Bab 02. Menjerat Sang Gadis

1033 Kata
Felix yang masih di dalam rumah Herdanson, kakinya berjalan menuju kolam renang, setelah berbincang sedikit dengan Harris dan Yola— tuan rumah yang menyambutnya penuh kehangatan. Namun di dalam pikiran Felix masih tertuju pada gadis belia yang ia tebak umurnya sekitar dua puluh satu tahun. Kecil dan seksi. Felix tertawa kecil dengan pemikirannya itu terhadap Balbara— anak Harris dan Yola yang begitu memikat. Tangannya diam-diam sudah mencari tahu tentang Balbara dari lewat benda pipih yang canggih dan ia menemukan gadis kecilnya itu ternyata adalah seorang model. Bukan model tetap. Balbara hanya mengambil job model sekali-kali dan katanya itu sesuai dengan mood dia saja. Namun ada satu hal yang membuat Felix tidak suka. Banyak lelaki yang mendekati gadisnya itu. Gadisnya? Kalau Harris mendengar ini, pasti kepala Felix sudah hilang dari badan Harris, karena mengklaim anak Harris. Waw! Sebuah keberuntungan untuk dirinya, melihat Balbara yang duduk di kursi panjang dekat kolam renang. Gadis itu memainkan ponsel dan sekali-kali bibirnya mengerucut. Lalu mengepalkan tangannya dan menatap penuh kebencian pada benda pipih itu. “AKU BUTUH UANG!” teriaknya pelan dan menangis setelahnya. “Kau butuh uang?” Balbara terkejut lalu dia menatap pada Felix yang berdiri tak jauh darinya sekarang. Mata Balbara menyipit setelahnya mendengkus. “Kau Uncle m***m! Jangan harap aku mau menerima uangmu, dengan kau menukarnya dengan tubuhku. Tidak sudi!” Belum juga bereaksi, Felix sudah ditolak duluan oleh gadis kecilnya ini. Padahal Felix memang mau melakukan itu. Ia memberikan uang, lalu Balbara berbaring di bawahnya dengan mendesahkan namanya. Pemikiran lelaki dewasa yang tidak beristri, namun selalu melakukan hubungan suami istri dengan berbagai wanita di luaran sana yang suka rela melemparkan tubuhnya pada Felix. “Pikiranmu terlalu buruk sekali manis. Mana mungkin Uncle melakukan hal tidak terpuji tersebut padamu. Kau itu keponakanku sayang.” Felix menarik kursi yang agak jauh dari tempat Balbara, dan membawanya mendekat pada Balbara, lalu menghempaskan bokongnya di kursi yang ditariknya tadi. “Keponakan? Aku tidak punya Paman! Jangan bersikap kau seolah memang menganggapku keponakan. Yang aku lihat sekarang, bukan seperti itu. Kau malah menatapku dengan tatapan mesummu itu. Aku sudah banyak menemui lelaki yang kurang ajar sepertimu dan tatapan mereka persis sepertimu sekarang. Menjilat bibir sensual dan tatapan yang meminta untuk aku takhluk di bawah kekuasaan mu. Najis!” ucap Balbara tanpa ada sopan santun. Felix tertawa kecil mendengarnya. Sungguh luar biasa sekali Balbara ini, ia tidak pernah ia ditolak oleh wanita manapun. Sekarang dirinya ditolak oleh gadis kecil yang berjarak dua puluh tahun dengannya. Menarik sekali. “Kau jangan langsung menuduh begitu manis. Uncle menjadi sedih mendengarnya, padahal Uncle sudah lama sekali tidak menggendongmu dan mendudukkan dirimu di atas pangkuan Uncle. Kau mau duduk di atas pangkuan Uncle?” otak Felix memang kurang ajar sekali, menatap penuh kotor pada anak sahabatnya. Mencoba untuk menjerat gadis kecil yang menatapnya dengan senyuman sinis dan setelahnya mencibir pada Felix. “Dalam mimpimu pria tua! Kau kira aku mau untuk duduk di atas pangkuanmu? Lalu aku akan menggoyangkan pantatku dan mendesahkan namamu… Oh… Unclehh… aku menginginkan dirimuh… ohh… masukihh akuhh… Itu yang kau harapkan bukan? Aku tidak sudi.” Balbara mengayunkan rambutnya ke belakang, mengangkat dagunya setinggi mungkin. Sombong! Ya. Balbara itu gadis kecil yang begitu sombong. Dan percaya diri dengan kecantikannya yang diturunkan oleh Mommy-nya. “Uncle, kau lebih baik menjebak gadis-gadis yang lebih polos di luaran sana, dibanding kau harus menjebakku dengan cara murahanmu itu. Mengatakan rindu dan mau uang. Hahaha. Aku bisa mendapatkan uang sendiri.” “Menjadi model? Aku tadi mau menawarkanmu untuk menjadi model di perusahaanku. Kau akan mendapatkan bayaran yang lumayan. Seratus ribu dollar sekali pemotretan bagaimana?” tawar Felix. Harus membawa Balbara menjadi model di perusahaannya, sehingga dia lebih mudah untuk memikat gadis kecil ini masuk ke dalam kamarnya dan bertelanjang di atas ranjangnya. Balbara mengangkat sebelah alis. “No! Aku tidak mau. Maaf saja, aku bukan model. Aku itu hanya suka membantu temanku yang butuh badan manusia memakai pakaiannya, lalu dia mendapatkan uang dan aku dibagi sedikit. Aku tidak mau menjadi model.” Keras kepala dan seksi saat marah-marah seperti sekarang. Felix semakin tertantang mendapatkan gadis kecilnya ini. Uhhh! Felix bisa merasakan kalau lubang itu masih perawan. Ia menyobek selaput keperawanan itu dengan kebangaannya yang begitu jantan dan besar. “Sayang, kau jangan menolak niat baik Pamanmu ini manis. Aku hanya mau mengenalkan padamu, untuk mencari uang dan tanpa meminta pada ayahmu lagi. Aku tidak memberikanmu uang cuma-Cuma saja sayang, lalu kau bayar dengan tubuhmu itu. Aku tidak sebajingan itu melakukannya dengann gadis kecil kesayanganku dari bayi sampai kau dewasa ini.” Felix mulai memasang wajah yang bersikap begitu baik, dan mampu menipu semua orang ketika melihat ekspresi wajahnya ini. “Aku menolak. Aku bisa mencari uang tanpa bantuanmu. Uncle! Dibanding kau menawarkanku menjadi model. Lebih baik kau pergi dari rumahku. Aku tidak suka melihat orang asing lama-lama di rumahku, lalu menjeratku dalam iming-iming menjadi model di perusahaannya, dan mendapatkan uang seratus ribu dollar sekali pemotretan! Hei! Aku tidak semurah itu. Hanya seratus ribu dollar. Lebih baik aku memintanya pada Brian, dia pasti memberikannya padaku.” Balbara membahas sang kakak, yang begitu sayang padanya. Kenapa dia tidak memikirkan Brian dari tadi? Seharusnya dia meminta uang pada lelaki itu. “Kau mau meminta uang padanya? Sayang sekali, aku tadi mendengar, Harris menelepon kakakmu itu, mengatakan padanya, untuk tidak memberikanmu uang. Harris mau menghukum gadis nakal yang suka menghamburkan uang. Sudahlah, lebih baik terima saja tawaranku manis. Kau akan menjadi model yang sukses sayang.” Felix memasang senyuman yang begitu manis sekali pada Balbara, senyuman yang kalau dia perlihatkan pada wanita-wanita di luaran sana. Akan jatuh pingsan dan merangkak menuju Felix untuk minta disentuh. Balbara mendengkus. “AKU TETAP TIDAK MAU!” teriak Balbara menghentak kaki. Lalu ia berjalan masuk ke dalam rumah, meninggalkan Felix sendirian di kolam renang. Balbara menghentikan langkahnya, lalu ia berbalik, melihat Felix yang tersenyum manis padanya. Balbara balik tersenyum manis. Felix memperhatikan Balbara kembali mendekatinya, ahh, ia yakin sekali, kalau Balbara akan--- BYURRRR!! Balbara menendang kursi Felix kuat dan sehingga lelaki itu terjatuh di kolam renang. Balbara mengacungkan kedua jari tengahnya. “f**k you! Kau sudah mengganggu ketenanganku.” Balbara tertawa sinis dan masuk ke dalam rumah, Felix mengeram. “Gadis kecil sialan! Lihat saja, kau pasti tunduk padaku!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN