BAB 13

2635 Kata
ELSA POV Rasanya aku sangat sedih kehilangan ibu yang sangat aku sayangi. Setelah nenekku meninggal, sekarang mama yang pergi meninggalkanku untuk selamanya. Rasanya aku tidak memiliki firasat jika mama akan pergi meninggalkanku dan aku hanya bisa mendoakan mama agar mama tenang di alam sana. Semenjak mama pergi, aku tinggal serumah dengan keluarga tante Arini karena rumah mereka sedang di renovasi sehingga mereka pindah ke rumahku. Saat itu hubunganku dengan keluarga tante berjalan baik hingga suatu hari aku terlibat konflik dengan salah satu anak tante Arini sehingga membuat hubunganku dengan keluarga tante Arini merenggang dan semenjak saat itu keluarga mereka mengacuhkanku dan menganggapku tidak ada di hidup mereka. Lama kelamaan hidupku semakin tersiksa apalagi setelah aku tau mereka memiliki rencana ingin melenyapkanku karena ingin merebut rumah peninggalan mamaku dan saat itu aku merasa sangat ketakutan sehingga aku memilih untuk kabur dari rumah dan waktu itu aku memutuskan untuk pergi ke rumah ayah kandungku. " Elsa, kenapa kau membawa tas yang begitu banyak?" tanya papa padaku. Lalu aku menceritakan peristiwa yang aku alami dan aku sangat terkejut mendengar respon papa yang sangat menyakitkan hatiku. Papa terlihat tidak perduli ketika aku di sakiti oleh keluarga tante Arini dan tidak beberapa lama istri papa yang biasa aku panggil bunda pulang ke rumah dan ia sangat terkejut melihat kedatanganku ke rumah. Saat itu papa bercerita tentang yang aku alami kepada istrinya dan waktu istrinya mengerti apa yang ku alami sehingga aku dibolehkan untuk menginap selama beberapa hari sampai aku menemukan tempat tinggal yang lain karena bunda menyuruhku untuk tinggal di tempat lain karena papa tidak suka jika aku tinggal bersamanya. " Elsa, sebaiknya kau tinggal di kos saja karena papamu tidak mau jika kau tinggal terlalu lama di rumahnya." kata bunda sambil memberitahuku. Sejujurnya saat itu aku sangat kecewa pada papa karena ia menganggapku seperti orang asing tapi aku berusaha untuk tabah menerima kenyaataan ini meskipun pahit. Tidak beberapa lama aku mendapatkan kos yang dekat dengan kampus karena aku melanjutkan kuliah strata satu dari awal dan aku bertekad akan menyelesaikan kuliah sampai aku mendapat gelar sarjana. Sejak itu hubunganku dengan bunda sangat dekat dan aku merasa bunda seperti orang tuaku sendiri. Beliau dulu pernah menjenguk mama di rumah sakit bersama papa dan saat itu bunda belum menikah dengan papa dan hubungan mereka saat itu masih berpacaran hingga akhirnya mereka menikah. Sebenarnya orang tua bunda tidak merestui bunda untuk menikah dengan papa karena mereka tau masa lalu papa yang sering bergonta ganti pasangan dan mereka sangat takut jika papa akan menyakiti bunda tetapi bunda berusaha membujuk ayahnya untuk menerima papa hingga akhirnya mereka bisa menikah. Sekarang pernikahan mereka sudah berjalan selama empat tahun dan sampai saat ini mereka tidak memiliki anak. Sebelum bunda menikah dengan papa, beliau dulu pernah menikah dengan seorang pria yang memiliki jabatan tinggi sampai akhirnya bunda tau suaminya berselingkuh sampai menghamili wanita lain dan mereka memilih untuk bercerai. Bunda memiliki tiga saudara yaitu om Alvin, tante Hana dan om Reza. Mereka semua bisa menerima kehadiranku di keluarga mereka dan aku merasa memiliki keluarga semenjak nenek dan mama pergi meninggalkanku untuk selama - lamanya. Sejujurnya aku merasa sangat nyaman bercerita banyak hal kepada bunda karena beliau seperti mama dan aku sangat membutuhkan seorang ibu untuk berkeluh kesah ketika aku merasa kesepian. Suatu hari bunda mengajakku untuk berlibur ke luar kota untuk menjenguk tantenya yang sedang sakit. Saat itu kami menginap di rumah tantenya yang bernama Tetty dan beliau memiliki anak bernama Mega. Bunda dan saudara sepupunya, Mega sangat akrab sejak kecil dan aku merasa nyaman berkumpul bersama keluarga bunda. *** Keesokan harinya aku dan bunda di ajak oleh tante Mega untuk berjalan - jalan mengelilingi kota dan rasanya sangat menyenangkan menjelajahi kota yang belum pernah di kunjungi sebelumnya. Setelah puas berkeliling, tante Mega mengajak kami pergi ke Mall dan disana kami menonton film terbaru yang baru saja tayang di bioskop. Setelah menonton film, kami pulang ke rumah dan rasanya malam itu terasa sangat menyenangkan karena bisa bepergian ke luar kota. Keesokan harinya kami pulang dengan naik kereta api dan selama berjam - jam kami melihat pemandangan yang sangat indah di balik kaca jendela. Enam jam kemudian kami tiba di stasiun dan memutuskan untuk pulang ke rumah. **** Hari ini aku bertemu dengan teman - temanku di kampus dan hampir rata - rata usia mereka di bawahku dan  ada juga yang usianya sudah empat puluh tahun tapi masih bersemangat untuk melanjutkan kuliah. Saat aku kuliah, aku pernah dekat dengan teman baruku yang bernama Rita. Ia seorang wanita yang sangat energik dan kami mulai berteman saat ia pertama kali menyapaku. Tetapi setelah berbulan - bulan berteman dengannya, aku merasa dimanfaatkan olehnya sehingga aku menjauh darinya dan aku berteman dengan Molly. Ia seorang teman yang baik dan anak rumahan. Ia sangat jarang keluar rumah dan ia keluar rumah ketika hendak pergi ke kampus. Selama bertahun - tahun aku bersahabat dengan Molly dan kami sangat jarang bertengkar karena hubungan kami seperti kakak adik. Usia Molly empat tahun di bawahku dan ia memiliki seorang kakak yang bernama David. Molly dan kakaknya sangat dekat sehingga mereka saling membantu hingga suatu hari Molly bercerita padaku tentang keluargany. " Kenapa kau diam saja? apa ada masalah?" tanyaku sambil menghabiskan makananku. " Aku sangat kasihan dengan ibu karena ibu yang menjadi kepala rumah tangga semenjak ayahku memutuskan untuk pensiun. Sedangkan penghasilan David dan ibu tidak cukup untuk kebutuhan kami sehari - hari sehingga aku memutuskan untuk mencari pekerjaan." kata Molly sambil menunduk " Coba kau lamar pekerjaan di situs pencari kerja. Aku yakin banyak lowongan kerja yang cocok denganmu. Jika ada lowongan pekerjaan, aku akan memberitahumu." kataku padanya. " Terima kasih atas pertolonganmu padaku. Kau memang sahabat yang sangat baik padaku." kata Molly sambil tersenyum padaku. Tidak beberapa lama kami pulang kuliah dan aku mendapat pesan dari bunda untuk pulang ke rumah karena nanti malam ada perayaan ulang tahun om Brian. Rasanya aku sangat senang pulang ke rumah karena aku sangat bosan berada di kos sehingga aku memutuskan untuk pulang kos sebentar untuk berganti baju. Lalu aku langsung pulang ke rumah dengan membawa pakaian yang besok akan ku kenakan saat masuk kuliah. Tidak beberapa lama aku sampai di rumah dan aku di suruh bunda untuk beristirahat di kamar. Lalu aku meletakkan tasku di bawah ranjang dan aku langsung merebahkan tubuhku di ranjang sampai aku tertidur dan bermimpi bertemu dengan mama dan nenek. Rasanya saat itu aku sangat merindukan mereka dan aku sangat ingin mereka hidup kembali dan berkumpul bersamaku. Tiba - tiba mereka menghilang dan aku terbangun ketika bunda membangunkanku untuk segera mandi dan bersiap - siap berangkat. Akhirnya aku buru - buru mandi dan segera berpakaian karena papa dan bunda sudah siap untuk berangkat. Setelah aku siap, kami berangkat ke sebuah kafe yang letaknya tidak jauh dari rumah dan saat tiba disana, kami sangat terkejut ketika melihat om Brian bersama seorang wanita yang bukan istrinya. Mereka terlihat sangat mesra dan saat itu om Brian mengaku bahwa wanita yang ada di sampingnya adalah kekasihnya yang bernama Martha. Mereka sudah dua tahun menjalin hubungan secara diam - diam tanpa di ketahui oleh pasangan masing - masing. Tante Martha memiliki dua anak yang bernama Priscilla dan Denna. Suami tante Martha seorang pejabat yang memiliki kekuasaan dan suaminya sering keluar kota sehingga tante Martha merasa kesepian. Hingga suatu hari tante Martha mengikuti acar reuni SMP dan di saat itu ia bertemu dengan om Brian dan akhirnya mereka menjalin kasih seperti waktu mereka SMP. Rasanya aku tidak menyangka jika om Brian yang selama ini ku kenal berselingkuh dengan mantan pacarnya ketika SMP.  Aku tau selama ini om Brian tidak bahagia dengan istrinya yang bernama Victoria atau yang biasa ku panggil tante Vicky. Selama dua puluh dua tahun menikah, om Brian merasa sangat tersiksa dengan istrinya yang sangat dominan dalam rumah tangga dan tidak jarang tante Vicky melakukan kekerasan kepada om Brian sehingga om Brian memutuskan untuk berselingkuh dengan wanita lain. Dulu om Brian pernah memiliki seorang anak yang bernama Marsha tetapi hidupnya tidak bertahan lama karena memiliki kelainan jantung. Saat itu om Brian dan istrinya sangat terpukul kehilangan Marsha dan semenjak saat itu hubungan mereka merenggang dan sering terjadi pertengkaran sehingga menyebabkan rumah tangga mereka tidak harmonis. " Aku harap kalian semua jangan sampai menceritakan hubunganku dengan Martha kepada siapapun termasuk dengan Vicky." kata om Brian sambil memeluk tante Martha " Kau tenang saja. Kami tidak akan memberitahukan hal ini kepada Vicky. Lagipula kami sangat senang melihat kau bahagia bersama dengan Martha." kata tante Lisa kepada om Brian. Aku yakin jika tante Vicky mengetahui hal ini ia pasti tidak akan membiarkan tante Martha hidup tenang karena sudah mengusik rumah tangganya dengan om Brian. Setelah merayakan ulang tahun om Brian, kami pulang ke rumah dan rasanya kami tidak menyangka jika om Brian akan mengikuti jejak papa yang dulu pernah berselingkuh dengan wanita lain. Tidak beberapa lama kami tiba di rumah dan rasanya aku sangat mengantuk sehingga aku memilih untuk tidur duluan. Aku berharap kejadian malam ini tidak akan pernah terjadi padaku karena aku tidak suka dengan pengkhianatan apalagi perselingkuhan yang dilakukan oleh om Brian. **** BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat dan sekarang aku sudah lulus kuliah dan aku bisa melihat kebahagiaan di wajah papa dan bunda. Mereka berharap aku segera bekerja dan hidup mandiri tanpa bantuan mereka. Di saat aku mencari pekerjaan, aku mencoba menulis sebuah cerita di sebuah platform kepenulisan dan disana aku banyak menuangkan ide yang aku tulis dalam bentuk cerita. Sejak sekolah aku di biasakan oleh guruku untuk menulis sebuah cerita menggunakan bahasa inggris dan aku sudah terbiasa merangkai kata dengan bahasa asing sehingga tidak terlalu sulit untuk membuat sebuah cerita hingga aku menghasilkan ratusan karya. Semenjak saat itu aku mendapatkan banyak tawaran untuk menulis di platform mereka. Sampai suatu hari papa berangkat ke luar negeri untuk menunaikan ibadah disana sehingga aku pulang ke rumah dan menemani bunda di rumah sampai papa pulang. Banyak peristiwa yang aku alami ketika berada di rumah seperti burung peliharaan papa yang keluar dari kandnag sehingga aku dan bunda berusaha memasukkan burung kembali ke dalam sangkar dan banyak hal aneh yang terjadi di rumah. Rumah yang di tempati bunda dan papa merupakan rumah yang bangunannya berdiri sejak tahun delapan puluhan. Sering terjadi penampakan di rumah dan kami sudah terbiasa dengan makhluk penunggu di rumah itu. Sebulan kemudian papa pulang ke rumah dan rasanya aku bersyukur bisa kembali ke kos setelah sekian lama aku tinggal. Saat aku kembali ke kos, semua orang bertanya padaku kemana aku pergi dan aku memberitahu mereka jika aku pulang ke rumah untuk menemani bunda selama papa pergi. Tidak terasa sudah lima tahun aku tinggal di kos semenjak aku kuliah sampai aku lulus kuliah dan tidak beberapa lama aku di terima bekera sebagai guru taman kanak - kanak di luar kota sehingga aku pindah kos ke tempat yang baru dan rasanya lebih nyaman daripada kos yang lama. *** Hari selasa aku mulai mengajar di TK dan rasanya sangat menyenangkan berkumpul bersama anak - anak yang masih polos. Menjadi seorang guru tidaklah mudah karena banyak tantangan untuk menghadapi tingkah laku anak usia balita. Disana aku mendapat teman kerja yang sangat baik seperti ibu Chintya dan ibu Hanna. Mereka sudah lima tahun bekerja sebagai guru TK dan mereka sangat menikmati menjadi seorang guru. Anak ibu Chintya bersekolah di TK itu sehingga ibu Chintya bisa mengawasi anaknya setiap saat. Setiap selasa sampai kamis anak - anak akan diajari menulis, membaca dan menyanyi agar mereka lebih aktif saat memasuki sekolah dasar. Aku teringat pesan bunda untuk mencari pekerjaan yang lain sehingga aku mencoba melamar ke perusahaan tetapi belum ada panggilan. Hingga suatu hari aku mendapat panggilan untuk interview dan akhirnya aku di terima menjadi editor majalah di sebuah perusahaan besar dan rasanya aku sangat bersyukur bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik. Lalu aku memberitahu bunda tentang pekerjaan baruku dan beliau sangat senang mendengarnya. Aku bersyukur ada sosok bunda yang menjadi penyemangat hidupku dan aku yakin mama sangat bahagia melihatku menjadi orang yang sukses. Aku tau papa tidak pernah memperdulikanku tetapi aku tidak sakit hati atau membencinya karena bagaimana pun juga ia adalah ayah kandungku. " Terima kasih atas dukungan dan doa untuk Elsa. Eksa sangat bersyukur diterima bekerja sebagai seorang editor di sebuah perusahaan besar." kataku sambil meluapkan kebahagiaanku kepada bunda. " Bunda sangat bersyukur karena akhirnya kau diterima bekerja. Semoga kau betah bekerja disana." kata bunda sambil menyemangatiku. Setelah selesai menelfon, aku kembali ke kos dan saat tiba di kos, aku mendapat kabar dari bunda jika om Brian terjatuh di kamar mandi dan beliau dibawa ke rumah sakit. Saat itu aku disuruh pulang oleh bunda untuk ikut menjenguk om Brian di rumah sakit. Waktu aku tiba di rumah, kami pergi ke rumah sakit untuk menjenguk om Brian. Saat itu om Brian berada di ruang ICU dan kami semua hanya bisa mendoakan agar beliau segera membaik. Beberapa jam setelah operasi, om Brian mulai sadar tetapi ia tidak bisa membuka kelopak matanya dan hanya bisa menggerakkan tangannya. Saat itu dokter memutuskan untuk melihat perkembangan om Brian selama tiga hari. Jika dalam tiga hari tidak ada perubahan, maka akan dilakukan tindakan agar om Brian segera membaik. Selama tiga hari, keadaan om Brian tidak menunjukkan perubahan sehingga dokter mengambil tindakan agar om Brian segera sadar tetapi setelah itu keadaan om Brian tidak menunjukkan kemajuan. Selama tiga minggu om Brian berada di ruang ICU sampai akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhirnya karena kondisinya sangat lemah. Saat itu kami hanya bisa berdoa agar amal ibadah beliau selama hidup diterima di sisi Tuhan dan semua orang banyak yang berdoa untuk om Brian. Di saat itu tante Martha tidak datang menghadiri pemakaman om Brian karena ia tidak mau bertemu dengan tante Vicky. Aku tau tante Martha sangat kehilangan om Brian karena mereka sudah berencana ingin berpisah dengan pasangan masing - masing dan setelah itu mereka ingin menikah dan membangun rumah tangga yang harmonis. *** Keesokan harinya, tante Martha meminta aku dan bunda untuk menemaninya ke makam om Brian. Saat sampai disana, tante Martha tidak berhenti menangis mengingat kebersamaannya dengan om Brian. Aku dan bunda berusaha menenangkan tante Martha yang terus - terusan menangis sambil memegang nisan. " Sudahlah, berhentilah menangis. Aku yakin Brian tidak ingin melihatmu bersedih seperti ini." kata bunda sambil merangkul bahu tante Martha. " Saya belum bisa menerima jika Brian pergi secepat ini." kata tante Martha sambil menghapus air matanya dengan tissue. " Sebaiknya kita pulang karena cuaca sangat mendung." kata bunda sambil mengajak tante Martha pergi. Akhirnya kami mengantar tante Martha pulang ke rumahnya dan setelah itu bunda mengajakku untuk berziarah ke makam mama dan nenekku. Rasanya aku sangat merindukan mereka dan saat itu aku berdoa di depan nisan mama dan nenek agar mereka tenang di sisi Tuhan. Setelah itu aku dan bunda pulang ke rumah. **** Setelah om Brian tiada, keadaan kakekku semakin menurun dan beliau sempat dibawa ke rumah sakit tetapi hanya dirawat selama semalam dan keesokannya sudah di perbolehkan pulang oleh dokter. Saat itu tante Lisa sedang merenovasi rumahnya agar kakek bisa tinggal serumah dengannya. Sebelum kakek pindah ke rumah tante Lisa, beliau sudah mengemasi semua barang - barangnya dan bersiap untuk pindah ke rumah tante Lisa. Tiba - tiba kami di kejutkan dengan berita tentang kakek yang meninggal dan ditemukan tergeletak di jalan. Lalu kakek dibawa ke rumah sakit untuk di otopsi dan hasilnya kakek meninggal karena kecelakaan. Rasanya saat itu kami sangat bersedih dengan kematian kakek tetapi kami sudah mengikhlaskan beliau pergi untuk selama - lamanya. Kami berdoa untuk kakek semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Tuhan dan saat itu aku melihat papa yang banyak diam dan jarang mengucapkan sepatah katapun. Sepertinya papa sudah memaafkan kesalahan kakek di masa lalu dan aku yakin papa di dalam hati mendoakan kakek. Akhirnya rumah yang ditempati kakek di kontrakkan dan semua barang - barang beliau di sumbangkan kepada orang - orang yang kurang mampu. Saat itu tante Lisa terlihat sangat kehilangan kakek tapi beliau berusaha mengikhlaskan kepergian kakek untuk selama - lamanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN