat cemas memikirkan kondisi Maria dan aku langsung menghubungi adik Maria untuk segera datang ke rumah sakit. Setengah jam kemudian, keluarga Maria datang dan mereka terlihat sangat mengkhawatirkan Maria. " Apa yang sebenarnya terjadi? kenapa Maria sampai mengalami kecelakaan?" tanya ibu mertuaku sambil menangis memikirkan kondisi Maria " Maria tidak sengaja menabrak pagar pembatas saat kami hendak pulang ke rumah dan saat itu mobilnya rusak parah dan saya berusaha mengeluarkan Maria dari dalam mobil dan membawanya ke rumah sakit." kataku berusaha jujur meskipun aku tidak secara gamblang menjelaskan masalah yang sebenarnya karena aku tidak ingin keluarga Maria menyalahkanku atas kecelakaan yang menimpa Maria. Kami menunggu Maria di depan ruang operasi selama berjam - jam sampai akhirnya dokter keluar dari ruang operasi dan memberitahu kondisi Maria yang berhasil di selamatkan. Rasanya saat itu kami sangat bersyukur karena Maria berhasil di selamatkan dan aku merasa setelah ini harus lebih protektif dalam menjaga Maria dan aku tidak akan membiarkan Maria kembali bersama mantan suaminya karena aku tidak sanggup kehilangan Maria. Tidak beberapa lama dokter mempersilakan kami untuk menjenguk Maria dan aku mempersilakan orang tuanya untuk masuk duluan. Saat itu aku berusaha memeriksa isi tas Maria dan aku melihat ada ponselnya dan aku berusaha menyalakan ponselnya dan ternyata ponselnya terkunci karena membuka ponselnya harus menggunakan password dan sayangnya aku tidak bisa memeriksa isi ponselnya sehingga aku mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam tasnya. **** Setelah keluarga Maria melihat kondisinya, mereka berpamitan padaku dan setelah mereka pergi, aku masuk ke dalam kamar dan melihat Maria yang tidak mau menoleh ke arahku. Saat itu aku meminta maaf padanya karena telah membuatnya mengalami kecelakaan dan aku sangat terkejut melihat Maria yang berteriak mengusirku dari kamarnya dan saat itu aku hanya bisa pasrah sambil keluar dari kamar. Mungkin ini karma yang harus aku terima karena di masa lalu aku banyak melakukan kesalahan dan saat ini aku harus membayar semua kesalahanku di masa lalu. Kemudian aku duduk di depan kamar dan saat itu aku tidak sengaja bertemu dengan Nancy. Ia sangat terkejut bertemu denganku dan akhirnya ia mengajakku pergi ke taman sambil berbincang panjang lebar. Ternyata Nancy sudah bercerai dengan suaminya yang dulu dan sekarang ia menikah dengan Calvin dan mereka memiliki satu anak perempuan. Tetapi rumah tangga mereka sekarang di ambang kehancuran karena Calvin ketahuan berselingkuh dengan wanita lain. Saat itu aku bisa melihat Nancy sangat sedih memikirkan rumah tangganya yang hancur karena wanita lain dan aku merasakan jika kami senasib. " Sudahlah, berhentilah menangis. Aku tidak suka melihat kau menangis." kataku sambil berusaha menenangkannya. " Maaf jika aku menceritakan masalah rumah tanggaku padamu. Aku tidak tau harus bercerita dengan siapa tentang masalah rumah tanggaku." kata Nancy sambil menghapus air matanya. Sebelum Nancy pergi, kami sempat bertukar nomor kontak dan setelah itu ia pergi karena ada jadwal jaga. Entah kenapa sangat kebetulan aku bertemu lagi dengan Nancy setelah sekian lama kami tidak berkomunikasi dan ini mungkin merupakan pertanda jika aku dan Nancy akan menjalin hubungan seperti dulu. *** Keesokan harinya, aku terbangun ketika Nancy membangunkanku dan aku menyadari jika daritadi malam aku tertidur di bangku rumah sakit. Saat itu Nancy menyuruhku untuk segera pulang dan membersihkan diri agar aku lebih segar. Aku tidak menyangka jika Nancy akan membelikanku sarapan dan ia ternyata masih sama seperti dulu. Akhirnya kami sarapan bersama di kantin rumah sakit dan aku teringat ketika dulu aku dan Nancy masih berhubungan sebagai sepasang kekasih. Kami sangat mesra dan Nancy sangat memperhatikanku. Tiba - tiba aku teringat dengan Maria dan rasanya aku tidak mungkin melakukan hal yang sama seperti yang Maria lakukan dengan bertemu dengan mantan suaminya. Setelah selesai sarapan, aku berpamitan kepada Nancy karena aku ingin menjenguk Maria di dalam kamar dan saat aku masuk ke dalam kamar, Maria terdiam tanpa menoleh ke arahku. Ia sibuk menonton televisi tanpa memperdulikanku yang ada di sampingnya. Aku sangat terkejut ketika melihat Elsa keluar dari toilet dan ia sudah datang daritadi. Kemudian Maria mulai mengajak Elsa berbincang dan saat itu aku merasa di acuhkan oleh mereka sehingga aku memilih untuk pulang ke rumah untuk beristirahat. Beruntung hari ini tidka ada jadwal mengajar di kampus sehingga aku bisa memanfaatkan waktu untuk istirahat secukup mungkin di rumah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN