BAB 27

2267 Kata
MARIA POV Entah kenapa hari ini sikap William terlihat sangat aneh seperti menyembunyikan sesuatu dariku dan aku berharap ia mengurungkan niat untuk memberi pelajaran kepada Chintya karena aku tidak ingin ia terlibat masalah. William memberitahuku jika ia akan pulang terlambat dan entah kenapa firasatku mengatakan jika sesuatu yang buruk akan terjadi dan aku berusaha menghilangkan pikiran itu dari benakku. Tidak beberapa lama William berangkat bersama Elsa dan Victor sambil mengantar Victor ke sekolah. Kemudian aku bersiap - siap untuk berangkat ke rumah sakit karena hari ini adalah hari pertamaku bekerja di laboratorium rumah sakit. Aku menempuh perjalanan selama satu setengah jam sampai akhirnya aku tiba di rumah sakit. Saat itu aku berkenalan dengan orang - orang yang mengurus laboratorium dan mereka menyambut kedatanganku dengan baik. Lalu mereka mulai menerangkan pekerjaanku apa saja di laboratorium dan aku mulai bekerja sampai waktu menunjukkan pukul setengah dua belas siang dan saat itu orang - orang laboratorium mengajakku makan siang bersama di kantin. Saat aku tiba disana, aku menonton berita dan aku sangat terkejut melihat Chintya masuk ke dalam berita dan ia di temukan sudah tidak bernyawa. Aku curiga jika ini semua adalah ulah Wlliam dan saat itu aku menghubunginya tetapi telfonnya tidak aktif. Aku semakin yakin ini semua perbuatan William dan aku tidak bisa memaafkan perbuatannya jika ia terbukti menghilangkan nyawa Chintya. " Dok, kenapa melamun? saya lihat daritadi dokter seperti ada masalah?" tanya Santy yang sedari tadi memperhatikanku. " Saya baik - baik saja." Kataku sambil menyembunyikan ketakutanku terhadap William. Saat itu aku memutuskan untuk pulang cepat karena aku tidak bisa fokus kerja karena memikirkan William. Akhirnya aku pulang lebih awal dan beralasan tidak enak badan sehingga mereka tidak bertanya yang macam - macam padaku. Saat di tengah perjalanan, aku tidak henti memikirkan William dan ia sangat sulit ku hubungi. Aku berharap ia tidak ada hubungannya dengan kematian Chintya karena aku tidak ingin ia melakukan kejahatan. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul empat dan tidak beberapa lama lagi aku sampai di rumah. Tiba - tiba Elsa menghubungiku dan meminta untuk di jemput di sekolah Victor karena William tidak bisa menjemput. Akhirnya aku berbelok arah menuju ke sekolah Victor dan saat tiba di sana, aku melihat Elsa bersama Victor sedang menungguku di depan sekolah. Lalu kami pulang ke rumah dan saat itu Victor terlihat lemas dan sepertinya ia demam sehingga aku membelikan obat di apotek. Saat tiba di rumah, Elsa langsung membawa Victor ke kamar dan aku menyuruh Victor untuk minum obat penurun panas. " Victor, minumlah obat ini supaya panasnya turun." kataku sambil memberinya obat penurun panas dan ia langsung meminum obat itu. Kemudian aku menyuruhnya untuk beristirahat dan saat itu Victor memintaku untuk tidak pergi meninggalkannya dan aku duduk di sampingnya sambil mengelus rambutnya sampai ia tertidur lelap. Kemudian aku pergi meninggalkannya dan aku memutuskan untuk beristirahat di kamar. Rasanya hari ini kepalaku sangat pusing memikirkan William dan aku mencoba menghubungi William sampai telfonnya tersambung. Lalu aku bertanya keberadaannya dan ia tidak mau memberitahuku. Hal itu membuatku semakin curiga padanya karena ia tidak mau berterus terang padaku sampai telfon terputus dan entah apa yang sebenarnya terjadi padanya. Aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan semoga William dalam keadaan baik - baik saja karena aku tidak ingin terjadi sesuatu padanya sampai akhirnya aku tertidur. *** Aku terbangun ketika waktu menunjukkan pukul setengah tujuh malam dan aku baru ingat belum menyiapkan makan malam. Lalu aku beranjak dari tempat tidur dan langsung pergi ke arah dapur untuk menyiapkan makan malam untuk kami. Tiba - tiba Elsa datang menghampiriku dan ia memberitahuku jika William tidak pulang karena ia pergi ke luar negeri dan belum tau kapan ia akan pulang. Rasanya sangat aneh William tiba - tiba berangkat ke luar negeri secara mendadak tanpa memberitahuku dan aku semakin curiga jika ia adalah dalang di balik kematian Chintya sehingga ia memilih kabur ke luar negeri. Aku berharap kecurigaanku salah karena aku tidak ingin kehilangan William untuk yang kedua kalinya. Setelah selesai memasak, kami makan malam bersama dan rasanya saat itu aku tidak nafsu makan dan lebih memilih makan buah. Saat itu Elsa dan Victor terlihat bingung saat aku tidak makan nasi dan aku memberitahu mereka jika aku masih kenyang dan lebih memilih makan buah. Setelah selesai makan, aku memilih menyendiri di dalam kamar sambil memikirkan William yang sekarang aku tidak tau dimana keberadaannya. Tiba - tiba ponselku berbunyi dan ibu memberitahuku bahwa ayah sekarang sedang di rawat di rumah sakit. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit dan aku berpesan kepada Elsa untuk menjaga Victor di rumah. " Bunda mau kemana?" tanya Elsa padaku. " Bunda mau pergi ke rumah sakit karena kakek sekarang sedang di operasi dan tolong jaga Victor di rumah." kataku sambil berpesan padanya. Elsa mengangguk tanda setuju dan aku langsung berangkat ke rumah sakit untuk menjenguk kondisi ayah. Tidak beberapa lama aku tiba di rumah sakit dan di sana adik - adikku sudah berkumpul di sana bersama ibu. Ternyata penyakit lama ayah kambuh karena ayah makan sembarangan dan dokter memutuskan untuk mengoperasi ayah. Akhirnya kami menunggu di depan ruang operasi sampai beberapa jam kemudian, dokter kelyar dan memberitahu operasi berjalan dengan lancar dan rasanya kami sangat bersyukur mendengar hal itu. Saat itu kami berunding tentang siapa yang akan menjaga ayah di rumah sakit dan aku mengajukan diri untuk menjaga ayah karena aku sudah lama tidak menjenguk ayah semenjak aku menikah dengan William. Tidak beberapa lama ibu dan adik - adikku pulang dan aku menjaga ayah di rumah sakit. Rasanya saat itu aku merasa bersalah karena aku kurang perduli ke keluargaku terutama kepada orang tuaku. Tiba - tiba ayah terbangun dan beliau sangat terkejut melihatku berada di sampingnya. Aku memberitahu ayah jika aku yang menjaga malam ini dan ayah sangat senang melihatku berada di sampingnya. Aku tau sejak kecil ayah sangat menyayangiku apalagi ketika aku melanjutkan kuliah sampai aku mendapat gelar doktor, ayah sangat bangga padaku dan beliau selalu membanggakanku di depan adik - adikku. *** Keesokan harinya aku terbangun di samping ayah dan ternyata ayah sedang menatapku. Aku tau ayah sangat kasihan padaku karena beliau tau pekerjaanku sangat banyak dan aku masih menyempatkan waktu untuk menjaga beliau di rumah sakit. Meskipun aku tidak bisa memberikan cucu untuk beliau tetapi ayah tidak pernah kecewa padaku. Tidak beberapa lama ada perawat yang mengantarkan makanan untuk ayah. Lalu aku berusaha untuk menyuapi ayah agar bisa makan dan saat itu aku merasa ayah sangat senang dengan perhatian yang aku tunjukkan kepada beliau. Setelah selesai makan, ayah menyuruhku untuk mandi dan sarapan agar aku lebih segar. Akhirnya aku pergi meninggalkan ayah untuk mandi dan sarapan di kantin rumah sakit. Aku melihat ponsel dan mendapat pesan dari William yang isinya ia meminta maaf padaku karena ia tidak bisa pulang ke rumah dan aku tidak merespon pesannya karena saat ini aku ingin fokus merawat ayahku sampai kondisinya membaik. Lalu aku menghubungi Elsa dan memberitahunya jika aku belum bisa pulang sampai ayah pulang ke rumah. Elsa tidak mempermasalahkan hal itu dan ia berdoa semoga kondisi ayah segera membaik. Setelah selesai menelfon, aku tidak sengaja bertemu dengan teman lamaku yang seorang dokter spesialis anak dan ternyata ia praktek di rumah sakit ini. " Maria, bagaimana kabarmu? sudah lama tidak bertemu denganmu." kata Peter sambil menyapaku. " Aku sangat baik. Bagaimana kabarmu?" tanyaku padanya sambil menghabiskan minumanku. " Aku juga baik. Ada apa kau di rumah sakit? apa ada salah satu keluargamu yang sakit?" tanya Peter padaku sambil menyesap kopi " Semalam ayahku habis di operasi dan aku daritadi malam menjaga ayah." kataku sambil memberitahunya. Saat itu Peter ingin menjenguk ayahku sehingga aku mengajaknya untuk bertemu dengan ayah. Tidak beberapa lama Peter bertemu dengan ayahku dan saat itu Peter memperkenalkan dirinya sebagai teman kuliahku dan ayahku terlihat sangat senang bertemu dengan Peter. Mereka terlihat pembicaraan yang sangat seru sehingga ayahku lupa waktu. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang dan saatnya ayah makan siang. Tidak beberapa lama perawat mengantar makanan dan aku langsung menyuapi ayah sampai makanannya habis. Aku tau ayah sangat suka di layani oleh anak - anaknya terutama olehku. Setelah selesai makan, ayah minum obat. Lalu aku menyuruh beliau untuk beristirahat dan tidak beberapa lama ayah tertidur sehingga aku memutuskan untuk menunggu di depan kamar. Tiba - tiba aku melihat ibu datang bersama Alvin dan Reza. Mereka menanyakan keadaan ayah dan aku memberitahu mereka jika ayah sedang beristirahat. Ibu membawakan buah untuk ayah karena daridulu ayah terbiasa makan buah setelah makan nasi. Lalu kami masuk ke dalam kamar dan melihat ayah masih tertidur. Ibu menyuruhku untuk pulang ke rumah untuk beristirahat karena Alvin yang akan menjaga ayah malam ini. Akhirnya aku pulang ke rumah dan saat tiba di rumah, Elsa sangat terkejut melihat kedatanganku karena ia berpikir aku tidak akan pulang. " Kenapa bunda pulang? bukannya bunda berencana menjaga kakek di rumah sakit?" tanya Elsa keheranan. " Malam ini Alvin yang menjaga kakek di rumah sakit dan nenek menyuruh bunda untuk beristirahat di rumah." kataku sambil duduk di sofa. Setelah aku bercerita kepada Elsa tentang ayah, aku masuk ke dalam kamar untuk beristirahat. Tiba - tiba ponselku berbunyi dan ternyata Peter yang menghubungiku. Ia ingin mengajakku makan malam bersama dan rasanya aku tidak enak menolak tawarannya sehingga aku menyetujui ajakannya. Setelah selesai menelfon, aku mulai beristirahat sampai aku bermimpi berada di suatu tempat yang sangat sepi dan disana aku melihat William yang berada di tepi jurang dan saat itu aku berteriak ketika William mengucapkan selamat tinggal dan ia melompat ke jurang. Saat itu aku terbangun dan menyadari jika aku baru saja bermimpi buruk. Lalu aku mencoba menghubungi William tetapi nomornya tidak aktif. Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi padanya sehngga ia sangat sulit aku hubungi. Aku berharap ia baik - baik saja karena aku tidak ingin terjadi susuatu padanya. Kemudian aku melihat jam menunjukkan pukul lima sore dan aku langsung bersiap untuk mandi. Setelah selesai mandi, aku bersiap - siap untuk berangkat dan saat itu aku memberitahu Elsa untuk tidak menungguku karena aku makan malam di luar. Lalu aku berangkat dan aku menempuh perjalanan selama satu jam sampai akhirnya aku tiba di kafe. Ternyata Peter sudah menungguku. Lalu ia menyuruhku untuk memesan makanan. " Maaf jika kau menunggu lama. Aku tadi terjebak macet di jalan." kataku sambil memesan makanan. " Tidak apa - apa." Kata Peter sambil menyesap kopinya. Tidak beberapa lama pesanan kami datang dan kami mulai berbincang banyak hal. Ternyata Peter baru saja berpisah dengan mantan istrinya karena hubungan mereka sudah tidak cocok. Peter memiliki seorang anak laki - laki yang berprofesi sebagai pengacara. Tiba - tiba Peter memanggil seseorang yang ternyata adalah anaknya. Waktu itu Peter memperkenalkan anaknya kepadaku dan aku merasa anak Peter sangat cocok jika ku jodohkan dengan Elsa. Anak Peter bernama Kelvin dan ia seorang pria yang sangat tampan dan gagah. Rasanya aku tidak sabar ingin mengenalkan Kelvin dengan Elsa karena aku yakin mereka akan menjadi pasangan yang serasi. Aku berencana mengundang Peter dan Kelvin untuk makan malam di rumah dan mereka terlihat sangat senang dengan undanganku dan mereka baru bisa datang minggu depan dan aku setuju jika minggu depan mereka datang ke rumah. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam dan aku berpamitan kepada mereka. " Maaf, sepertinya ini sudah malam dan aku harus segera pulang ke rumah karena anak - anakku sedang menunggu di rumah." kataku sambil berpamitan kepada mereka. " Baiklah kalau begitu, sampaikan salamku kepada mereka." Kata Peter padaku  Saat itu aku pulang ke rumah dan rasanya aku sangat lelah sehingga aku mengebut di jalan. Setengah jam kemudian aku tiba di rumah dan memutuskan untuk beristirahat. **** Satu minggu kemudian, Peter dan Kelvin datang ke rumah dan saat itu aku menyambut kedatangan mereka dengan baik. Aku melihat Elsa yang sepertinya tertarik dengan Kelvin. Begitu juga halnya dengan Kelvin yang tertarik melihat kecantikan Elsa yang natural. Kemudian aku membiarkan Kelvin mendekati Elsa dan mereka berbincang di teras rumah. Sedangkan aku dan Peter berbincang di ruang tamu dan ia menanyakan tentang William dan saat itu aku memberitahunya jika William berada di luar negeri karena ada urusan bisnis. Entah kenapa aku merasa Peter menyukaiku meskipun ia tau aku sudah bersuami dan saat itu ia berusaha mendekatiku dan beruntung ada Victor yang memanggilku sehingga aku bisa menghindari Peter. Ternyata Victor meminta bantuanku untuk mencarikan bajunya yang akan ia bawa untuk pergi ke luar kota bersama teman sekelasnya. Setelah berhasil mencarikan bajunya, aku kembali ke ruang tamu dan saat itu Peter bersama Kelvin berpamitan padaku dan besok pagi Kelvin akan menjemput Elsa untuk mengajaknya pergi ke luar kota. Setelah mereka pergi, aku bertanya tentang rencananya yang akan pergi berdua saja dengan Kelvin ke luar kota dan sejujurnya aku sangat takut terjadi sesuatu kepada Elsa tapi Elsa memberitahuku bahwa ada teman - teman Kelvin yang membawa keluarga mereka masing - masing sehingga mereka tidak berdua saja di villa. " Bunda harap kau harus berhati - hati terhadap Kelvin karena bisa saja ia ingin memperalatmu untuk kepuasannya sendiri." kataku sambil memperingatkannya. " Bunda tenang saja karena Elsa akan menjaga diri dengan baik." Kata Elsa sambil mengemasi barang - barangnya. Aku berharap Kelvin tidak berbuat macam - macam terhadap Elsa karena aku tidak ingin terjadi sesuatu kepada Elsa. Aku tau Elsa wanita yang baik dan ia tidak akan melakukan hal yang melanggar norma. *** Keesokan harinya Kelvin menjemput Elsa dan mereka berpamitan padaku sebelum mereka pergi. Setelah berpamitan, mereka berangkat sehingga tinggal aku berdua dengan Victor. Lalu aku mengantar Victor ke sekolah dan ia memintaku menjemputnya hari jumat dan aku berjanji padanya akan menjemputnya. Setelah dari sekolah Victor, aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ayah dan saat tiba disana, ibu memberitahuku jika besok ayah diperbolehkan pulang dan aku sangat bersyukur karena kondisi ayah sudah membaik sehingga beliau bisa di rawat di rumah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN