BAB 10

2946 Kata
HENRY POV Hari ini Sarah pulang ke rumah dan aku merasa biasa saja saat ia berada di rumah. Sepertinya Sarah menyadari perubahan sikapku dan aku berusaha bersikap sebagai suami yang baik. Tiba - tiba ponselku berbunyi dan ternyata Nancy yang menghubungiku. Saat itu aku terpaksa mematikan telfonnya dan aku langsung mengiriminya pesan jika saat ini ada Sarah di rumah dan saat itu Nancy membalas telfonku dan ia ingin nanti malam aku datang ke tempat hiburan yang pernah kami datangi. Rasanya aku tidak ingin pergi ke tempat itu karena aku tidak nyaman berada di sana sehingga aku menolak ajakannya dan waktu itu Nancy sangat marah padaku. Aku sangat terkejut ketika ia mengancamku akan memberitahukan hubungan kami kepada Sarah jika aku tidak menuruti keinginannya sehingga mau tidak mau nanti malam aku harus datang kesana. Setelah selesai menelfon, aku memikirkan alasan agar nanti malam aku bisa keluar rumah. Saat itu Sarah memanggilku untuk makan siang dan aku merasa tidak nafsu makan memikirkan Nancy yang berani mengancamku. Sepertinya aku harus merubah rencanaku agar Nancy tidak berani macam - macam denganku dan aku tidak akan membiarkan ia menghancurkanku. " Henry, kenapa kau diam saja? apa kau ada masalah?" tanya Sarah padaku sambil menatapku. " Tidak ada masalah, sepertinya nanti malam aku harus ke rumah sakit karena temanku membutuhkan bantuanku." kataku berbohong sambil meneguk segelas air Saat itu Sarah terdiam tanpa memberikan respon dan aku merasa kehidupan pernikahanku dengan Sarah terasa hambar dan tidak sehangat ketika kami masih berpacaran. Setelah selesai makan, aku mendengar ponselku berbunyi dan saat itu aku mengangkat telfon. Aku sangat terkejut ketika mendapat kabar tentang ayah yang di rawat di rumah sakit. Akhirnya aku memutuskan untuk menjenguk ayah di rumah sakit bersama dengan Sarah. Saat tiba disana, Brian, Liza dan ibu sedang berada di depan kamar ayah dan saat itu aku menanyakan kondisi ayah dan waktu itu ayah sedang di operasi. Ternyata ayah di tabrak saat hendak menyebrang jalan dan beruntung ayah segera dibawa ke rumah sakit. Ibu terlihat sangat sedih dan Liza berusaha menenangkan ibu. Sejahat apapun ayah terhadap ibu tidak merubah perasaan sayang ibu terhadap ayah. Aku bersyukur memiliki ibu sebaik beliau karena beliau berhati besar mau memaafkan kesalahan ayah. Saat itu aku tidak sengaja bertemu dengan Nancy dan ia datang menghampiriku. " Dokter Henry, siapa yang di rawat disini?" tanya Nancy padaku dan aku tau ia sangat pintar berakting di depan keluargaku. " Ayah saya tidak sengaja di tabrak oleh motor ketika hendak menyebrang jalan." kataku sambil bersikap datar padanya. " Kalau begitu saya doakan semoga beliau cepat sembuh." kata Nancy sambil menatapku dengan tatapan tajam dan saat itu ia pergi begitu saja. Saat itu keluargaku bertanya tentang Nancy dan aku terpaksa memberitahu mereka tentang Nancy jika ia teman kerjaku di rumah sakit. Entah kenapa aku merasa Sarah curiga padaku dan aku berusaha bersikap seolah - olah tidak terjadi sesuatu diantara aku dan Nancy. Aku tidak mau perselingkuhanku dengan Nancy terbongkar karena aku belum mendapatkan apa yang ku mau dari Nancy. Tidak beberapa lama aku mendapat pesan dari Nancy jika nanti malam aku harus datang untuk menemuinya jika tidak ia tidak segan untuk membocorkan perselingkuhan kami kepada orang lain. Rasanya aku tidak akan membiarkan Nancy menindasku karena tidak ada seorang pun yang bisa menghancurkanku sekalipun itu seorang wanita. **** Tidak terasa waktu menunjukkan pukul sembilan malam dan saat itu aku berpamitan kepada Sarah. Entah kenapa saat itu Sarah terlihat tidak rela jika aku pergi dan sepertinya ia memiliki firasat jika aku berbohong tetapi aku sekarang tidak peduli dan aku lebih memilih untuk menemui Nancy meskipun aku sangat tidak suka ia mengajakku bertemu di tempat hiburan malam. Satu jam kemudian, aku tiba disana dan aku bertemu dengan Nancy bersama pria lain. Rasanya saat itu aku sangat cemburu ketika ia dekat dengan pria lain dan sepertinya ia sengaja membuatku cemburu. Sejujurnya aku tidak suka dengan caranya yang seperti itu dan aku tidak akan membiarkan ia direbut pria lain. Aku langsung datang menghampirinya dan mengusir pria yang berada di dekatnya untuk pergi dan pria itu terlihat ketakutan saat melihatku. Saat itu Nancy tersenyum sinis padaku dan sepertinya ia sengaja menyindirku dengan membuatku cemburu padanya dan aku tidak suka dengan permainan yang ia buat. " Jujur aku tidak suka dengan permainanmu kali ini." kataku sambil menatapnya dengan tajam. "Hmm, aku sangat suka melihatmu cemburu padaku." kata Nancy sambil tersenyum menggoda padaku dan ia sengaja mendekatkan tubuhnya padaku sehingga aku bisa mencium aroma lavender dari tubuhnya. Saat itu aku baru memperhatikan Nancy yang memakai tanktop berwarna putih dan hotpants yang membuat dirinya jauh lebih muda sepuluh tahun dan kami terlihat seumuran meskipun Nancy usianya jauh lebih tau dariku. Pantas saja banyak pria yang mengincarnya dan menatapnya karena Nancy sangat cantik dengan wajahnya yang sangat oriental dan ia memiliki kulit yang sangat putih dan rambut panjangnya yang membuat semua pria ingin membelainya. Meskipun Nancy sudah memiliki anak tetapi ia bisa menjaga tubuhnya dengan baik sehingga ia terlihat seperti remaja usia belasan tahun dan banyak pria yang mencoba untuk menggoda. Sejujurnya sampai saat ini aku sangat penasaran dengan suaminya karena ia pernah memberitahuku jika suaminya seorang pengusaha dan suaminya sering ke luar kota mengurus bisnisnya. " Nancy, aku harap lain kali kau jangan menunjukkan dirimu di depan keluargaku." kataku dengan nada tegas " Kenapa kau berkata seperti itu? apa kau takut jika keluargamu mengetahui hubungan kita?" tanya Nancy dengan terus - terang dan rasanya aku tidak suka dengan pertanyaannya yang meintimidasiku. Aku hanya diam saja dan memutuskan memesan minuman tanpa memperdulikan Nancy yang mengejarku. Saat itu aku memesan minuman di bar dan Nancy duduk di sebelahku. Entah kenapa saat itu ia untuk pertama kalinya meminta maaf padaku dan sepertinya ia tidak mau kehilanganku. Lalu ia memegang tanganku dan meremasnya. Saat itu ia memegang wajahku agar aku menoleh padanya dan saat itu aku sangat terkejut ketika Nancy mencium bibirku di depan banyak orang dan saat itu aku berusaha menjauh darinya karena aku sangat malu untuk melakukan sesuatu yang intim di depan publik. Aku berjalan keluar gedung dan saat itu Nancy mengejarku. Ia berusaha menarik tanganku tetapi aku berusaha melepasnya. Tiba - tiba Nancy jatuh pingsan dan saat itu aku membawanya ke dalam mobilnya. Saat itu aku berusaha menyadarkannya dan tidak beberapa lama ia terbangun dan memelukku dengan erat. " Aku mohon jangan tinggalkan aku. Aku sangat membutuhkanmu karena suamiku tidak pernah perduli padaku." kata Nancy sambil memohon padaku. Entah kenapa saat itu hatiku luluh mendengarnya dan akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke apartemennya. Tiba - tiba di tengah jalan Nancy mendapat kabar jika anaknya demam tinggi sehingga ia memintaku untuk mengantarnya pulang ke rumah. Ini pertama kalinya aku melihat Nancy yang sangat cemas memikirkan anaknya karena selama ini Nancy jarang membahas tentang anaknya saat kami bersama. Tidak beberapa lama kami tiba di rumah Nancy dan saat itu Nancy menyuruhku untuk masuk ke dalam rumahnya. Nancy langsung masuk ke kamar anaknya dan saat itu ia mengambil tindakan untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Akhirnya aku mengantar mereka ke rumah sakit dan saat tiba disana, aku sengaja menghindari mereka karena aku takut ada yang melihatku bersama Nancy sehingga aku memilih berpisah dengan mereka. Lalu aku menjenguk ayah dan ibu sangat terkejut melihat kedatanganku dan aku menanyakan keadaan ayah dan ibu memberitahuku jika besok ayah sudah di perbolehkan untuk pulang. Sejujurnya aku tidak tega melihat ibu menginap di rumah sakit karena ibu sudah tua dan seharusnya Brian dan Liza yang menjaga ayah di rumah sakit tetapi ibu yang berkeinginan untuk menjaga ayah di rumah sakit sehingga aku tidak bisa melarang ibu. " Sebaiknya ibu pulang ke rumah. Biar Brian dan Liza yang menjaga ayah di rumah sakit." kataku sambil membujuk ibu untuk pulang ke rumah. " Ibu tidak ingin pulang karena ibu ingin menjaga ayahmu sampai besok ia pulang ke rumah." kataku ibu bersikukuh dengan pendiriannya. Saat itu aku tidak bisa berbuat apa - apa untuk mencegah ibu karena daridulu ibu sangat setia berada di samping ayah dalam kondisi apapun. Tiba - tiba aku teringat dengan Sarah dan aku merasa bersalah padanya karena aku berselingkuh darinya dan aku berharap Sarah tidak akan tau hubunganku dengan Nancy karena aku tidak ingin pernikahanku hancur karena Nancy. Tiba - tiba aku melihat Nancy dari kejauhan dan saat itu aku pergi menjauh agar Nancy tidak melihatku. Aku yakin saat ini ia pasti sibuk mengurus anaknya yang sedang sakit dan tidak mungkin ia sempat memikirkanku. Ternyata dugaanku salah dan tiba - tiba ponselku berdering. Ternyata Nancy yang menelfonku dan ia meminta maaf padaku karena tidak bisa menghabiskan waktu berdua di apartemennya dan aku memakluminya. Lalu Nancy memintaku untuk mengantarnya pulang ke rumah karena ia ingin mengambil bajunya agar ia besok bisa berganti pakaian di rumah sakit karena ia memutuskan untuk menginap di rumah sakit. Akhirnya kami bertemu di tempat parkir dan saat itu Nancy terlihat sangat sedih memikirkan anaknya yang sedang sakit. " Tidak biasanya Dave sakit seperti ini. Dari dulu ia tidak pernah sakit sampai akhirnya sekarang ia menderita demam dan aku tidak suka melihatnya sakit." kata Nancy sambil menundukkan kepala. " Kau tidak boleh bersedih. Aku yakin dalam beberapa hari Dave segera sembuh." kataku sambil berusaha menenangkannya. Tidak beberapa lama kami sampai di rumahnya dan aku menunggu di dalam mobil sambil Nancy mengemasi pakaiannya. Lima belas menit kemudian, Nancy masuk ke dalam mobil dan aku mengantarnya kembali ke rumah sakit. Setengah jam kemudian, kami tiba di rumah sakit dan saat itu aku berpamitan padanya karena aku harus pulang ke rumah. Nancy terlihat tidak suka saat aku memutuskan pulang ke rumah tetapi ia tidak berani melarangku karena takut aku marah padanya sehingga ia merelakan aku pulang ke rumah. Akhirnya aku pulang ke rumah dan di tengah jalan, aku melihat dari kaca spion mobil ada seseorang yang mengikutiku daritadi dan aku berusaha untuk mengebut agar orang itu kehilangan jejakku. Rasanya aku sangat takut terjadi sesuatu di jalan sehingga aku berusaha berdoa di dalam hati meminta perlindungan dari Tuhan dan aku sangat bersyukur orang itu tidak mengikutiku lagi hingga aku selamat sampai di rumah. Saat itu aku membunyikan bel dan tidak beberapa lama Sarah membukakan pintu. " Maaf aku pulang larut malam karena temanku sangat membutuhkan bantuanku di rumah sakit." kataku dengan nada bersalah. " Tidak apa - apa. Sebaiknya kau segera beristirahat karena besok pagi kau ada jadwal operasi." kata Sarah sambil mengingatkanku. Beruntung Sarah mengingatkanku jika besok pagi aku ada jadwal operasi sehingga aku memutuskan untuk segera tidur. Rasanya malam ini aku sangat lelah dan sepertinya besok aku tidak ada kesempatan untuk bertemu dengan Nancy. **** Keesokan harinya aku terbangun ketika Sarah berusaha membangunkanku. Aku melihat jam menunjukkan pukul lima pagi dan aku segera mandi. Setelah itu Sarah menyuruhku untuk sarapan dan ia sudah mempersiapkan makanan kesukaanku di atas meja. Lalu aku memakannya sampai habis dan aku langsung berangkat ke rumah sakit karena aku tidak boleh terlambat. Setengah jam kemudian, aku sampai di rumah sakit. Lalu aku langsung persiapan untuk melakukan operasi. Rasanya ini pertama kalinya aku mengoperasi pasien karena aku sangat jarang melakukan operasi di pagi hari. Aku sangat terkejut ketika mendapati Calvin satu ruang operasi denganku dan saat itu aku berusaha bersikap profesional sebagai seorang dokter karena aku tidak ingin menampakkan sikap permusuhan dengan Calvin. Calvin tersenyum sinis padaku dan ia terlihat acuh denganku. Saat operasi di mulai, aku melakukan yang terbaik untuk pasienku. Begitu juga dengan Calvin sehingga kami bekerja sama dengan baik untuk menyelamatkan nyawa pasien dan saat itu permusuhan di antara kami lenyap begitu saja. Operasi berlangsung selama tujuh jam dan rasanya saat itu pikiranku fokus untuk menyelesaikan operasi ini dan tidak terasa operasi berakhir dan kami berhasil menyelamatkan nyawa pasien. Saat itu aku sangat terkejut ketika Calvin tersenyum padaku seperti awal kami dulu berkenalan saat jaman sekolah dan aku melihat Calvin terlihat berubah sikapnya padaku. Akhirnya kami keluar dari ruang operasi dan memberitahu keluarga pasien jika nyawa pasien berhasil di selamatkan dan mereka mengucap syukur sekaligus berterima kasih kepada kami karena sudah berusaha menyelamatkan nyawa ibu mereka. " Terima kasih atas pertolongan dokter Calvin dan dokter Henry karena telah menolong nyawa ibu kami." kata wanita itu sambil menangis. " Anda jangan berterima kasih kepada kami. Berterima kasihlah kepada Tuhan karena pertolongan Tuhan yang menyelamatkan nyawa ibu anda." kata Calvin sambil tersenyum kepada wanita itu. Saat itu aku sangat bangga pada diriku sendiri karena aku berhasil menyelamatkan nyawa pasienku dan aku berharap suatu hari kebaikanku dibalas oleh Tuhan. Setelah selesai operasi, aku memutuskan untuk beristirahat di kantin dan saat itu aku tidak sengaja bertemu dengan Nancy.  Waktu itu Nancy mengajakku makan siang bersama dan ia tau jika aku selesai mengoperasi pasien. Lalu aku menanyakan keadaan anaknya dan ia memberitahuku jika kondisinya anaknya mulai membaik. Di perkirakan lusa sudah diperbolehkan pulang dan aku melihat Nancy sangat menyayangi anaknya. Tiba - tiba aku teringat dengan Elsa dan rasanya sudah setahun aku tidak bertemu dengannya. Entah kenapa aku merasa bukanlah sosok ayah yang baik untuknya dan aku berharap suatu hari Tuhan mempertemukanku kembali dengan Elsa. Setelah selesai makan siang, aku tidak sengaja melihat ibu yang sedang menatapku. Aku langsung datang menghampiri ibu dan saat itu ibu menatapku dengan tajam dan entah kenapa aku merasa ibu tau tentang hubunganku dengan Nancy. Saat itu Nancy menyapa ibu tetapi ibu tidak menghiraukannya dan ibu mengajakku untuk berbincang empat mata di taman. Aku melihat ekspresi Nancy menunjukkan jika ia merasa tersinggung dengan sikap ibu sehingga ia lebih memilih pergi meninggalkan kami. " Ada yang ingin ibu tanyakan padamu." kata ibu dengan nada tegas. " Apa yang ingin ibu tanyakan padaku?" tanyaku dengan nada penasaran " Sejauh apa hubunganmu dengan Nancy?" tanya ibu dengan nada tajam padaku " Aku tidak mengerti maksud ibu." kataku sambil berusaha menutupi kegugupanku. " Sudahlah, akui saja hubunganmu dengan Nancy! ibu sudah tau jika kau memiliki hubungan spesial dengannya!" kata ibu dengan nada tinggi. Saat itu aku sangat heran kepada ibu karena beliau tau jika aku ada hubungan dengan Nancy. Aku tau daridulu firasat seorang ibu sangatlah kuat dan aku tidak bisa berbohong kepada ibu. Saat itu aku hanya terdiam tanpa berani memandang ibu. Ibu tau dari dulu aku memiliki banyak kekasih dan ibu sangat marah jika aku selalu mempermainkan perasaan wanita.  Ibu memperingatkanku untuk mengakhiri hubunganku dengan Nancy karena ibu tidak ingin melihatku berpisah dengan Sarah. Menurut ibu, Sarah sosok menantu yang sangat baik dan perhatian terhadap keluarga sehingga aku tidak boleh menyia - nyiakan kebaikan Sarah selama ini. Ibu tidak ingin melihatku gagal untuk kedua kalinya dan aku hanya bisa merenung memikirkan hidupku kedepannya. *** Saat aku berada di rumah, aku memikirkan perkataan ibu dan rasanya aku merasa bersalah terhadap Sarah. Saat itu Sarah sedang menonton televisi dan aku duduk di sebelahnya. Saat itu Sarah mengajakku berbincang dan ia mengungkapkan keinginannya untuk memiliki seorang anak. Rasanya saat itu aku sangat terkejut mendengar keinginannya karena aku tidak ada pemikiran untuk ke arah sana. Rencana besok pagi Sarah ingin pergi ke dokter kandungan untuk menjalani program kehamilan dan ia ingin aku menemaninya. Aku tidak menyangka jika ia ingin memiliki seorang anak dan aku merasa belum siap untuk memiliki seorang anak karena aku merasa bukanlah ayah yang baik untuk Elsa. Aku hanya diam mendengar keinginan Sarah dan aku tidak berani membantahnya karena aku tidak ingin melihat Sarah kecewa padaku. Tepat jam sembilan Sarah masuk ke dalam kamar dan saat itu aku membuka ponselku dan melihat pesan dari Nancy jika ia dan anaknya sudah pulang ke rumah dan besok pagi ia ingin menemuiku di rumah sakit. Saat itu aku memberitahunya jika besok aku datang terlambat ke rumah sakit karena aku ingin mengantar Sarah untuk melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Setelah mengirim pesan, Nancy tidak membalas pesanku dan aku berpikir ia kecewa padaku karena aku lebih mementingkan Sarah daripada dirinya. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur di kamar dan saat aku masuk ke dalam kamar, aku sangat terkejut melihat Sarah memakai pakaian tidur yang sangat menggoda dan saat itu ia mengajakku untuk berhubungan intim dan rasanya malam itu aku tidak merasa nyaman karena aku melakukan hal itu atas dasar kewajibanku sebagai seorang suami untuk membahagiakan istriku. *** Keesokan harinya, aku terbangun saat mendengar alarm berbunyi dan aku melihat di sampingku tidak ada Sarah. Sepertinya ia sedang berada di dapur sambil membuatkan sarapan untukku. Akhirnya aku memutuskan untuk mandi dan bersiap - siap untuk mengantar Sarah ke dokter kandungan. Tidak beberapa lama Sarah memanggilku untuk sarapan bersama dan kali ini ia memasak makanan spesial untukku. Entah kenapa aku merasa sikap Sarah berbeda dari biasanya dan sepertinya ia sangat bahagia karena tadi malam aku memberinya kepuasan sehingga ia bersikap sangat manis padaku. Saat kami sarapan bersama, Sarah tidak henti menatapku dan saat itu aku merasa tidak nyaman di tatap seperti itu olehnya. Entah kenapa bayangan Nancy muncul di pikiranku sehingga membuatku merasa bersalah terhadap Sarah. Tidak seharusnya di saat seperti ini aku memikirkan wanita lain. Setelah sarapan, aku mengantar Sarah ke dokter kandungan dan Sarah tidak berhenti tersenyum padaku. Sepertinya ia tidak sabar ingin segera memiliki anak dan tidak beberapa lama kami tiba di klinik. Lalu aku dan sarah melakukan pemeriksaan dan hasilnya kami berdua subur dan tidak ada masalah. Dokter menyarankan agar Sarah tidak melakukan aktivitas yang berat selama menjalani program kehamilan dan ia mematuhi saran dokter. Setelah dari klinik, aku mengantar Sarah ke kantornya. Lalu aku pergi ke rumah sakit. Saat tiba disana, aku sudah di tunggu oleh banyak pasien sehingga aku langsung memeriksa mereka satu persatu. Setelah memeriksa mereka, Nancy mencecarku dengan banyak pertanyaan tentang Sarah dan saat itu aku menceritakan apa adanya dan hal itu membuat Nancy tidak suka karena ia cemburu padaku. Rasanya saat itu aku teringat dengan nasehat ibu yang menyuruhku untuk memutuskan hubungan dengan Nancy tapi rasanya hal itu mustahil karena aku dan Nancy sama - sama tidak bisa melepaskan diri satu sama lain karena kami saling membutuhkan dan tidak bisa di pisahkan oleh siapapun meskipun kami sama - sama tau tentang hubungan terlarang yang kami jalani.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN