Bab 01. Sexy Little Girl

1090 Kata
Lamborghini Veneno seharga 69 milyar parkir di depan pintu rumah yang megah dan mewah, atau rumah ini bisa disebut mansion? Hem. Lelaki bertubuh tegap dengan dua kancing kemeja mahalnya terbuka, memperlihatkan d**a bidangnya yang begitu menggoda untuk dielus dan diusap oleh kaum hawa yang melihat lelaki tersebut. Lelaki itu melepaskan kacamata mahalnya, menyisir rambut ke belakang. “Felix! Kau sudah sampai?” Felix tertawa kecil melihat pada temannya dan sekaligus rekan bisnisnya, Tuan pemilik rumah ini. Kaki Felix berjalan mendekati Harris Herdanson— Tuan rumah yang menyambutnya dengan senyuman penuh keramahannya. Felix langsung memeluk lelaki yang lebih tua beberapa tahun darinya itu. “Tentu saja aku sudah sampai.” Kekeh Felix disambut kekehan dari Harris juga. “Ayo, masuk. Istriku sudah masak banyak dan tentunya sangat enak sekali. Aku juga mau mengenalkanmu lagi dengan gadis kecil yang dulu suka mengompol di celanamu, membuat kau harus membeli celana baru.” Gelak tawa Harris, yang mengingat masa lalu, ketika putri kecilnya setiap kali digendong oleh Felix. Felix tersenyum mendengar hal itu. “Aku sudah lama sekali tidak berkunjung kemari, aku sampai lupa kalau kau punya anak gadis.” Celetuk Felix. Harris memukul perut kotak Felix. “Kau lebih suka berkelana dengan pindah negara, dan lalu aku mendengar kau mendekati beberapa model cantik dan juga artis yang seksi dan montok.” Gelak Harris yang tentu saja mengajak Felix untuk bercanda. “Oh, c’mon man! Para wanita itu adalah anugerah yang tidak bisa dielakan, Tuhan menciptakan mereka untuk dipandang dan dinikmati.” “Jerk!” “Of course, nama tengahku.” Kedua lelaki itu semakin tertawa dengan candaan yang mereka lontarkan satu sama lain. Mata Harris menatap pada istrinya yang duduk di meja makan dan menatap semua makanan sudah terlihat sempurna di mata Harris. Apapun yang dimasak oleh istrinya itu, tentu saja selalu nikmat dan membuat Harris memakannya tanpa memprotes yang dibuat oleh istrinya. “Baby, Felix sudah datang.” Yola, istri Harris, menatap pada Felix yang berdiri di samping suaminya, ia berjalan mendekati lelaki itu dan menggeleng. “Kau semakin tua, aku mengharapkan kau datang ke sini membawa seorang wanita, namun ternyata, kau masih datang sendiri.” Felix tidak tersinggung dengan ucapan Yola barusan. Malahan ia tertawa kecil, “kau saja yang menjadi istriku Yola. Aku tidak keberatan menjadi suami keduamu.” Canda Felix, melihat bagaimana wajah Harris yang menatapnya tajam dan mau membunuhnya sekarang. “Hanya bercanda, tidak perlu marah seperti itu. Dimana anak-anak kalian? Saya tidak melihatnya.” Felix mencari sekeliling rumah. “Balbara dia masih di luar, dan sebentar lagi akan pulang, dia hanya pergi ke depan membeli keperluannya. Untuk si sulung, dia tidak akan pulang hari ini. Dia pergi urusan bisnis, yang sudah diserahkan oleh Harris padanya.” Jawab Yola. “Ouh! Anak perempuanmu bernama Balbara, sorry, aku memang melupakannya. Aku hanya tahu anak lelaki kalian, yang sudah mulai mengambil perusahaan. Siapa namanya— ahh, Brian. Ya, aku inga namanya. Dia mulai diperbincangkan oleh publik karena parasnya yang tampan dan tentunya anakk dari Harris Herdanson dan Yola Herdanson, siapa yang tidak mengenal kalian?” ucap Felicx meninggi, memuji pasangan suami istri di depannya ini. “Kau sudah mulai berbicara omong kosong. Cepat duduk, lalu kita makan. Kau sudah lama tidak mencicipi bagaimana masakan ku bukan?” tanya Yola, berjalan kembali menuju meja makan, dan duduk di kursi. Harris mengikuti langkah istrinya, dan duduk di kursinya, memperhatikan Felix yang sudah duduk. Menatap semua makanan yang ada di depannya. “Benar-benar wanita idaman. Masakanmu ini terlihat sangat menggugah perutku Yola. Aku mau mencicipi semua masakanmu ini, bolehkah aku menghabiskannya?” tanya Felix terkekeh. “Tentu saja, kau boleh menghabiskannya, asalkan perutmu itu muat untuk menampungnya. Setelahnya kau menjadi lelaki tua yang berperut buncit dan semakin tidak ada wanita yang mau padamu.” Canda Yola tertawa kecil. “Kau kejam sekali sayang,” Felix semakin tertawa melihat wajah datar Harris yang marah padanya. “Aku hanya bercanda bung! Tidak perlu marah, aku tidak mungkin merebut istrimu.” Tukasnya, lalu mulai menyendok makanan ke dalam piringnya. Felix menyuapi satu suapan makanan yang dibuat oleh Yola. “Selalu enak. Aku bisa gendut kalau tinggal di sini, seperti katamu Yola, pasti tidak ada wanita yang mau denganku, kalau aku gendut,” katanya terus menyuap makanan yang enak itu ke dalam mulutnya. Felix yang tengah menikmati makanannya, ia mendengar suara teriakan dan langkah kaki yang masuk ke dalam rumah dan menuju ke ruang makan. “Mommy! Balbara pulang! Balbara kehabisan uang, kenapa Mommy hanya memberi Balbara seratus dollar saja?” Oceh gadis yang masuk ke dalam ruang makan, hanya dengan memakai celana jeans pendek yang hanya sejengkal dari paha dan crop top yang memperlihatkan perutnya. Felix yang mau makan langsung menghentikan suapannya dan mata kurang ajarnya, menyusuri dari atas sampai ke bawah. Lalu pandangannya jatuh pada dua buah benda kenyal, yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tapi pas ditelapak tangannya yang lebar dan jantan ini. Meremasnya pun pasti menyenangkan. “Dia…?” Felix bertanya pada Yola dan Harris menuntut jawaban dari kedua orang itu. “Yeah! Itu anak perempuan kami. Balbara, duduk! Dan kenapa kau memakai baju kurang bahan ini?” tanya Harris, menyuruh anaknya untuk duduk. Balbara cemberut. “Dad! C’mon! Ini bukan baju kurang bahan. Ini fashion! Kau tidak mengerti yang namanya fashion? Banyak anak seumuranku memakai ini. Aku tidak mau makan. Kau hanya memberiku seratus dollar saja, lalu apa-apaan dengan kartu rekeningku, kenapa tidak bisa digunakan. Ya Tuhan! Aku tidak mau jatuh miskin. Dad! Aku mau beli anting baru, dan aku juga mau beli topi model baru. Ayolah, beri aku sepuluh ribu dollar.” Pinta Balbara masih dengan ocehannya, yang meminta uang pada Harris. “Hei! Kau sudah menghabiskan lima belas ribu dollar dalam lima hari ini, kau meminta sepuluh ribu dollar lagi. Balbara, kau memang keterlaluan sekali. Boros dan tidak memikirkan susahnya mencari uang.” Ketus Harris terus memakan makanannya. Balbara memutar bola mata, lalu ia memicing melihat pada lelaki tua di depannya. “Siapa dia? Apakah dia sugar daddy yang banyak uang?” tanyanya kurang ajar menunjuk pada Felix. “Jaga bicaramu honey, dia teman Dad. Dan dia sudah lama tidak kemari.” Tegur Harris. Balbara mengangguk dengan bibirnya yang mengerucut minta dicium oleh lelaki tua di depannya sekarang. Ups! “Oh, aku kira sugar daddy. Sudahlah, kalau Daddy tidak mau memberi uang. Balbara akan mencari uang sendiri.” Ucapnya mengentak kaki. Harris menggeleng, “abaikan dia. Dia memang seperti itu,” kata Harris pada Felix yang matanya menajam menatap pada Balbara yang berjalan menuju lantai atas. Lelaki berumur 41 tahun itu menyeringai. Sexy little girl…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN