BAB 12

2934 Kata
HENRY POV Sebulan kemudian Sarah dinyatakan hamil oleh dokter dan saat itu ia sangat senang. Begitu juga denganku dan rasanya aku tidak menyangka akan memiliki anak lagi. Aku berharap semoga anak kami lahir dengan selamat dan tidak kekurangan satu apapun. Aku rasa Nancy tidak akan senang mendengar hal ini sehingga aku tidak menceritakan hal ini padanya. Hari ini aku dan Nancy sangat sibuk menangani pasien sehingga aku lupa akan janjiku untuk mengantar Sarah ke dokter kandungan. Saat jam istirahat, Sarah menelfonku dan ia mengingatkanku untuk mengantarnya ke dokter kandungan. Aku meminta maaf padanya karena aku tidak bisa mengantarnya karena sebentar lagi aku ada jadwal operasi sehingga ia terdengar sangat kecewa padaku dan langsung menutup telfon. Aku merasa sangat bersalah padanya dan aku berjanji akan meminta maaf padanya saat pulang ke rumah. Tiba - tiba Nancy datang menghampiriku dan ia bertanya padaku tentang apa yang sebenarnya terjadi tetapi aku tidak memberitahunya. Seharian ini rasanya aku tidak fokus bekerja karena memikirkan perasaan Sarah dan aku sangat menyadari kesalahanku untuk tidak gampang berjanji padanya. " Ada apa denganmu? sepertinya kau sedang ada masalah." tanya Nancy padaku dan saat itu aku hanya diam membisu tanpa meresponnya. Aku melihat arlojiku dan waktu menunjukkan pukul satu siang. Sudah saatnya aku ke ruang operasi dan aku sudah bersiap - siap untuk melakukan operasi. Selama lima jam aku melakukan operasi sampai akhirnya aku merasa kelelahan karena beban pikiran sejak tadi pagi. Setelah keluar dari ruang operasi, aku berganti pakaian dan memutuskan untuk segera pulang. Tiba - tiba Nancy mengejarku dan ia ingin mengajakku pergi tetapi aku tidak mau karena aku harus cepat pulang. Saat itu ia terlihat sangat kecewa padaku dan aku meminta maaf padanya karena tidak bisa menemaninya. Lalu aku pulang ke rumah tanpa memperdulikan ia yang memanggilku. Selama di perjalanan, entah kenapa rasa bersalah menghantuiku dan rasanya aku tidak bisa melanjutkan perselingkuhan ini karena aku tidak ingin terus - terusan berbohong di depan Sarah jika rumah tangga kami baik - baik saja padahal kenyataannya tidak seperti itu. Tidak beberapa lama aku sampai di rumah dan saat itu aku melihat Sarah tertidur di sofa. Lalu aku mengangkat tubuhnya secara perlahan dan membawaya masuk ke dalam kamar. Saat aku merebahkan tubuhnya, aku bisa mencium aroma lavender dari tubuhnya. Tidak beberapa lama ia terbangun dan melihatku. Saat itu aku meminta maaf padanya sambil mencium keningnya dan aku sangat bersyukur karena ia mau memaafkanku. *** BEBERAPA BULAN KEMUDIAN Tidak terasa sebentar lagi Sarah akan melahirkan dan kami sudah tau jenis kelamin anak kami dan sudah mempersiapkan segala kebutuhan untuk anak kami. Rasanya aku tidak sabar menanti kelahiran anakku dan aku berharap anak kami lahir dengan selamat. Semenjak Sarah mengandung, hubunganku dengan Nancy agak merenggang tetapi Nancy tidak membiarkan aku lepas darinya. Sampai akhirnya ia tau Sarah sedang mengandung anakku dan ia terlihat sangat kecewa padaku saat aku ingin mengakhiri hubungan kami dan ia tidak rela jika aku pergi meninggalkannya sampai ia memohon padaku. Aku tau hubungan Nancy dengan suaminya kurang baik sehingga Nancy sangat ingin bercerai dengan suaminya dan menikah denganku. Tapi rasanya hal itu tidak mungki terjadi karena aku tidak ingin menikah lagi dan aku sangat menyesal telah mengkhianati Sarah sehingga aku ingin memperbaiki hubunganku dengannya dan memulai semuanya dari awal. Nancy mengancamku akan membongkar hubungan kami kepada Sarah tetapi sekarang aku tidak takut dengan ancamannya karena aku yakin Sarah tidak akan percaya dengan perkataan Nancy. " Jika kau berani meninggalkanku maka aku akan membongkar perselingkuhan kita kepada istrimu!" Ancam Nancy padaku sambil menatapku dengan tajam. " Aku tidak takut dengan ancamanmu karena aku yakin Sarah tidak akan percaya dengan perkataanmu!" kataku dengan nada keras dan pergi meninggalkannya begitu saja. Saat itu Nancy berteriak padaku dan aku tidak perduli dengan ancamannya. Rasanya aku sudah lama ingin mengakhiri hubunganku dengan Nancy tetapi baru sekarang aku ada keberanian untuk melawannya. Waktu itu aku langsung pulang ke rumah dan saat tiba di rumah aku melihat Sarah yang berteriak meminta tolong dan saat itu ia mau melahirkan sehingga aku langsung membawanya ke rumah sakit. " Henry, tolong aku. Aku sudah tidak kuat." pinta Sarah sambil memohon padaku. " Iya sayang, kau tenang saja karena aku akan membawamu ke rumah sakit." kataku sambil membawanya ke rumah sakit. Tidak beberapa lama kami sampai di rumah sakit dan saat itu Sarah langsung di bawa ke ruang operasi. Rasanya aku cemas memikirkan keadaan Sarah sampai aku lupa untuk memberitahu ibu dan saudaraku. Tiba - tiba ponselku berbunyi dan saat itu ibu yang menelfonku. Lalu aku memberitahu beliau jika saat ini Sarah dalam proses melahirkan dan ibu berjanji akan segera datang ke rumah sakit bersama Brian dan ayah. Satu jam kemudian, ibu, Brian dan ayah datang ke rumah sakit. Mereka ingin tau kondisi Sarah dan anak kami. Tiba - tiba kami mendengar suara tangisan bayi dan saat itu kami sangat bersyukur karena anakku lahir dengan selamat. Tidak beberapa lama dokter keluar dari ruang operasi dan memberitahu jika anakku lahir dengan selamat. " Selamat untuk kelahiran anak Dokter Henry. Ia seorang bayi perempuan yang sangat sehat dan cantik seperti ibunya." kata Dokter Bima sambil tersenyum kepada kami. " Terima kasih sudah membantu proses persalinan istri saya." kataku sambil berterima kasih kepada Dokter Bima. " Silakan anda boleh menjenguk ibu dan bayinya. Kalau begitu saya permisi dulu." kata dokter sambil pergi meninggalkan kami Akhirnya kami masuk ke dalam kamar dan aku melihat Sarah yang menggendong anak kami dan ia tersenyum bahagia. Saat itu ibu dan ayah sangat senang mendapatkan seorang cucu dan aku menamai anakku dengan nama Nicole. Nicole sangat mungil dan cantik seperti Sarah. Tidak beberapa lama, ibu, ayah dan Brian berpamitan pulang hingga tinggal kami bertiga di kamar. Saat itu aku mengucapkan terima kasih kepada Sarah karena sudah melahirkan anakku dan Sarah terlihat sangat bersyukur karena anak kami lahir dengan selamat. Tiba - tiba ada perawat yang masuk dan memberitahuku jika aku ada jadwal operasi sehingga aku harus pergi meninggalkan Sarah. *** Tepat jam tujuh malam, aku selesai operasi dan setela itu aku langsung pergi ke kamar Sarah. Saat itu Sarah tertidur lelap dan aku tidak berani membangunkannya sehingga aku memutukan untuk keluar dari kamar. Akhirnya aku pergi berjalan kaki sampai akhirnya aku berada di taman. Tiba - tiba ada Calvin yang datang menghampiriku dan saat itu ia memberi selamat atas kelahiran anakku. Ia sekarang menjadi sosok yang sangat berbeda dan sepertinya ia tidak marah lagi padaku. Saat itu aku sangat senang karena kami menjadi teman baik seperti dulu. Saat kami sedang berbincang, tiba - tiba ekspresi wajah Calvin berubah dan sepertinya ia sedang melihat sesuatu yang mencurigakan. Saat itu aku menoleh ke arah yang ia tuju dan waktu itu aku tidak melihat sesuatu yang aneh sedang terjadi. " Calvin, apa kau melihat sesuatu yang mencurigakan?" tanya ku sambil menatapnya. "Hmm, tidak ada.." kata Calvin dengan singkat. Lalu ia berpamitan padaku karena ia harus pergi dan aku membiarkannya pergi. Entah kenapa aku memiliki firasat buruk sehingga aku memutuskan untuk pergi ke kamar Sarah. Saat itu aku melihat Sarah yang berteriak padaku sambil mengusirku dari kamarnya. Aku mencoba bertanya padanya tentang apa yang terjadi dan ia memintaku untuk menceraikan dirinya. " Keluar kau dari sin! aku tidak ingin melihatmu!" Bentak Sarah sambil mengusirku keluar dari dari kamarnya. " Ada apa sebenarnya? ceritakan padaku." pintaku sambil berusaha menenangkannya. " Aku sudah tau perselingkuhanmu dengan wanita itu dan aku ingin bercerai denganmu!" kata Sarah dengan nada keras. Saat itu aku diam terpaku mendengar perkataan Sarah dan aku menduga jika Nancy yang memberitahu Sarah tentang perselingkuhan kami. Waktu itu aku berusaha menyangkal tetapi Sarah memberitahuku jika Nancy yang membocorkan semuanya dan rasanya aku sangat ingin memberi Nancy pelajaran karena sudah menghancurkan rumah tanggaku. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi meninggalkan Sarah seorang diri di dalam kamar dan aku segera mencari Nancy di ruangannya. Ternyata ia sedang memeriksa pasien. Akhirnya aku menunggunya selesai memeriksa pasien dan setelah ia selesai, aku mengajaknya berbicara dan aku memaksanya mengaku tentang perbuatannya kepada Sarah. " Tumben kau datang kesini untuk menemuiku." kata Nancy dengan santai sambil menyilangkan kedua tangannya " Kau memang perempuan tidak tau diri! berani - beraninya kau mendatangi Sarah dan memberitahukan semuanya padanya!" kataku dengan nada tinggi sambil membentaknya. " Aku sudah bilang padamu jika ancamanku bukan sekedar omong kosong dan sekarang istrimu sudah tau tentang perselingkuhan kita." kata Nancy sambil tersenyum licik kepadaku. Saat itu aku sangat ingin menyakitinya tetapi aku berusaha menahan diri agar tidak bersikap kasar padanya hingga aku pergi meninggalkannya. Rasanya malam itu hidupku hancur karena kesalahan yang aku perbuat dan rasanya aku sangat menyesal telah berhubungan dengan Nancy karena ia tidak ada bedanya dengan iblis. Akhirnya aku memutuskan untuk menghabiskan waktu ke tempat hiburan malam untuk menghibur diri. Saat tiba disana, aku tidak sengaja bertemu dengan Calvin dan ia sangat terkejut melihat kedatanganku kesana. Waktu itu ia datang menghampiriku dan bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi sehingga aku memutuskan untuk menghabiskan waktu disana. Aku tidak menjawab pertanyaannya karena aku tidak ingin masalah rumah tanggaku diketahui oleh orang lain. Akhirnya aku memesan minuman keras yang bisa membuatku menghilangkan stres yang ku alami. Tiba - tiba ada seorang wanita yang datang menghampiriku dan ia mengajakku untuk menghabiskan satu malam dengannya tetapi aku mengacuhkannya dan lebih fokus meneguk minuman dan menghabiskannya. Tiba - tiba kepalaku terasa sangat pening dan aku merasa sangat mabuk sehingga Calvin mengantarku pulang ke rumah. Tidak beberapa lama kami sampai di rumah dan aku mengucapkan terima kasih padanya. Lalu aku masuk ke dalam rumah dan aku merasa sudah tidak tahan sehingga aku berlari ke arah wastafel dan memuntahkan semua isi perutku. Lalu aku memutuskan untuk beristirahat karena besok pagi aku harus berangkat ke rumah sakit. Sampai akhirnya aku bermimpi bertemu dengan Sarah dan tiba - tiba ia melompat ke dalam jurang dan saat itu aku terbangun dari mimpi dan aku melihat jam menunjukkan pukul lima pagi. Aku merasa kepalaku masih pusing sehingga aku meminum obat agar kondisiku membaik dan aku segera mandi. Setelah itu aku sarapan, lalu aku bersiap berangkat ke rumah sakit. Saat tiba disana, suasana masih sangat sepi dan aku mencoba menjenguk Sarah dan aku melihat ia masih tertidur. Lalu aku pergi menuju ke ruanganku dan disana aku rasanya sangat muak melihat Nancy dengan gayanya yang angkuh menatap tajam ke arahku. Saat itu aku tidak memperdulikannya dan ia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arahku. Lalu ia duduk di atas meja kerjaku sambil membuka dua kancing bajunya dengan maksud menggodaku dan aku tidak tergoda dengannya. " Henry, aku tau kau sudah lama tidak mencintai istrimu dan kau lebih mencintaiku kan?" tanya Nancy sambil memegang kedua bahuku. " Aku mohon kau turun dari atas meja kerjaku dan kancingkan bajumu karena aku tidak ingin ada orang yang salah paham melihatmu seperti itu." kataku dengan nada tegas. " Tumben kau memikirkan perkataan orang lain daripada mengikuti hasratmu padaku." kata Nancy sambil turun dari atas meja. Lalu ia mengancingkan bajunya dan kembali ke meja kerjanya dengan wajah yang sangat kesal. Lalu aku melanjutkan pekerjaanku tanpa mengiraukannya dan rasanya hari ini aku ingin fokus bekerja dan tidak ingin memperdulikannya. Tiba - tiba Calvin masuk ke dalam ruanganku dan ia sangat terkejut melihatku yang masuk ke rumah sakit padahal tadi malam aku mabuk berat. Saat itu aku memberi kode kepada Calvin untuk tidak membahas kejadian tadi malam di depan Nancy dan Calvin hanya menganggukkan kepala dan setelah mengambil berkas, ia langsung ke luar dari ruang kerjaku. *** SEBULAN KEMUDIAN Aku tidak menyangka jika aku kini resmi menyandang status duda. Sudah dua kali aku mengalami kegagalan dalam rumah tangga dan ini semua karena Nancy yang sudah menghancurkan rumah tanggaku. Semenjak aku berpisah dengan Sarah, hubunganku dengan Nancy semakin menjauh dan aku tidak menyangka jika sekarang ia dekat dengan Calvin dan sepertinya mereka memiliki hubungan spesial. Saat itu aku acuh terhadap mereka dan hubungan kami hanya sebatas pekerjaan sehingga kami tidak terlalu dekat. Waktu itu rumah sakit menyuruh aku dan Calvin untuk mengikuti seminar nasional yang di selenggrakan di salah satu hotel mewah yang letaknya tidak jauh dari rumah sakit. Waktu itu aku sangat terkejut mendengar Calvin yang bercerita tentang hubungannya dengan Nancy dan sepertinya hubungan mereka kelewat batas dan saat ini Nancy telat datang bulan dan setelah di periksa ke dokter kandungan, ternyata Nancy sedang mengandung. Waktu itu aku tidak menyangka jika Nancy mengandung anak Calvin karena saat aku berhubungan dengan Nancy, kami selalu memakai pengaman sehingga sangat kecil kemungkinan Nancy hamil. " Rasanya aku tidak menyangka jika Nancy saat ini mengandung anakku dan ini di luar perkiraan kami. Meskipun begitu aku mau bertanggung jawab asalkan Nancy mau menceraikan suaminya dan memilih untuk menikah denganku." Kata Calvin dengan ekspresi yang tidak bisa di tebak. Saat acara seminar dimulai, ada seorang pria yang naik ke atas podium sebagai narasumber dan ternyata pria itu adalah suami Nancy. Aku tidak menyangka jika suami Nancy yang akan menjadi pembicara di seminar ini dan rasanya aku sangat ragu untuk memberitahu hal ini kepada Calvin karena aku takut ia bisa melakukan sesuatu yang nekat jika ia bertemu dengan suami Nancy. Dua jam kemudian, seminar selesai dan semua orang ingin berfoto dengan suami Nancy. Saat itu Calvin mengajakku untuk berfoto bersama di atas panggung tetapi aku tidak mau karena aku merasa tidak nyaman berada disana sehingga Calvin yang berfoto di atas panggung. Setelah mereka selesai berfoto, aku dan Calvin kembali ke rumah sakit untuk membuat laporan kegiatan. Aku baru tau jika suami Nancy seorang pengusaha yang bergerak dibidang kecantikan dan ia memilik banyak cabang klinik kecantikan dan bisnisnya sangat maju. Pantas saja selama ini Nancy merasa sangat kesepian meskipun ia mendapatkan fasilitas dan uang yang berlimpah dari suaminya tetapi tetap saja ia tidak bahagia. **** BEBERAPA BULAN KEMUDIAN Aku mendapat tawaran untuk menjadi dokter jaga di klinik yang berada di sebuah pabrik dan saat itu aku sangat bersyukur memiliki penghasilan tambahan selain di rumah sakit. Saat itu aku di perkenalkan oleh seluruh karyawan disana dan saat itu ada seorang manager pabrik yang bernama Windy. Ia seorang wanita yang memiliki karakter yang sangat keras dan semua orang tidak ada yang berani melawannya. Saat itu ia sering memeriksakan kesehatannya padaku sehingga hubungan kami semakin dekat sampai akhirnya kami menikah di kota kelahirannya. Waktu itu pernikahan kami dirayakan secara besar - besaran karena keluarga Windy berasal dari keluarga terpandang. Saat itu aku tidak menyangka akan menikah untuk yang ketiga kalinya dan mendapatkan istri dari keluarga konglomerat. Waktu itu rumah tangga kami berjalan dengan baik sampai usia pernikahan kami memasuki tujuh tahun, rumah tangga kami dilanda prahara karena Windy sangat menginginkan seorang anak tetapi sampai saat ini kami belum dikarunia keturunan sehingga Windy sudah berobat kemana pun tetapi tidak membuahkan hasil sehingga ia mengangkat anak dari panti asuhan. Waktu itu Windy sangat senang memiliki anak angkat dan sejak itu ia jarang memperhatikanku sehingga aku mencari hiburan di tempat lain. Suatu hari aku tidak sengaja bertemu dengan teman lamaku dan ia menawariku pekerjaan untuk menjadi seorang dosen di salah satu universitas kedokteran dan aku menerima tawaran itu sehingga aku melepas pekerjaanku di rumah sakit. " Sudah lama kita tidak berjumpa. Bagaimana kabarmu?" tanya Helen sambil duduk di sampingku. " Aku sangat baik. Bagaimana denganmu?" tanyaku dengan antusias. " Aku sangat baik dan kebetulan sekali bertemu denganmu karena sekarang tempatku mengajar membutuhkan dosen untuk mengisi posisi yang kosong. Apakah kau bersedia mengajar di kampusku?" tanya Helen sambil menunggu jawabanku. " Tentu saja aku mau. Kapan interviewnya?" tanyaku sambil menyesap kopiku. " Tidak usah interview karena kau langsung diterima bekerja dan mulai besok selasa kau bisa langsung mengajar di kelas." kata Helen sambil tersenyum padaku. " Terima kasih Helen atas bantuanmu padaku." kataku sambil berterima kasih padanya. Helen hanya mengangguk dan sebelum ia pergi, kami bertukar nomor kontak dan ia menungguku selasa pagi di kampus dan rasanya hari ini aku tidak menyangka akan mendapat pekerjaan baru sebagai dosen dan aku berharap bisa menjadi seorang dosen yang baik untuk mahasiswaku. **** Selasa pagi aku datang ke kampus dan menemui Helen. Lalu ia memberiku jadwal mengajar selama sebulan dan aku diberitahu materi apa saja yang akan di ajarkan kepada mahasiswa. Setelah itu aku di persilakan untuk mengajar di kelas dan saat aku pertama kali memasuki kelas, semua mahasiswa langsung kembali ke tempat duduknya dan aku mulai memperkenalkan diri di depan kelas. Setelah itu aku mulai pelajaran dan semua mahasiswa memperhatikan dengan seksama. Setelah aku selesai memberikan materi, aku mempersilakan mereka untuk bertanya jika ada yang kurang mengerti dan ada beberapa mahasiswa yang bertanya dan mereka bertanya tentang materi yang belum di mengerti sehingga aku menjelaskan ulang bagian yang kurang di mengerti oleh mereka. Tidak beberapa lama kelas berakhir dan aku masuk ke ruang dosen dan saat itu aku berkenalan dengan semua dosen disana. Mereka sangat baik padaku dan aku merasa di terima oleh mereka. Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat dan waktu menunjukkan pukul tiga sore yang menandakan sudah waktu untuk pulang. Aku langsung menaiki mobil dan menjemput Windy di pabrik karena setiap jam empat sore aku menjemputnya. Lalu kami pulang ke rumah. Entah kenapa aku merasakan rumah tanggaku sangat hambar dan tidak seindah pertama kali kami menikah. Aku mulai bosan dengan Windy sehingga aku mencari hiburan dengan mencari wanita di aplikasi kencan. Disana banyak sekali wanita yang bisa ku ajak berkenalan dan aku mendapat wanita yang cocok denganku. Usianya sekitar dua puluh lima tahun dan ternyata ia berkuliah di kampusku. Rasanya aku sangat malu jika ia tau bahwa aku dosen baru di kampusnya dan akhirnya aku memutuskan untuk mencari wanita lain yang usianya tidak jauh dariku. Hingga akhirnya aku berkenalan dengan wanita bernama Sisca. Ia mengaku usianya tiga puluh lima tahun dan usianya hanya terpaut lima tahun dariku. Ia seorang pengusaha dan memiliki klinik kecantikan. Akhirnya kami bertemu di sebuah kafe dan saat itu kami sangat cocok satu sama lain sampai akhirnya kami menjalin hubungan tanpa sepengatahuan pasangan kami masing - masing.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN