BAB 19

1158 Kata
MARIA POV Semenjak aku bercerai dengan Henry, hidupku semakin tenang dan aku lebih leluasa untuk berhubungan dengan William. Hingga suatu hari aku mengutarakan keinginanku untuk kembali bersama William kepada orang tuaku dan mereka menolak karena mereka tidak ingin aku terluka lagi seperti dulu. Aku berusaha meyakinkan kedua orang tuaku bahwa William sudah berubah dan ia tidak seperti dulu tetapi orang tuaku tidak percaya dan mereka tetap pada keputusan mereka sehingga aku tidak bisa berbuat apapun. Akhirnya aku menceritakan hal ini kepada William dan ia sangat kecewa mengetahui hal itu padahal ia sudah mengajukan gugatan cerai ke pengadilan. Saat itu William mengajakku untuk kawin lari setelah ia resmi bercerai dengan Chintya dan rasanya saat itu aku memikirkan ulang tawaran William dan rasanya terlalu beresiko. Akhirnya William mengajakku untuk menikah secara diam - diam karena ia sangat ingin kembali bersamaku dan tidak ingin kehilangan lagi seperti dulu. Beberapa bulan kemudian, William resmi bercerai dengan Chintya dan hak asuh anak jatuh ke tangan Chintya. Akhirnya Willliam mengajakku untuk menikah secara diam - diam tanpa sepengetahuan siapapun. Rasanya saat itu aku tidak menyangka akan kembali bersama William setelah belasan tahun kami berpisah. " Terima kasih kau mau kembali bersamaku. Aku sangat mencintaimu." kata William sambil mencium bibirku. Entah kenapa saat itu aku teringat dengan Elsa dan rasanya aku sangat ingin mengajaknya tinggal bersama kami. Tetapi sebelum itu aku meminta ijin kepada William agar Elsa tinggal bersama kami dan saat itu William terlihat sangat keberatan karena bagaimana pun juga Elsa adalah anak Henry dan William tidak ingin membawa kenangan tentang Henry ke dalam rumah tangga kami. Waktu itu aku berusaha memohon kepada William sambil aku bercerita tentang kehidupan Elsa yang sangat memprihatinkan dan saat itu William tau jika Elsa tidak pernah di perhatikan oleh Henry sehingga Willliam membolehkan Elsa untuk tinggal serumah dengan kami. Aku bersyukur William mau menerima Elsa untuk tinggal di rumah kami karena aku sudah menganggap Elsa seperti anakku sendiri. " Terima kasih kau sudah mau menerima Elsa untuk tinggal bersama kita." kataku sambil berterima kasih padanya. " Aku melakukan ini semua untukmu. Aku hanya ingin melihatmu bahagia karena dulu aku belum sempat membuatmu bahagia." kata William padaku. Setelah selesai berbincang, aku menghubungi Elsa dan mengajaknya untuk tinggal bersama kami dan saat itu Elsa tidak langsung menerima tawaranku dan ia meminta waktu kepadaku untuk mempertimbangkan tawaranku dan aku memberinya waktu untuk berpikir. Aku tau Elsa sangat dekat denganku dan ia sudah menganggapku seperti ibu kandungnya sendiri. *** Tiga hari kemudian, Elsa memberikan jawaban padaku dan ia mau tinggal bersama kami. Saat itu aku senang mendengarnya karena ia mau tinggal bersama kami. Akhirnya aku memberinya alamat rumahku dan tidak beberapa lama ia sampai di rumah dan aku mempersilakannya untuk masuk ke dalam kamarnya.  Waktu itu Elsa sangat tercengang melihat rumah William yang sangat besar dan mewah. Aku memilihkan kamar yang paling besar untuknya agar ia bisa menaruh barang - barangnya. Tidak beberapa lama William pulang ke rumah dan aku memperkenalkan ia kepada Elsa. Saat itu William menerima kehadiran Elsa dengan tangan terbuka dan aku berharap William bisa memperlakukan Elsa seperti anak kandungnya sendiri. " Selamat datang di rumah kami. Om harap kau betah tinggal disini dan anggap saja seperti di rumah sendiri." kata William kepada Elsa. " Terima kasih om mau menerima saya tinggal disini." kata Elsa sambil tersenyum kepada William  Tidak beberapa lama kami mengajak Elsa untuk makan malam bersama dan rasanya sangat menyenangkan karena kami seperti keluarga. William terlihat sangat akrab dengan Elsa dan aku berharap William bisa menjadi sosok ayah yang baik untuk Elsa. Setelah makan malam, Elsa mengajak ku berbincang dan saat itu ia bertanya apa alasan aku bercerai dengan Henry. " Kenapa bunda sampai berpisah dengan papa? apa karena bunda lebih memilih om William?" tanya Elsa padaku. " Bunda tidak bisa membohongi perasaan jika bunda masih mencintai om William dan selama ini hanya ia yang bisa memahami bunda." kataku sambil menunduk. " Elsa sangat senang melihat bunda bahagia bersama pria yang bunda cintai." kata Elsa sambil tersenyum padaku. Rasanya aku sangat bersyukur ada Elsa yang mendukung hubunganku dengan William dan aku berharap Elsa bisa hidup bahagia sepertiku. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul sepuluh malam dan saatnya kami beristirahat. Lalu aku mencari William di ruang kerjanya dan ia sedang sibuk mengurus pekerjaannya. Kemudian aku duduk di seberangnya dan ia menyuruhku untuk segera beristirahat tetapi aku tidak mau tidur jika ia belum tidur. Setengah jam kemudian William selesai bekerja dan kami masuk ke dalam kamar. Rasanya malam itu aku sangat bahagia bisa berpelukan dengan pria yang kucintai selama ini.  *** Keesokan harinya aku terbangun di samping William dan waktu menunjukkan pukul lima pagi dan aku segera bangun dari tempat tidur dan pergi menuju ke arah dapur untuk membuatkan sarapan untuk William. Tidak beberapa lama Elsa terbangun dan ia membantuku membuat sarapan di dapur. Aku tau dari dulu Elsa seorang anak yang patuh kepada orang tua apalagi dulu ia yang merawat ibunya yang sakit selama tiga tahun dan aku salut dengan perjuangannya yang merawat ibunya sampai ibunya tiada. Memang sudah terlambat untukku memiliki anak tetapi aku bersyukur di pertemukan oleh anak sebaik Elsa. Tepat jam tujuh pagi, William turun dari lantai dua dan aku mengajaknya untuk sarapan bersama. Saat itu aku memberitahunya jika Elsa ikut membantuku memasak dan William terkejut mengetahui Elsa yang bisa memasak. Setelah selesai sarapan, William berangkat ke kantor dan ia memberiku kartu ATM nya untuk ku pakai berbelanja bersama Elsa. " Bawa kartu ATM ku dan ajak Elsa berbelanja kebutuhannya dan kebutuhanmu juga." kata William sambil menyerahkan kartu ATM nya kepadaku. " Terima kasih sayang. Aku sangat mencintaimu." kataku sambil mencium bibirnya. Setelah berpamitan, William berangkat ke kantor dan saat itu aku memberitahu Elsa jika hari ini aku ingin mengajaknya berbelanja dan Elsa terlihat sangat senang. Sejujurnya aku sangat ingin melihat Elsa segera menikah karena usianya sudah cukup untuk berumah tangga dan memiliki anak. Jangan sampai Elsa sepertiku yang terlambat menikah sehingga sangat sulit untuk memiliki anak. Aku mengajak Elsa pergi saat siang dan sekitar satu jam kami sampai di Mall. Disana kami berbelanja menggunakan kartu ATM William dan rasanya aku sangat bersyukur memiliki suami yang sangat baik seperti William. Setelah puas berbelanja, aku mengajak Elsa makan siang di sebuah restoran dan kami disana makan sepuasnya.  Setelah selesai makan siang, kami memutuskan untuk pulang ke rumah. Tiba - tiba kami tidak sengaja bertemu dengan Henry bersama seorang wanita dan sepertinya mereka sangat dekat seperti sepasang kekasih. Saat aku melihat wajah wanita itu seperti tidak asing bagiku dan aku baru ingat jika wanita itu adalah anak dari seorang konglomerat yang dulu orang tuanya merupakan nasabah dari tempat bekerja ayahku. Sejujurnya aku tidak tau ada hubungan apa di antara Henry dan wanita itu. Sepertinya mereka menjalin hubungan dan waktu itu aku dan Elsa sengaja bersembunyi agar Henry tidak melihat kami. Elsa terlihat sangat penasaran dengan wanita yang bersama Henry dan aku memberitahunya jika aku mengenal wanita itu dan aku mulai bercerita panjang lebar tentang wanita itu kepada Elsa sampai akhirnya ia tau siapa wanita yang bersama Henry.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN