"Apa yang lelaki brengsekk itu katakan Ra?" tanya Risa dengan d**a bergemuruh. "Sudahlah kalau kamu belum siap bercerita tak usah diceritakan. Aku ingin kamu tahu, aku akan selalu ada di sini. Di sampingmu." "Dia menolakku Ris." Dara menatap mata Risa dengan lelehan air mata. Ia meremas jemari Risa menyalurkan rasa sakit yang teramat dalam hatinya. "Apa?" tanya Risa tak percaya. Hingga tanpa sadar ia setengah berteriak. Dara meminta agar Risa tenang. Tak perlu sepanik itu, karena puluhan mata menatap mereka. Baru setelah pesanan datang, Dara menceritakan semuanya pada Risa. Dengan air mata bercucuran, tiap kata keluar dari mulut Dara. "Kurang ajar!" Tanpa sengaja Risa menggebrak meja yang ada di hadapannya. Begitu kesal dengan lelaki b******k yang sudah merusak masa depan sahabatnya