7

1543 Kata

Amira menggerak-gerakkan sebelah kakinya dengan tidak sabar. Ulangan sudah selesai, bel istirahat juga sudah berbunyi dari lima menit yang lalu tapi si manusia paling berharga, manusia paling suci yang dia bernapas saja itu sudah menjadi berkah tidak terkira bagi bumi dan seisinya masih saja duduk. Danis Ammar Hardian yang duduk di bangkunya sendiri sebenarnya bukan lah hal yang mengganggu tapi jadi mengganggu kalau ia duduknya di jam istirahat sehingga Amira tidak punya celah untuk keluar. “Sialan, sampai kapan anak ini akan duduk seperti patung di sini?” Amira yang biasanya tidak punya kegiatan seperti menoleh ke arah Ammar bahkan sudah merasa sendi-sendi di lehernya sedikit lost gara-gara menoleh terus pada cowok itu. Mengkode agar ia memberi jalan untuk Amira tapi seperti yang semua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN