BAB 23

1071 Kata
MARIA POV Aku sangat terkejut ketika Elsa pulang larut malam dan ia bercerita tentang ibunya Nicole yang meninggal dan rasanya aku tidak menyangka jika Sarah sudah lama menderita penyakit dan ia tidak pernah mau dibawa ke rumah sakit sampai akhirnya Sarah meninggal di rumah sakit dan aku bisa membayangkan Nicole sangat sedih kehilangan ibu yang ia sangat sayangi. Aku tidak menyangka jika Henry sudah berubah dan ia berjanji kepada Elsa untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Aku berharap itu bukanlah bualan semata karena aku sangat tau karakter Henry yang tidak bisa di percaya perkataannya. Aku tidak ingin melihat Elsa kecewa karena terlalu berharap Henry akan berubah secepat itu. Setelah selesai bercerita, aku menyuruh Elsa untuk beristirahat di kamar karena aku tau ia sangat kelelahan. Setelah mengantarnya ke kamar, lalu aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar dan saat itu William belum tidur dan ia sedang mengurus pekerjaannya yang besok akan ia tangani. Aku menyuruhnya untuk beristirahat dan ia menuruti perkataanku. Lalu kami tidur dan aku merasa William tidak bisa tidur seperti banyak hal yang ia pikirkan. Sehingga aku memeluknya dengan erat agar ia bisa tidur dengan cepat dan tidak beberapa lama, kami tertidur lelap. *** Keesokan harinya aku terbangun masih dalam kondisi berpelukan dan aku sengaja melepaskan diri dari pelukannya karena aku melihat waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi dan sudah waktunya aku membuat sarapan untuk kami bertiga. Saat aku pergi ke dapur, ternyata Elsa sedang memasak dan ia sengaja tidak membangunkanku karena ia tidak ingin mengganggu aku yang sedang tertidur. Setengah jam kemudian, kami selesai memasak dan makanan buatan Elsa terasa sangat enak dan aku menikmati masakannya. Tidak beberapa lama William turun dari lantai dua dan aku mengajaknya untuk sarapan bersama. Lalu kami sarapan bersama dan saat itu William tidak banyak bicara karena sepertinya ia sedang banyak pikiran. Tidak beberapa lama William langsung berangkat ke kantor dengan terburu - buru dan entah kenapa firasatku mengatakan jika sesuatu yang buruk akan terjadi tetapi aku berusaha untuk menghilangkan pikiran negatif karena aku tidak ingin terjadi sesuatu kepada William. Satu jam kemudian aku mendapat kabar jika William mengalami kecelakaan mobil sehingga aku langsung pergi ke rumah sakit. Saat tiba disana, aku segera mencari informasi tentang William dan sekarang ia berada di ruang operasi. Rasanya aku tidak menyangka jika firasat burukku akan terjadi dan sekarang aku hanya bisa berdoa agar William bisa di selamatkan. Tidak beberapa lama Elsa datang ke rumah sakit dan ia tidak menyangka jika William mengalami kecelakaan mobil. Beberapa jam kemudian, dokter keluar dari ruang operasi dan memberitahu kami jika kondisi William kritis dan kami hanya bisa mengharap mukjizat terjadi. Saat itu aku tidak bisa menahan kesedihan sehingga aku menangis dan Elsa berusaha menenangkanku. " Bunda tidak boleh bersedih. Elsa yakin om William pasti kondisinya seger membaik." kataku sambil berusaha menenangkannya. " Bunda tidak mau kehilangan lagi untuk yang kedua kalinya karena bunda sangat mencintainya." kataku sambil berusaha menghapus air mata. Aku sempat menghubungi Victor jika ayahnya sekarang di rawat di rumah sakit dan tidak beberapa lama Victor tiba di rumah sakit dan ia sangat ingin melihat ayahnya dan kami hanya bisa melihat William dari balik kaca. Victor tidak berhenti menangis dan aku berusaha menenangkannya. Aku tau saat ini kami hanya bisa berdoa yang terbaik untuk William dan waktu itu aku sangat terkejut ketika Chintya menarik Victor dari pelukanku dan ia terlihat sangat membenciku. Aku tau Chintya tidak terima ketika William menceraikannya dan lebih memilih bersamaku. Waktu itu Chintya mengajak Victor untuk pergi meninggalkan rumah sakit karena Chintya tidak ingin melihatku. Akhirnya mereka pergi dari rumah sakit dan saat itu aku merasa sangat bersalah terhadap Victor karena aku sudah merebut ayahnya sehingga William meninggalkannya dan lebih memilihku.  *** Beberapa hari kemudian, aku mendapat tawaran dari rumah sakit untuk menjadi kepala laboratorium karena mereka membutuhkan seorang dokter dan saat itu aku dilema karena di satu sisi aku tidak ingin meninggalkan William dan aku menceritakan hal ini kepada Elsa dan ia memberitahuku jika ia yang akan menjaga William di rumah sakit sehingga aku bisa mengikuti panggilan di rumah sakit. Akhirnya aku berangkat ke rumah sakit untuk mengikuti wawancara kerja dan setelah mengikuti panggilan di rumah sakit, aku di terima bekerja sebagai kepala laboratorium dan aku sangat bersyukur mendapat pekerjaan ini. Aku mulai bekerja minggu depan dan rasanya aku harus mempersiapkan diri agar aku bisa maksimal dalam bekerja. Setelah dari rumah sakit, aku langsung pergi ke rumah sakit untuk menjenguk William. Saat tiba disana, aku melihat William yang siuman dan aku merasa sangat bersyukur karena kondisi William membaik. Tiba - tiba aku melihat Chintya datang bersama Victor dan aku mempersilakan mereka untuk bersama William karena aku tidak ingin mengganggu mereka. " Silakan kalian berbincang. Aku permisi dulu." kataku sambil pergi meninggalkan mereka. Tiba - tiba William menarik tanganku dan ia tidak ingin aku pergi darinya sehingga aku berada di sampingnya. Saat itu Chintya berusaha bersikap semanis mungkin di depan William agar William kembali kepadanya dan sepertinya William tidak terpengaruh oleh kata - kata manis Chintya. Tidak beberapa lama Chintya dan Victor berpamitan kepada kami dan saat itu William terlihat sangat lega ketika Chintya sudah pergi dan saat itu William mengungkapkan keinginannya untuk mengambil hak asuh anak agar Victor jatuh ke tangannya karena ia tidak ingin Victor tinggal bersama Chintya yang bisa memberi pengaruh yang buruk kepada Victor dan ia tidak ingin hal itu terjadi kepada Victor. Aku tau William sangat menyayangi Victor karena sejak dulu ia sangat ingin memiliki anak laki - laki yang menjadi pewarisnya. Sejujurnya aku menyadari kelemahanku yang tidak bisa memberikan keturunan sehingga William berselingkuh sampai memiliki anak dengan wanita lain. Setelah selesai berbincang, aku menyuruh William untuk beristirahat. Setelah William tertidur, aku memilih untuk duduk di depan kamar dan saat itu aku melihat Nancy yang berhenti di depanku dan ia menceritakan kepadaku tentang Henry dan aku sangat terkejut mengetahui bahwa Henry sangat jahat sampai menyingkirkan Vincy dan sekarang Henry yang memimpin perusahaan. " Aku sangat menyesal telah bersekongkol dengan Henry untuk menyingkirkan Vincy dan sekarang aku di singkirkan oleh Henry. Rasanya aku ingin balas dendam kepadanya atas perbuatannya padaku!" kata Nancy dengan semangat berapi - api. " Sebaiknya kau urungkan niatmu untuk balas dendam kepadanya karena Henry sangat kejam dan ia tidak akan tinggal diam jika ada orang yang menyerangnya." kataku sambil memperingatkannya. Tiba - tiba ponsel Nancy berdering dan saat itu ia berpamitan padaku karena ia ada jadwal untuk operasi. Aku berharap Nancy tidak melakukan sesuatu yang bisa menyakiti dirinya sendiri karena Henry bisa saja menyakitinya sampai menghilangkan nyawanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN