BAB 7

2677 Kata
EMMA POV Semenjak aku bercerai dengan Henry, aku membesarkan Elsa seorang diri dan di saat itu Roy mendekatiku. Aku tau ia berusaha menunjukkan perhatiannya padaku tetapi aku bersikap biasa saja. Rasanya tidak mungkin aku bersama dengan Roy karena ia sudah beristri dan memiliki anak. Suatu hari Roy mengajakku makan siang dan saat itu ia mengutarakan perasaannya padaku bahwa ia tertarik padaku. Saat itu aku berusaha menjauh darinya tetapi ia tidak membiarkan aku menjauh. Roy memberitahuku bahwa ia berniat untuk berpisah dengan istrinya karena rumah tangganya tidak bisa di pertahankan lagi. Waktu itu aku tidak berniat untuk membuka hati karena aku masih trauma dengan kegagalan pernikahanku. Saat ini aku fokus merawat Elsa dan bekerja untuk membesarkan Elsa karena Henry sama sekali tidak memberi nafkah untuk Elsa. Aku tidak mau mengalami kegagalan seperti dulu karena rasanya sangat sakit. Setelah selesai mengajar, aku langsung pulang ke rumah dan saat tiba di rumah, aku merasa sangat senang saat melihat Elsa yang tersenyum padaku. Rasanya aku bersyukur dengan kehadiran Elsa karena ia bisa menghiburku di kala aku sedang sedih. Ibu memberitahuku untuk mulai membuka hati untuk pria lain tetapi saat ini aku tidak memikirkan urusan cinta karena aku hanya ingin fokus membesarkan Elsa. Ibu tau aku sangat menyayangi Elsa tetapi ibu juga ingin melihatku bahagia bersama pria yang tulus mencintaiku. " Emma, ibu sangat ingin kau membuka hati untuk pria lain karena kau pantas bahagia dan mendapat cinta dari pria yang tulus mencintaimu." kata ibu sambil menggendong Elsa yang sedang tertidur di pangkuan " Saat ini Emma hanya fokus membesarkan Elsa dan tidak ada waktu untuk memikirkan cinta." kataku sambil menunduk Ibu hanya terdiam dan beliau pergi ke arah kamar untuk merebahkan Elsa di tempat tidurnya. Tiba - tiba ada seseorang yang mengetuk pintu dan saat membuka pintu, aku terkejut melihat kedatangan Roy ke rumah. Akhirnya mau tidak mau aku mempersilakan Roy masuk ke dalam rumah dan saat itu pertama kalinya ibu bertemu dengan Roy. Ibu menyambut kedatangan Roy dengan baik dan saat itu aku sangat terkejut ketika Roy mengutarakan keinginannya untuk melamarku di depan ibu. Ibu terlihat sangat terkejut mendengar hal itu apalagi ketika tau Roy sudah beristri dan memiliki anak. Saat itu ibu menolak lamaran Roy meskipun Roy berjanji akan menceraikan istrinya dan aku sangat terkejut ketika ibu mengusir Roy dari rumah. " Maaf, sebaiknya anda pergi dari rumah kami dan jauhi Emma karena sampai kapanpun saya tidak akan setuju jika anda menikahi Emma!" kata ibu sambil mengusir Roy. " Ibu jangan seperti itu!" kataku sambil menatap Roy. Ibu tidak memperdulikan perkataanku dan mendorong Roy keluar dari rumah. Lalu ibu mengunci pintu dan ibu memperingatkanku untuk menjauh dari Roy. Saat itu aku mengintip jendela dan melihat Roy masih berada di depan rumahku sambil menatap ke arah rumah. Aku merasa tidak nyaman terhadapnya dan aku berjanji besok aku akan meminta maaf padanya saat bertemu dengannya. **** Hari ini aku bertekad untuk meminta maaf kepada Roy atas kejadian yang kemarin. Saat aku tiba di kantor, aku mendapat kabar jika Roy ijin tidak masuk dan aku merasa bersalah atas kejadian kemarin. Akhirnya aku bertanya alamat rumah Roy kepada teman kerjaku dan ia memberiku alamat rumah Roy.  Setelah aku selesai mengajar, aku berniat untuk pergi ke rumah Roy dan saat tiba disana, aku melihat suara orang yang berteriak dan aku sangat terkejut ketika Roy mendapat kekerasan dari seorang wanita dan saat itu aku tidak bisa berbuat apa - apa untuk menolongnya. Tiba - tiba ada seeorang yang pergi mengarah ke rumah Roy dan saat itu aku berusaha bersembunyi agar tidak ada yang curiga padaku. Saat itu aku sekilas melihat ada seorang wanita muda yang berusaha melerai pertengkaran Roy dengan istrinya dan aku menduga wanita muda itu adalah anaknya. Akhirnya aku tau jika selama ini Roy sering mengalami kekerasan dari istrinya dan selama puluhan tahun ia hanya bersabar menghadapi kekasaran istrinya. Sejujurnya aku merasa iba padanya dan aku memutuskan untuk pulang ke rumah karena aku tidak sanggup melihat seseorang di sakiti. Entah kenapa aku merasa bersalah kepada Roy karena semenjak ia mengenalku, ia berkeinginan untuk menceraikan istrinya dan meninggalkan anak - anaknya. Saat aku berada di tengah jalan, aku tidak sengaja bertemu dengan Henry dan saat itu ia bersama dengan seorang wanita. Aku tidak menyangka jika secepat itu ia bersama wanita lain saat kami baru sebulan berpisah. Mungkin yang dikatakan ibu ku sangat benar untukku membuka hati karena aku tidak boleh terpuruk seperti ini. Tidak beberapa lama aku sampai di rumah dan saat itu aku melihat tetangga datang bersama anaknya dan ia memintaku untuk mengajari anaknya bahasa inggris. Rasanya saat itu aku sangat senang karena aku akan mendapat uang tambahan untuk membiayai ibu dan anakku. Aku dengan senang hati menerima pekerjaan itu karena aku sangat membutuhkan uang tambahan untuk membeli kebutuhan Elsa. " Saya harap ibu mau mengajari anak saya bahasa inggris karena Gina merasa sangat kesulitan saat mengikuti pelajaran di sekolah." kata ibu Windy sambil menatap anaknya. " Sebisa mungkin saya akan mengajari Gina sampai ia bisa bahasa inggris." kataku sambil tersenyum kepada Gina. " Baiklah kalau begitu, besok saya tunggu di rumah setelah anda selesai mengajar." kata ibu Windy sambil berpamitan kepada kami. Saat itu ibu terlihat sangat senang karena aku mendapat pekerjaan lain selain di tempat aku bekerja. Lalu ibu menyuruhku untuk makan siang dan sebelum aku makan siang, aku menuju ke kamar untuk melihat Elsa yang sedang tertidur lelap. Rasanya saat melihat Elsa, aku merasakan kedamaian dan aku bertekad untuk membesarkan Elsa sampai ia menjadi orang sukses. *** Keesokan harinya, aku datang ke kantor dan saat tiba di kantor, aku bertemu dengan Roy dan aku sangat terkejut melihat lebam di wajahnya. Saat itu aku meminta maaf padanya karena sudah menyebabkan masalah di hidupnya dan Roy memberitahuku jika aku tidak bersalah dan saat itu ia seperti pasrah dengan hidupnya. Lalu Roy bercerita padaku jika ia memutuskan untuk bercerai dengan istrinya karena pernikahannya tidak bisa di pertahankan dan anak - anaknya sudah mengetahui hal ini. Aku merasa iba padanya karena Roy selama ini sangat tersiksa menjalani kehidupan rumah tangganya selama puluhan tahun. Aku hanya bisa memberinya semangat dan ia sangat berterima kasih padaku karena aku sudah memberinya dukungan. Tiba - tiba Roy di kejutkan dengan kedatangan anak - anaknya dan sepertinya mereka meminta Roy untuk kembali ke rumah tetapi Roy tidak bisa kembali ke rumah dan ia lebih memilih tinggal di rumah orang tuanya. " Kami sangat berharap papa mau kembali ke rumah bersama kami karena kami tidak ingin kehilangan papa. Joe, Fanny, Devin dan Diana sangat ingin hubungan kita membaik seperti dulu." kata Joe sambil memohon kepada Roy tetapi Roy hanya bisa terdiam " Sebaiknya kalian pulang ke rumah. Mama pasti sangat mencemaskan kalian. Papa berjanji akan menjenguk kalian." Janji Roy kepada anak - anaknya  Tidak beberapa lama Roy mengantar anak - anaknya pulang ke rumah dan aku merasa sangat iba terhadap mereka. Aku berharap hubungan Roy dengan anak - anaknya baik - baik saja meskipun Roy tidak akan tinggal bersama dengan mereka seperti dulu. **** SETAHUN KEMUDIAN Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat dan rasanya hubunganku dengan Roy semakin dekat. Semenjak ia bercerai dengan Wina, aku menjalin hubungan dengan Roy tanpa sepengetahuan ibuku karena aku tau sampai kapanpun ibu tidak akan merestui hubungan kami. Sampai akhirnya Roy mengajakku untuk menikah dan rasanya aku belum siap untuk berumah tangga lagi karena aku tidak ingin mengalami kegagalan seperti dulu. Saat itu aku mempertimbangkan perkataan Roy untuk menikah dengannya dan selama ini aku merasa bahagia meskipun tanpa ada seorang suami di sampingku. Aku bersyukur ada Elsa yang menghiburku dan aku merasa tidak sendirian di dunia ini. Tidak beberapa lama aku tertidur dan bermimpi menikah dengan Roy. Rasanya saat itu kami sangat bahagia dan tidak beberapa lama aku terbangun dari tidur dan mendengar Elsa yang menangis. Lalu aku datang menghampiri Elsa yang berada di box bayi dan mengambilnya. Lalu aku menyusuinya sampai ia tertidur lelap di pangkuanku. Rasanya aku sangat ingin melihat Elsa tumbuh menjadi wanita yang kuat meskipun tidak ada sosok seorang ayah. **** BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN Aku sangat bersyukur Elsa sekarang tumbuh menjadi anak yang baik. Saat ini usianya sepuluh tahun dan tidak terasa waktu berjalan dengan cepat. Entah kenapa akhir - akhir ini Elsa tidak mau masuk sekolah dan ia lebih memilih untuk pindah sekolah. Setelah aku bertanya apa yang sebenarnya terjadi, ternyata ia sering di ejek temannya dan aku tidak menyangka selama bertahun - tahun sekolah disana, anakku di jadikan bahan lelucon oleh teman - temannya. Saat itu aku langsung melapor ke pihak sekolah agar anak - anak yang  menyakiti Elsa untuk di hukum tetapi pihak sekolah terlihat tidak peduli karena mereka tidak berani menghukum anak - anak itu karena orang tua mereka merupakan donatur di sekolah itu sehingga aku memutuskan untuk memindahkan Elsa ke sekolah lain. Beruntung orang tua murid memberitahuku sekolah yang bagus dan akhirnya aku memindahkan Elsa di sekolah yang baru dan ia satu kelas dengan muridku. Saat itu Elsa terlihat sangat tenang dan ia rajin berangkat ke sekolah. Aku sangat senang melihat semangat Elsa yang belajar dengan giat. " Apakah kau senang bersekolah di tempat yang baru?" tanyaku sambil membelai rambutnya. " Elsa sangat senang dan sekarang memiliki teman baru di sekolah. Mereka sangat baik kepada Elsa." kata Elsa sambil tersenyum padaku. Saat itu aku memeluknya dengan erat dan aku berharap Elsa tidak akan seperti dulu. Tiba - tiba ponselku berbunyi dan saat aku mengangkat telfon, aku sangat terkejut mendengar suara yang tidak asing bagiku. Ternyata Henry yang menelfonku dan ia mengajakku bertemu denganku. Saat itu aku sangat heran darimana Henry mendapat nomor ponselku dan aku menanyakan darimana ia mendapat nomorku dan ia memberitahu jika minggu kemarin ia datang ke kantorku dan menanyakan nomor kontakku sehingga ia bisa menghubungiku. Akhirnya besok siang kami sepakat untuk bertemu di sebuah kafe yang letaknya tidak jauh dari kantorku. Entah apa yang di inginkan Henry dariku dan aku berharap ini jalan terbaik agar Elsa bisa bertemu dengan ayah kandungnya karena sudah lama Elsa sangat ingin bertemu dengan Henry dan aku tidak mungkin melarang Elsa untuk bertemu dengan ayah kandungnya. *** Keesokan harinya, aku bertemu dengan Henry dan saat itu aku sangat terkejut dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Ia terlihat lebih tua dari usianya dan sepertinya ia sedang mengalami masalah besar. Aku tidak tau apa yang ia inginkan dariku dan saat itu ia meminta ijin untuk bertemu dengan Elsa. Saat itu aku sudah menduga jika Henry ingin bertemu dengan Elsa meskipun awalnya aku agak keberatan tetapi aku berpikir jika ini kesempatan Elsa untuk mengenal ayah kandungnya setelah sekian lama mereka tidak bertemu. Akhirnya aku memberi Henry kesempatan untuk bertemu dengan Elsa di rumahku. Lalu aku memberinya alamat rumahku dan ia terkejut ketika mengetahui aku sudah lama pindah rumah dan ia berjanji besok sore akan menemui Elsa di rumahku. Tidak beberapa lama kami mengakhiri pembicaraan dan saat itu Henry ingin mengantarku pulang ke rumah tetapi aku menolaknya karena aku pulang menaiki motorku. " Terima kasih kau sudah mengijinkanku untuk bertemu dengan Elsa. Sudah lama aku menantikan hal ini terjadi karena aku sangat merindukan Elsa dan aku ingin meminta maaf padanya." kata Henry sambil merunduk. " Baiklah kalau begitu, aku pamit pulang." kataku sambil mengambil kunci motorku dari dalam tasku. " Tolong sampaikan salamku pada ibu dan Elsa." kata Henry padaku dan aku hanya mengangguk. Lalu aku pulang ke rumah dan tidak beberapa lama aku sampai di rumah. Saat itu aku melihat Elsa tertidur di atas sofa dan aku mengangkat tubuhnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Kemudian, aku bercerita kepada ibu tentang pertemuanku dengan Henry dan ibu sangat terkejut ketika Henry ingin bertemu dengan Elsa. " Apa kau yakin ingin mempertemukan Elsa dengan ayah kandungnya?" tanya ibu padaku " Tentu saja ibu, Elsa berhak tau siapa ayahnya dan suatu hari ia pasti membutuhkan Henry saat ia hendak menikah." kataku pada ibu. Tiba - tiba Elsa datang menghampiri kami dan ia ingin makan siang bersamaku. Beruntung Elsa tidak mendengar pembicaraan kami karena aku tidak ingin Elsa berpikiran macam - macam. Akhirnya kami makan bersama dan rasanya aku tidak bisa membayangkan reaksi Elsa ketika bertemu dengan Henry. **** Keesokan harinya, Henry menelfonku dan ia memberitahu bahwa tidak lama lagi ia akan datang ke rumah. Saat itu aku memberitahu Elsa jika ada seseorang yang ingin bertemu dengannya dan ia sangat penasaran terhadap orang yang ingin menemuinya. Tepat jam empat sore, Henry datang ke rumah dan saat itu ia menemui ibu. Aku melihat reaksi ibu yang melihat perubahan terhadap Henry dan saat itu ia meminta maaf kepada ibu atas semua kesalahan yang pernah ia perbuat dan ibu sudah memaafkan kesalahannya. Lalu aku memanggil Elsa keluar dari kamar dan saat itu Henry sangat terkejut melihat Elsa yang tumbuh besar menjadi gadis yang cantik. Saat itu Henry memberitahu Elsa jika ia ayah kandungnya dan Elsa terlihat sedih sekaligus ia terlihat sangat marah terhadap Henry sehingga Elsa memilih kembali masuk ke dalam kamarnya. Aku langsung masuk ke dalam kamar dan membujuk Elsa untuk bertemu dengan Henry tetapi ia tidak mau. " Elsa, kenapa kau tidak mau bertemu dengan papa? papa sudah lama ingin bertemu denganmu." kataku sambil membujuk Elsa  " Elsa tidak mau bertemu dengan papa! Elsa benci sama papa!" Bentak Elsa sambil menutup kepalanya dengan bantal Saat itu aku tidak bisa membujuk Elsa untuk menemui Henry sehingga aku memberitahu Henry jika Elsa saat ini belum siap untuk bertemu dengannya. Henry terlihat sangat kecewa tetapi ia tidak bisa berbuat apapun untuk membujuk Elsa sehingga ia memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Setelah Henry pergi, aku dan ibu berbincang banyak hal mengenai Elsa dan ibu berpesan agar aku bisa membujuk Elsa untuk memaafkan Henry sehingga hubungan Elsa dan Henry bisa membaik. Aku berharap Elsa bisa memaafkan kesalahan Henry dan ia bisa menerima Henry di dalam hidupnya. *** Suatu hari aku di ajak Henry bertemu di mall dan saat itu ia bercerita banyak hal tentang hidupnya selama ini. Ternyata ia setelah bercerai denganku sempat menikah dengan seorang wanita dan memiliki seorang anak sampai akhirnya ia bercerai dengan istrinya. Kemudian ia bertemu dengan istrinya yang sekarang saat istrinya melakukan pemeriksaan kesehatan dengannya. Semenjak saat itu hubungan mereka sangat dekat sampai akhirnya mereka menikah. pernikahan mereka saat ini di ambang kehancuran karena istrinya saat ingin memiliki seorang anak tetapi karena kesibukan akhirnya mereka sampai saat ini belum di karunia keturunan. Sejujurnya aku tidak menyangka jika Henry mengalami perjalanan hidup yang sangat panjang hingga ia mengalami perceraian. Entah kenapa aku merasa Henry ingin mengajakku rujuk tetapi aku tidak mau karena aku sudah menikah dengan Roy tanpa ada seorang pun yang tau. Aku memberitahu Henry untuk berteman saja karena aku tidak ingin mengulang kesalahan seperti dulu. Tiba - tiba ponselku berbunyi dan aku sangat terkejut ketika Roy menelfonku. Saat itu aku mematikan telfon dan aku mengirim pesan padanya jika saat ini aku sedang ada urusan. Lalu Henry berpamitan padaku dan akhirnya kami pulang ke rumah masing - masing. Tidak beberapa lama, Roy menelfonku dan ia ingin bertemu denganku di sebuah warung dekat kantor. Akhirnya kami bertemu disana dan saat itu aku menceritakan tentang pertemuanku dengan Henry. Saat itu Roy terlihat sangat cemburu padaku dan aku menjelaskan padanya jika aku tidak ada keinginan untuk kembali kepadanya. Saat itu Roy tampak tenang dan ia tidak berusaha untuk bertanya lebih jauh. " Aku harap Elsa mau bertemu dengan ayahnya karena bagaimana pun juga Elsa membutuhkan ayahnya ketika ia akan menikah." kata Roy padaku. Aku hanya terdiam mendengar perkataan Roy dan sepertinya ia sudah bisa memahami keadaan keluargaku. Tidak beberapa lama aku pulang ke rumah dan saat itu aku sangat terkejut melihat Elsa yang demam dan aku langsung membawanya ke dokter. Saat tiba di klinik, aku tidak sengaja bertemu dengan teman lamaku yang bernama Shinta. Ia membawa anaknya yang sedang sakit untuk di periksa ke dokter dan rasanya sudah belasan tahun kami tidak bertemu. Tidak beberapa lama Elsa di periksa oleh dokter dan ia harus beristirahat. Setelah selesai di periksa oleh dokter, aku berpamitan kepada Shinta tetapi sebelum aku pergi, Shinta meminta kontakku dan ia berjanji akan menghubungiku. Rasanya aku sangat senang bisa bertemu dengan teman lama dan aku berharap ini menjadi awal yang baik untuk menjalin hubungan baik dengan teman lama karena aku tau Shinta seorang wanita yang baik dan saat kuliah, ia sering membantuku saat aku mengalami kesulitan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN