BAB 11

1768 Kata
EMMA POV DUA TAHUN KEMUDIAN Tidak terasa sekarang Elsa sudah kelas tiga SMA dan sebentar lagi ia akan lulus dan menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Saat itu aku sibuk bekerja keras untuk mencari uang agar bisa menguliahkan Elsa. Di saat itu ibuku mengalami sakit sehingga beliau dibawa ke rumah sakit dan beliau dinyatakan terkena serangan jantung oleh dokter sehingga beliau di rawat selama beberapa hari di rumah sakit. Sampai akhirnya ibu meninggal di rumah sakit dan saat itu aku dan Elsa merasa sangat kehilangan ibu. Lalu kami memakamkan ibu di pemakaman yang tidak jauh dari rumah kami. Saat itu Roy hadir di pemakaman ibu dan semua orang terkejut dengan kedatangannya. Arini dan anak - anaknya terlihat tidak suka dengan kehadiran Roy. Begitu juga dengan teman proyekku, Andre yang menatap Roy dengan kebencian dan sepertinya ia sangat ingin memusnahkan Roy dari dunia ini. Entah kenapa saat itu firasatku mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi tetapi aku berusaha mengalihkan perhatian dengan mendoakan ibu agar beliau tenang di alam sana. FLASHBACK Sekitar dua tahun yang lalu, aku tidak sengaja bertemu dengan Andre di suatu seminar dan saat itu kami berkenalan. Akhirnya Andre menawariku pekerjaan untuk mengurus proyek yang sekarang ia kerjakan dan aku menerima tawaran pekerjaannya. Saat itu aku berkata padanya jika hubungan kami sebatas hubungan kerja dan tidak lebih dari itu. Andre menyanggupi keinginanku dan selama kami bekerja, kami sangat profesional dan tidak pernah membahas masalah selain urusan pekerjaan. Hingga suatu hari Andre menceritakan masalah rumah tangganya padaku dan saat itu ia sedang bertengkar dengan istrinya. Waktu itu pernikahannya berada di ujung tanduk tetapi ia berusaha mempertahankan pernikahan karena memikirkan anaknya yang bernama Vina. Semenjak saat itu aku menasehatinya untuk bersabar menghadapi istrinya dan ia menuruti nasehatku. Hingga suatu hari Andre menyatakan perasaannya padaku dan saat itu aku sangat terkejut ketika mengetahui hal itu dan aku berusaha menjaga jarak dengannya. Andre merasakan perubahan dariku dan ia berusaha meminta maaf padaku atas perasaannya padaku dan aku merasa tidak nyaman padanya karena selama ini ia banyak membantuku " Maaf jika perasaanku membuatmu merasa tidak nyaman. Apa yang aku rasakan untukmu itu adalah nyata dan tidak dibuat - buat. Sejujurnya aku sangat ingin hubungan kita lebih dari sekedar hubungan pekerjaan tetapi aku tau dari awal kau fokus bekerja untuk membiayai keluargamu." kata Andre sambil menatapku. Saat itu aku hanya terdiam tanpa meresponnya dan semenjak saat itu aku berusaha bersikap profesional dan setiap kali ia mengajakku untuk berlibur bersamanya, aku selalu menolaknya dan beralasan ada urusan keluarga. Saat itu Roy tau tentang Andre dan ia memberitahuku untuk berhati - hati terhadap Andre karena bisa saja suatu hari Andre menyakitiku dan aku tidak mau hal itu terjadi. **** Setelah dari pemakaman, aku dan Elsa kembali pulang ke rumah dan rasanya aku tidak menyangka ibu akan pergi meninggalkanku secepat ini. Aku teringat cerita Elsa ketika ibu masih hidup. Seminggu sebelum ibu meninggal, tingkah ibu tidak seperti biasanya dan saat itu ibu memberitahu Elsa jika beliau selalu mendoakan yang terbaik untuk ku dan Elsa. Rasanya saat itu aku sangat sedih mengingat ibu apalagi semenjak ayah tiada, ibu yang berjuang untuk masa depanku hingga aku lulus sarjana. Aku berjanji pada diriku sendiri akan merawat Elsa sebaik mungkin karena hanya ia satu - satunya hartaku yang paling berharga di dunia ini. Beberapa hari kemudian, Arini datang ke rumah dan ia meminta haknya sebagai seorang anak. Aku tidak mengerti maksud kedatangannya hingga ia meminta jatah dengan menjual rumahku karena ia berpikir jika rumah yang aku tempati adalah rumah milik ibu tetapi ibu sudah memberikan rumah yang ku tempati sebagai milikku dan saat itu aku tidak mau menjual rumah karena ibu sudah berpesan untuk tidak menjual rumah itu sehingga aku dan Arini bertengkar hebat sehingga ia memutuskan hubungan persaudaraan kami. Rasanya saat itu aku tidak menyangka jika selama ini Arini sejahat itu padaku dan ia selama ini tidak tulus kepada ibu. Saat Elsa tiba di rumah, ia sangat heran melihat pipiku yang lebam karena di tampar oleh Arini dan aku menceritakan peristiwa yang aku alami kepada Elsa dan ia tidak menyangka jika Arini akan bersikap seperti itu setelah ibu tiada. " Elsa tidak menyangka jika tante Arini akan sejahat itu kepada mama." kata Elsa sambil memelukku dengan erat. " Mama berjanji akan menjaga Elsa dan tidak ada satupun yang bisa menyakiti kita." Janjiku kepada Elsa. Sampai kapanpun tidak akan ada yang bisa memisahkan aku dengan Elsa karena ia satu - satunya hartaku yang paling berharaga di dunia ini. Tidak beberapa lama Elsa lulus SMA dan saat itu aku meminta bantuan Henry untuk menguliahkan Elsa dan aku bersyukur ia mau membiayai kuliah Elsa sehingga bebanku berkurang dan aku bisa mengajar seperti biasa tanpa perlu ikut kerja proyek bersama Andre *** Semenjak ibu wafat, aku merasa bersalah terhadap beliau sampai suatu hari aku jatuh sakit dan waktu itu Elsa masih kuliah semester dua. Elsa terlihat sangat cemas saat melihatku jatuh sakit sehingga aku dibawa ke rumah sakit dan dokter menyuruhku untuk operasi pengangkatan rahim dan saat itu aku merasa sangat sedih mengetahui hal itu. Akhirnya aku memutuskan untuk menjual rumah ibu yang sudah lama tidak ditempati dan bersyukur ada tetangga yang mau membeli rumah ibu sehingga aku bisa melakukan operasi. Rasanya sangat menakutkan tetapi aku mencoba untuk tabah menjalani semua ini. Sebelum aku menjalani operasi, saat itu ada Elsa berusaha menyemangatiku sehingga aku yakin setelah operasi kondisiku akan membaik. " Mama harus yakin sembuh. Elsa selalu berdoa untuk kesembuhan mama." kata Elsa sambil memberiku semangat. " Terima kasih atas semangatnya sayang. Mama akan berjuang untukmu." janjiku padanya. Tidak beberapa lama aku menjalani operasi dan saat itu aku dibius hingga tidak sadarkan diri. Hingga aku bermimpi bertemu dengan ibu dan ayah. Rasanya aku sangat merindukan mereka dan mereka berpesan padaku untuk menjaga Elsa sebaik mungkin. Tiba - tiba aku terbangun dan menyadari aku berada di rumah sakit. Saat itu Elsa ada di sampingku dan ia sangat senang melihatku terbangun. Rasanya aku bersyukur masih hidup dan berada di samping anakku. Tidak beberapa lama dokter yang menanganiku datang dan saat itu ia memeriksaku. Lalu ia menyuruhku untuk beristirahat dan rasanya saat itu aku sangat ingin pulang ke rumah untuk beristirahat. *** Beberapa hari kemudian, aku di perbolehkan pulang oleh dokter dan rasanya aku sangat bersyukur bisa pulang ke rumah. Saat itu Elsa menyuruhku untuk beristirahat di rumah dan tiba - tiba ada seseorang yang datang ke rumah. Ternyata Roy yang datang dan Elsa terlihat sangat terkejut dengan kedatangan Roy. Lalu aku menjelaskan kepada Elsa tentang hubunganku dengan Roy yang sebenarnya jika kami sudah lama menikah dan Elsa sangat terkejut mengetahui kenyataan itu dan ia terlihat tidak terima karena aku tau dari kecil Elsa sangat membenci Roy dan itu semua karena ibu yang dari awal tidak menyukai Roy sehingga ibu memberitahu Elsa untuk tidak mendekati Roy. " Maafkan mama karena selama ini menyembunyikan rahasia ini darimu. Mama sengaja menyembunyikan hal ini karena mama tau nenek tidak akan setuju dengan pernikahan kami." kataku sambil memberitahu Elsa. Saat itu Elsa hanya terdiam tanpa membalas perkataanku dan ia lebih memilih menyendiri di dalam kamar. Roy berusaha menenangkanku dan ia tau hal ini sangat berat bagi Elsa. Waktu itu Roy berkeinginan untuk tinggal bersama kami karena ia ingin merawatku dan tidak ingin membiarkanku seorang diri. Waktu itu aku sangat bimbang tetapi aku mulai berpikir jika hanya Elsa yang merawatku maka ia tidak akan sanggup karena Elsa harus menyelesaikan kuliahnya dan sekarang ia sudah mulai magang kerja sehingga aku membolehkan Roy untuk tinggal bersama kami. Saat itu Roy sudah resmi berpisah dengan istrinya hingga ia bisa tinggal bersama kami. Semua anaknya tau jika Roy tinggal bersamaku dan saat aku dalam pemulihan, anak bungsu Roy yang bernama Dini datang ke rumah dan ia merupakan wanita yang sangat baik seperti ayahnya. Ia sangat perhatian padaku hingga ia bercerita tentang kehidupannya yang membuatku sangat terkejut. Ternyata selama ini dini menjadi simpanan suami temannya dan ia terpaksa melakukan itu untuk membiayai dirinya dan membantu saudaranya. Sejujurnya aku merasa iba padanya tetapi itu sudah takdir hidupnya yang harus ia jalani. Aku sangat senang melihat Dini yang dekat dengan Elsa dan mereka seperti kakak adik. *** Keesokan harinya, aku di antar Roy ke rumah sakit untuk kontrol dan saat dokter melakukan pemeriksaan, dokter menyarankanku untuk melakukan kemoterapi tetapi aku tidak mau dan memilih meminum obat. Saat itu dokter tidak bisa berbuat apapun karena aku yang memutuskan dan aku kembali ke rumah dengan beban pikiran yang membuatku semakin menyerah. Saat itu Roy berusaha menenangkanku dan ia memberiku semangat agar aku tidak putus asa dengan hidupku. Tidak beberapa lama Elsa pulang ke rumah dan aku mulai bercerita tentang saran dokter yang menyuruhku untuk kemoterapi dan Elsa hanya terdiam mendengar ceritaku. Elsa memberiku saran untuk mengikuti pengobatan alternatif supaya kondisiku semakin membaik. Aku menuruti saran Elsa hingga kami pergi ke luar kota untuk melakukan pengobatan dan ternyata tidak ada hasil hingga aku hanya bisa pasrah terhadap Tuhan jika suatu hari nyawaku di ambil. Banyak orang yang memberiku semangat agar aku tetap semangat dalam menjalani hidup dan aku sangat bersyukur di kelilingi oleh orang - orang yang menyayangiku. **** Beberapa bulan kemudian, penyakitku mulai kambuh dan rasanya aku sudah tidak kuat menahan sakit sehingga Roy dan Elsa membawaku ke rumah sakit. Entah kenapa aku merasa hidupku tidak lama lagi sehingga aku sangat ingin berbaikan dengan Arini dan keluarganya. Waktu itu aku menyuruh Elsa untuk menghubungi Arini dan memberitahunya tentang kondisiku sekarang. Tidak beberapa lama Elsa memberitahuku jika hari ini Arini dan anak - anaknya akan menjengukku di rumah sakit. Rasanya aku sangat senang karena ada kesempatan untuk bertemu dengan Arini sebelum aku di panggil oleh Tuhan. Saat aku berdua dengan Elsa, aku meminta maaf padanya karena aku tidak bisa mendampinginya untuk selamanya dan saat itu Elsa terlihat sangat sedih sampai ia meneteskan air mata. " Kau jangan menangis. Mama tidak ingin melihatmu bersedih." kataku sambil menghapus air matanya " Mama tidak boleh berkata seperti itu. Elsa yakin mama pasti sembuh." kata Elsa sambil berusaha menahan kesedihannya Tiba - tiba ada seseorang yang datang dan aku tidak menyangka jika Arini yang datang bersama anak - anaknya. Saat itu Arini terlihat sangat sedih dan ia meneteskan air mata melihat kondisiku yang sangat lemah. Aku meminta maaf kepada Arini atas semua kesalahanku padanya dan ia juga meminta maaf padaku atas kesalahannya padaku. Entah kenapa aku merasa sudah saatnya aku pergi dan aku merasa sekujur badanku membiru. Lalu aku berpesan kepada Arini untuk menjaga Elsa ketika aku sudah pergi dan saat itu Arini dan Elsa sangat sedih mendengar hal itu. Tiba - tiba aku melihat ibu dan ayah hadir dan mereka seperti ingin menjemputku. Akhirnya aku ikut bersama mereka dan saat itu aku menutup mata hingga aku pergi meninggalkan Elsa untuk selama - lamanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN