BAB 8

2920 Kata
HENRY POV Akhirnya aku menikah dengan Sarah dan pernikahan kami dilaksanakan secara sederhana. Hanya keluarga dan orang - orang terdekat yang datang ke pernikahan kami. Semua orang mendoakan kami agar segera memiliki keturunan dan rasanya aku tidak sabar ingin segera memiliki anak. Kami berencana ingin berbulan madu tetapi rencana kami tertunda karena Sarah harus pergi ke luar kota untuk bekerja. Akhirnya aku hanya bisa pasrah dan bekerja seperti biasa di rumah sakit. Saat aku masuk bekerja, teman - temanku sangat heran karena aku tidak mengambil cuti untuk berbulan madu dan aku menjelaskan kepada mereka jika Sarah ada tugas ke luar kota sehingga kami menunda untuk berbulan madu. Saat itu kami kedatangan dokter baru yang bernama Nancy. Ia seorang dokter yang sangat cantik dan menggoda. Hampir semua dokter di rumah sakit menyukainya dan aku hampir tergoda oleh kemolekan tubuhnya. Ternyata ia sudah menikah dan memiliki satu orang anak. Suaminya sering bekerja di luar kota dan ia sering di tinggal sendiri bersama anaknya. Waktu itu aku di tempatkan satu ruang dengan Nancy sehingga kami bercerita banyak hal. Ternyata kami memiliki kesamaan yaitu sama - sama merasa kesepian dan akhirnya lama kelamaan hubungan kami semakin dekat. Aku sering menghabiskan waktu bersama Nancy daripada bersama Sarah. " Aku merasa kita memiliki kesamaan." kata Nancy sambil menatapku " Apa persamaan kita?" tanyaku sambil menatapnya. " Kita sama - sama merasa kesepian dan pasangan kita lebih sibuk dengan pekerjaannya." kata Nancy sambil memegang tanganku. Saat itu jantungku berdebar sangat kencang saat Nancy memegang tanganku dan waktu itu Nancy mencoba merayuku dengan mendekatkan bibirnya ke bibirku. Tiba - tiba ada yang mengetuk pintu sehingga Nancy menjauh dariku dan aku mempersilakan pasien untuk masuk. Saat itu aku memeriksa pasien sedangkan Nancy sibuk mengurus laporan. Setelah selesai memeriksa pasien, aku kembali ke tempatku dan Nancy pergi ke luar untuk memberikan laporan ke direktur. Entah kenapa aku merasa bersalah terhadap Sarah karena aku seperti berselingkuh di belakangnya. Tiba - tiba ada pesan masuk dan saat aku membaca pesan itu ternyata dari Sarah. Saat itu ia memberitahuku sedang berada di lapangan sedang meliput berita dan ia memberitahuku akan pulang lusa. Rasanya aku sudah terbiasa di tinggal Sarah ke luar kota semenjak kami berpacaran dan ternyata rasanya tidak nyaman terus - terusan di tinggal seorang diri di rumah. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul setengah dua belas dan saatnya jam istirahat. Tiba - tiba Nancy datang ke ruanganku untuk mengajak makan siang bersama dengan yang lain dan aku ikut bersamanya. Saat itu banyak orang yang menunggu kami untuk makan siang bersama dan rasanya sangat menyenangkan bisa berkumpul dengan dokter yang lain. Aku melihat Calvin yang sekilas melirik ke arah Nancy dan sepertinya ia menyukai Nancy. Entah kenapa saat itu ada perasaan cemburu di hatiku saat Nancy di lirik oleh pria lain. Tiba - tiba Calvin pindah duduk di sebelah Nancy dan ia mencoba mencuri perhatian Nancy dengan mengajaknya berbicara. Saat itu aku tidak tinggal diam dan aku sengaja memotong pembicaraan mereka dengan aku yang mendominasi pembicaraan sehingga perhatian Nancy teralihkan dari Calvin. Aku merasa Calvin sangat kesal padaku sehingga ia memutuskan untuk pergi dari sana dan semua orang melihat ke arah Calvin. " Ada apa dengan Calvin? sepertinya ia sangat marah" tanya Donna pada kami " Mungkin saja ia ada urusan sehingga memutuskan untuk pergi." kataku santai tanpa ada beban Setelah selesai makan siang, aku dan Nancy kembali ke ruangan kami. Saat itu kami menerima banyak pasien hingga sore. Sekitar jam lima sore kami memutuskan untuk pulang. Saat itu Nancy tau jika aku berangkat ke rumah sakit naik angkot dan ia ingin mengantarku pulang menaiki mobil pribadinya. Saat itu aku merasa ada kesempatan untuk mendekati Nancy sehingga aku memutukan untuk menerima tawaran Nancy. Rasanya itu pertama kali aku menaiki mobil sedan mewah karena sejak kecil aku sangat memimpikan menaiki mobil mewah. Ternyata Nancy memiliki supir pribadi yang siap kapan saja untuk mengantarnya. Di sepanjang jalan, aku dan Nancy bercerita banyak hal seputar pekerjaan. Tidak beberapa lama kami sampai di rumahku dan aku mengucapkan terima kasih karena sudah mengantarku. Saat itu aku sangat terkejut melihat ibu dan Brian datang ke rumah. Ternyata mereka ingin menjengukku dan aku memberitahu mereka jika Sarah sedang tugas di luar kota sehingga aku bekerja seperti biasa. " Ibu dan Brian kesini ingin menjengukmu sekaligus mengantarkan makanan untukmu. Di rumahmu pasti tidak ada makanan." kata ibu sambil mengeluarkan makanan dari bungkus plastik dan menaruh makanan di atas piring. " Terima kasih ibu sudah menjengukku dan mengantarkan makanan untukku." kataku sambil mencium pipi ibuku Ibu tersenyum memandangku dan rasanya aku sangat ingin dekat dengan ibu karena dari kecil aku sangat dimanja oleh ibu. Aku teringat ketika aku melakukan kesalahan, pasti ibu yang melindungiku dari amukan ayah. Sejak kecil aku sangat nakal di bandingkan kakak dan adikku sehingga ayah sering memarahiku tetapi aku kebal dengan amukan ayah. Setiap kali ayah marah, aku lebih memilih untuk kabur dari rumah dan menginap selama beberapa hari di rumah tante Mira sampai ibu datang menjemputku. Hal itu terjadi selama puluhan tahun dan aku tidak akan pernah melupakan kesalahan ayah padaku. Sejujurnya aku tidak pernah peduli jika suatu hari ayah pergi meninggalkan kami karena dari dulu aku sangat membencinya atas perbuatannya yang sangat kejam kepada kami. Tidak beberapa lama ibu dan Brian berpamitan kepada kami dan saat itu aku merasa kesepian karena aku sendirian di rumah. Tiba - tiba ada seseorang yang mengetuk pintu dan aku sangat terkejut ketika Calvin yang datang ke rumah. Aku merasa ia ingin membicarakan kejadian tadi siang dan aku tidak takut jika ia mengancamku. " Ada apa kau datang kesini?" tanyaku dengan santai " Aku ingin kau menjauhi Nancy!" kata Calvin dengan tegas " Apa hakmu melarangku? lagipula hubunganku dengan Nancy hanya sebatas teman kerja. Tidak lebih dari itu. lagipula kau sudah tau jika aku baru saja menikah dan tidak mungkin aku selingkuh dengan wanita lain." kataku sambil menyilangkan tangan. " Hahaha, kau pikir aku tidak tau tentang masa lalumu yang suka bergonta - ganti pasangan? Asal kau ingat jika kita sudah puluhan tahun mengenal dan aku tau siapa kau sebenarnya!" bentak Calvin sambil pergi meninggalkan rumahku. Sejujurnya aku tidak takut dengannya karena aku bisa menghancurkan siapapun yang ingin menghalangi rencanaku. Sampai kapanpun aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan Nancy. *** Keesokan harinya, aku sudah tiba di rumah sakit dan saat itu aku melihat Nancy yang seperti tidak sehat. Aku menyuruhnya untuk pulang tetapi ia tidak mau. Nancy bercerita jika tadi malam ia dan teman - temannya berpesta dan Nancy banyak minum sehingga ia mabuk dan sampai sekarang ia berusaha memulihkan kesadarannya. Aku membelikannya obat agar kondisinya pulih dan aku menasehatinya agar tidak mengkonsumsi minuman keras. Saat itu ia terlihat marah dan mulai membentakku. Lalu aku minta maaf padanya karena sudah lancang menasehatinya dan aku sangat terkejut ketika Nancy memelukku sambil menangis. " Ada apa denganmu? kenapa kau menangis?" tanya sambil berusaha menenangkannya. " Aku sudah tidak tahan dengan pernikahanku karena suamiku tidak pernah peduli padaku." kata Nancy sambil menangis. " Berhentilah menangis. Ada aku yang selalu berada di sampingmu." kataku sambil berusaha membujuknya. Tiba - tiba aku melihat Calvin yang masuk ke ruangan dan Nancy melepaskan tubuhnya dariku sambil ia mengusap air matanya. Saat itu Calvin datang menghampiri Nancy dan ia berusaha mencuri perhatian Nancy. Tetapi aku berhasil menginterupsi perhatian Nancy sehingga kali ini Calvin kalah dalam melawanku. Saat itu Calvin terlihat sangat emosi dan ia pergi meninggalkan kami. Di dalam hati aku tersenyum bahagia karena aku lebih unggul daripada Calvin dan Nancy lebih memilihku. Lalu Nancy meminta maaf padaku atas sikapnya yang kasar padaku dan aku memeluknya sambil berusaha merayunya. Sepertinya Nancy termakan rayuanku sehingga ia mudah luluh di tanganku. Rasanya tidak lama lagi aku akan menjadi orang kaya dengan memanfaatkan kebaikan Nancy padaku. Saat itu aku dan Nancy memulai hubunhgan terlarang kami sebagai sepasang kekasih dan Nancy menjadikanku simpanannya. Aku dan Nancy terpaut usia delapan tahun dan Nancy usianya lebih tua dariku tetapi ia masih awet muda di usianya yang tidak lama lagi memasuki usia empat puluh tahun. Meksipun begitu banyak pria yang menyukai Nancy tetapi ia lebih memilih bersamaku dan aku sangat beruntung menjadi yang terpilih. **** Tidak terasa waktu menunjukkan pukul lima sore dan saat itu Nancy mengantarku sampai rumah. Saat itu aku mempersilakannya masuk ke dalam rumah dan Nancy menyuruhku untuk segera mandi karena ia ingin mengajakku ke suatu tempat yang belum pernah kudatangi. Setelah mandi, Nancy menyuruhku untuk membawa baju karena ia ingin mengajakku menginap di apartemennya. Entah kenapa aku punya firasat jika malam ini akan berlanjut ke ranjang dan sepertinya tebakanku tidak salah karen aku tau wanita seperti Nancy sangat haus akan kasih sayang dan belain seorang pria sepertiku. Setelah mengemasi barang, akhirnya kami pergi. Saat itu Nancy bercerita padaku jika ia sudah lama tidak berhubungan suami istri sehingga ia ingin merasakan kehangatan bersamaku. Sejujurnya di dalam hatiku, aku merasa Nancy hanya ingin berhubungan intim denganku karena ia merasa kesepian di tinggal suaminya pergi ke luar kota. Aku melihat jam menunjukkan pukul tujuh malam dan Nancy mengajakku ke sebuah restoran mewah yang biasanya di kunjungi oleh para pejabat dan kaum sosialita. Aku tidak menyangka jika Nancy akan mengajakku ke tempat semewah ini. Saat masuk ke dalam restoran, kami di sambut oleh para pelayan dan kami di arahkan oleh pelayan ke meja yang masih kosong. Setelah menempati meja, pelayan memberikan menu kepada kami dan saat itu aku sangat terkejut melihat harga makanan yang berkisaran ratusan ribu per porsinya. " Henry, silakan kau pilih menu yang di inginkan." kata Nancy sambil melihat buku menu. " Terserah kau saja. Aku ikut dengan pilihanmu untukku." kataku sambil berusaha menyembunyikan kegugupanku. Akhirnya Nancy memilihkan makanan untuk kami dan setelah pelayan pergi, Nancy mengajakku berbincang dan tidak beberapa lama pelayan membawakan pesanan Nancy. Rasanya malam itu tidak bisa ku lupakan karena itu pertama kalinya aku menyantap makanan mewah. Nancy tersenyum melihatku yang makan dengan lahap dan rasanya aku sangat malu di perhatikan seperti itu olehnya. Tidak beberapa lama kami selesai menghabiskan makanan dan Nancy mengajakku pergi ke sebuah tempat yang tidak aku duga. Ternyata Nancy mengajakku ke tempat hiburan malam dan disana terdengar suara hingar musik yang sangat memekakkan telinga. Nancy mengajakku untuk masuk dan disana banyak orang berkerumun. Nancy mengajakku ke tempat teman - temannya sedang berkumpul. Ia mengenalkanku kepada teman - temannya sebagai kekasih barunya dan mereka tertawa terbahak - bahak melihat tingkah Nancy seperti remaja yang baru kasmaran. " Perkenalkan ini Henry. Kekasih baruku dna aku harap kalian harus berhati - hati jika ingin merebutnya dariku." kata Nancy sambil tersenyum sinis kepada mereka. Mereka hanya tertawa mendengar ancaman Nancy seolah - olah perkataan Nancy hanya candaan. Lalu kami duduk bersama teman - teman Nancy dan aku memperkirakan usia wanita itu di atas empat puluh tahun. Mereka membawa pasangan masing - masing yang usianya seumuran denganku. Aku tidak menyangka akan bertemu dengan orang - orang dari kalangan atas dan menurutmu mereka sudah menikah dan memiliki anak. Sepertinya mereka sama - sama kesepian seperti Nancy dan aku tidak terkejut mereka bisa memiliki simpanan karena suami mereka banyak uang sehingga mereka menggunakan uang suami untuk bersenang - senang. Tidak beberapa lama Nancy mengajakku ke lantai dansa dan disana kami berdansa mengikuti alunan musik yang sangat keras. Semua orang melihat Nancy yang sedang berdansa dan gerakan tubuhnya sangat sensual sehingga mengundang kaum adam untuk mendekatinya. Saat itu ada yang berusaha menyentuh Nancy dan aku langsung menjauhkan Nancy dari pria itu dan membawanya kembali ke tempat duduk. " Kenapa kau seperti itu? apa kau tidak malu di lihat banyak orang atas apa yang baru saja kau lakukan?!" Bentak Nancy padaku sambil menatap tajam ke arahku. " Aku melakukan itu semua agar kau tidak di ganggu oleh pria itu. Aku tidak mau ada pria lain yang menyentuhmu selain aku!" kataku dengan tegas. Saat itu teman Nancy berusaha melerai pertengkaran kami sampai akhirnya kami berbaikan. Akhirnya aku meminta maaf kepada Nancy karena sudah membentaknya dan Nancy memelukku dengan erat sambil mengucapkan permintaan maaf padaku. Tidak beberapa lama teman Nancy memberi kami minuman dan saat itu pertama kalinya aku minum minuman keras dan rasanya aku tidak tahan hingga aku pergi berlari ke toilet untuk memuntahkan isi perutku. Entah kenapa rasanya aku ingin segera pulang karena kepalaku terasa sangat pusing dan saat itu aku mengajak Nancy untuk pulang karena aku sudah tidak tahan dan Nancy berpamitan kepada teman - temannya dan ia mengajakku pergi ke apartemennya. Saat itu aku dalam keadaan mabuk sehingga Nancy berusaha memapahku sambil membawaku masuk ke dalam apartemennya. Saat itu Nancy membawaku masuk ke dalam kamarnya. Lalu ia merebahkan tubuhku di atas ranjang dan saat itu aku sudah tidak sadarkan diri dan aku tidak tau apa yang terjadi selanjutnya. *** Keesokan harinya aku terbangun dan melihat tubuhku tanpa sehelai benang pun di balik selimut. Kemudian aku menyadari jika ada Nancy yang berada di sampingku dan kondisinya sama denganku. Aku mencoba mengingat kejadian tadi malam tapi aku tidak ingat sama sekali karena tadi malam aku dibawa pengaruh minuman keras. Akhirnya aku mencoba bangkit dari tempat tidur dan aku melihat bajuku berserakan di lantai. Lalu aku memungut pakaianku dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Butuh waktu lima belas menit untuk mandi hingga aku keluar dari kamar mandi dan melihat Nancy yang sudah terbangun. Lalu ia bangun dari tempat tidur dan berjalan menghampiriku. Kemudian ia memelukku sambil mengucapkan terima kasih padaku karena tadi malam aku sudah memuaskannya. Lalu ia melepaskan pelukannya dari tubuhku dan ia berjalan ke arah kamar mandi dan saat itu aku mengerti apa yang ia maksud. Rasanya tubuhku sangat lelah karena tadi malam dan sejujurnya aku sama sekali tidak mengingat apapun. Tidak beberapa lama Nancy keluar dari kamar mandi dan ia mengajakku sarapan di luar. Setelah kami selesai berpakaian, kami keluar dari apartemen dan entah kenapa aku merasa ada seseorang yang memperhatikan kami dari jauh dan saat aku menoleh, tidak ada siapapun. " Henry, ada apa denganmu? kenapa kau terlihat gelisah?" tanya Nancy padaku  " Tidak ada apa - apa. Semuanya baik - baik saja." kataku berbohong. Nancy terlihat tidak percaya dengan perkataanku dan aku berusaha mengalihkan pembicaraan agar ia tidak terus - terusan bertanya. Tidak beberapa lama kami sampai di rumah makan yang tidak jauh dari rumah sakit. Rasanya aku sangat takut jika ada seseorang yang mengetahui hubungan kami karena aku takut karirku akan hancur dan aku diberhentikan oleh rumah sakit. Saat Nancy mengajakku mengobrol, aku tidak menghiraukannya dan terhanyut dalam pikiranku sendiri hingga Nancy mengeluarkan nada agak keras hingga aku tersadar dari lamunan. Nancy terlihat sangat kesal padaku dan aku meminta maaf padanya karena tidak memperdulikannya. Setelah selesai makan, kami pergi ke rumah sakit tetapi kami sebelumnya sudah berjanji jika saat tiba di rumah sakit, kami akan berpisah agar tidak ada yang curiga terhadap hubungan kami. Lima belas menit kemudian, kami tiba di rumah sakit dan Nancy yang duluan masuk ke dalam ruangan sedangkan aku lebih memilih pergi ke kantin untuk menjernihkan pikiran. Setelah membeli minuman secangkir kopi, aku duduk di kantin sambil menyesap kopiku. Lalu aku memeriksa ponselku dan melihat banyak panggilan dari Sarah. Entah kenapa aku merasa bersalah padanya atas kejadian tadi malam tetapi aku berusaha menghilangkan perasaan bersalah dengan mengajak Sarah berbulan madu ketika ia kembali dari luar kota. Lalu aku mengirim pesan kepada Sarah sambil meminta maaf padanya karena tadi malam aku sangat sibuk mengurus pasien. Lima menit kemudian, Sarah menelfonku dan aku meminta maaf padanya karena tidak sempat menghubunginya. Ia memberitahuku jika besok ia akan pulang dan ia berjanji padaku akan membawakan oleh - oleh untukku. " Maaf sayang, tadi malam aku tidak sempat mengangkat telfon karena banyak pasien yang ku tangani." kataku berbohong sambil menyesap kopi " Ia tidak apa - apa. Aku bersyukur kau baik - baik saja karena sejak tadi malam aku sangat mencemaskanmu." kata Sarah dengan nada cemas " Kau jangan mencemaskanku. Aku disini baik - baik saja. Maaf aku tidak bisa berbincang terlalu lama karena sebentar lagi aku ada pasien." kataku sambil mengakhiri pembicaraan. Setelah menghabiskan kopi, aku langsung pergi ke ruanganku dan disana sudah banyak pasien yang mengantri. Aku membantu Nancy menangani pasien yang memiliki keluhan penyakit dan rasanya aku sangat senang bisa membantu orang lain. Tiba - tiba aku kedatangan pasien yang terlihat sangat tidak mampun untuk membayar biaya berobat sehingga aku gratiskan dan ia terlihat sangat tidak enak padaku. " Maaf dokter, sebenarnya saya tidak punya uang untuk berobat tetapi saya tidak tahan menahan sakit yang saya derita selama berminggu - minggu." kata pria itu sambil menundukkan kepala. " Tidak apa - apa pak. Saya beri resep obat untuk anda minum dan tenang saja saya tidak akan memungut biaya sepeserpun." kataku sambil menyerahkan resep obat dan memberinya uang untuk membeli obat di apotek. " Tolong dokter jangan seperti ini. Saya semakin merasa tidak enak karena sudah merepotkan dokter." kata pria itu sambil mengembalikan uang itu padaku. " Ambillah uang ini untuk anda berobat. Saya ikhlas menolong anda. Saya doakan anda cepat sembuh dan tolong di habiskan obatnya agar kondisi anda cepat membaik." kataku sambil menyerahkan uang itu kepada pria itu. " Terima kasih dokter atas bantuannya. Saya doakan anda di murahkan rejekinya oleh Tuhan." kata pria itu sambil membawa resep obat dan uang yang ku beri padanya. Aku mengucapkan terima kasih padanya dan setelah pria itu pergi, Nancy terlihat kagum padaku. Lalu ia datang menghampiriku dan memelukku dengan erat. Rasanya saat itu aku sangat bangga pada diriku sendiri karena berhasil memikat Nancy dengan pesonaku yang tidak bisa ia tolak. Nancy mengungkapkan kekagumannya padaku dan ia semakin menyayangiku. Aku berharap hubunganku dengan Nancy tidak akan berakhir karena aku sangat menginginkan kemewahan darinya. Hanya ia saat ini yang bisa membantuku mencapai keinginanku yang terpendam sejak dulu dan aku tidak akan membiarkan kesempatan emas ini hilang begitu saja.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN