Esha berdiri di depan meja kerja atasannya. Setelah mendengar pemecatan dirinya secara tiba-tiba ia segera mengikuti atasannya itu masuk ke ruangan bersama beberapa manager yang datang bersama Arjuna tadi.
"Maaf pak, kenapa anda tiba-tiba memecat saya. "Tanya Esha penasaran sekaligus gugup. Pria di depannya membawa aura yang berbeda dari apa yang kemarin ia lihat. Arjuna sekarang terlihat begitu arogan.
"Apa aku harus memiliki alasan untuk memecat karyawan yang bekerja di perusahaanku? " Tanya Arjuna begitu dingin.
Jujur Esha tiba-tiba merasa takut melihat wajah Arjuna. Ia merasa ada kebencian di mata pria itu.
"Maaf sebelumnya pak, tapi saya merasa tidak melakukan kesalahan apapun hingga anda bisa memecat saya. "
Arjuna menatap ke orang-orang yang menunduk takut di belakang Esha.
"Bukankah sudah saya katakan sebelumnya pada kalian jika saya tidak mau ada sekretaris wanita untuk saya. "
"Maaf pak tapi... "
Kembali menatap Esha,"Nona Amanda jadi bisa anda pahami alasan saya sekarang, jika sejak awal saya tak membutuhkan sekretaris,Jadi silahkan anda membereskan barang-barang anda dan segera keluar dari perusahaan saya."
Demi Tuhan Amanda tak tahu apa yang terjadi sekarang, kenapa pria yang kemarin ia lihat begitu baik sekarang terlihat berbeda sekali.
Esha tak bisa menahan air matanya.Ada banyak sekali harapan pada pekerjaannya sekarang dan semua pupus sudah. Ia menghapus air matanya lalu menunduk sekilas dan berbalik.
"Kamu tak bisa memecatnya Arjuna. "
Esha langsung menoleh ke arah pintu begitupun dengan yang lainnya.
Arjuna segera berdiri dan menyambut kedatangan seseorang itu.
"Mami.... "
Esha menunduk hormat ketika melihat ada nyonya Ros.
Arjuna segera menyalami tangan ibunya, "Mami kenapa datang Kesini? "
Nyonya Ros segera duduk di kursi kerja milik putranya, "Mami tahu ini akan terjadi."Ia menatap Esha yang terlihat sedih.
"Esha... duduklah. " Perintah Nyonya Ros
Esha mengangguk lalu duduk di kursi depan meja kerja atasannya.Nyonya Ros langsung menatap Arjuna kemudian pada para manajer yang sedari tadi hanya diam.
"Kalian keluarlah dan lanjutkan pekerjaan kalian."
"Baik bu. "
Setelah melihat para manajernya keluar nyonya Ros kembali menatap putranya,"Arjuna kamu duduklah di samping Esha. "
Tanpa membantah Arjuna segera duduk di kursi samping Esha. Nyonya Ros tersenyum tipis melihat dua orang di depannya.
"Arjuna kamu tidak bisa memecat Esha sampai batas kontraknya 2 tahun berakhir.Yang berhak memecatnya hanya mami."
"Mam... " Protes Arjuna,"Mami tahu sendiri kalau Juna membenci sekretaris wanita,mereka hanya bisa menggoda atasannya saja. "
"Memangnya kenapa kalau dia menggodamu, kamu masih lajang, tidak ada yang salah. "
Arjuna langsung menatap malu ke arah Esha yang masih menunduk.
Nyonya Ros kembali menatap Esha, "Esha.. "
"Ya Nyonya. "
"Dengar,Kamu tidak di pecat kamu bisa lakukan pekerjaanmu dengan baik dan mulai saat ini kamu akan menjadi sekretaris pribadi putraku. " Nyonya Ros mengambil sesuatu di dalam tasnya, "Dan ini kunci apartemen baru untuk kamu tinggal, Unitnya ada di bawah dari apartemen putraku jadi kamu akan lebih mudah jika dia membutuhkan bantuanmu."
"Mam... " Protes Arjuna lagi.
Tak mempedulikan putranya nyonya Ros hanya fokus pada Esha, "Sekarang kamu kembali ke mejamu dan lakukan pekerjaanmu dengan baik."
Esha mengangguk,"Terima kasih nyonya." Esha bangkit lalu segera keluar dari ruangan itu.
Setelah kepergian Esha, Arjuna kembali melayangkan protesnya kepada ibunya.
"Mami... apa yang mami lakukan, mami tahu sendiri bagaimana aku membenci sekretaris wanita. "
"Percaya sama mami,Mami kenal Esha sudah lebih dari satu tahun,dia benar-benar gadis baik."
Arjuna menggeleng,"Tidak mam, sekretaris hanya bisa menggoda saja dari pada bekerja."
"Lalu kenapa apa kamu takut tergoda olehnya? Dia gadis yang cantik dengan kesederhanaannya, mami suka itu."
"Ck... " Arjuna hanya berdecak, dia sangat menyayangi ibunya dan dia tak punya pilihan lain selain menerima Esha sebagai sekretarisnya,"Jika dia sendiri yang mengundurkan diri tak masalah kan? "
"Juna... jangan mempersulit dia. Gadis itu tulang punggung keluarganya di kampung,adik-adiknya ada banyak dan butuh bantuannya mami harap kamu bisa menekan egomu. Jangan mempersulitnya, tak semua sekretaris wanita itu penggoda. "
Nyonya Ros berdiri dan meraih tasnya, "Mami akan pergi ke singapura untuk fashion show selama seminggu. Jangan macam-macam atau kamu tak bisa bertemu mami lagi. "
Arjuna menggeram kecil setelah kepergian ibunya. "Hais...sial. " Kesal Arjuna memukul meja kerjanya.
Sementara Esha kini tengah berbicara dengan nyonya Ros,"Maafkan putraku ya Esha,dia sebenarnya orang yang baik, hanya saja ada sesuatu yang membuatnya membenci wanita dengan profesi sekretaris."
"Saya tahu nyonya, beliau memang orang yang sangat baik, kami sudah dua kali bertemu sebelumnya,maka dari itu saya kaget dengan sikapnya tadi."
"Oh ya, kapan kalian bertemu?" Tanya nyonya Ros penasaran.
Akhirnya Esha menceritakan kejadian beberapa hari lalu tanpa ada yang terlewatkan.
"Ah terima kasih karena kamu sudah menolongnya sebelumnya, dan saya harap kamu bisa menjaganya, anak itu memang memiliki asam lambung,semua karena masalalu kami,saat kecil dia terlalu sering menahan lapar, dan itu berakibat pada lambungnya hingga saat ini. "
Nyonya Ros mengambil sesuatu dari dalam tasnya, "Ini kartu akses masuk ke apartemen Arjuna, mami harap setiap pagi kamu datang ke apartemennya dan menyiapkan sarapan untuknya. "
Ragu-ragu Esha menerimanya, "Tapi nyonya ini terlalu privasi. Saya... "
"Mami mohon sayang, mami tak bisa menjaganya."
Esha menimbang apa yang harus ia lakukan haruskah ia mengiyakan permintaan orang yang sudah sangat baik padanya atau dia tega menolaknya.
"Esha... " Lirih nyonya Ros lagi.
Esha menghela nafasnya lalu ia mengangguk, "Baik nyonya akan saya usahakan. "
Nyonya Ros tersenyum lega, "Terima kasih sayang,percayalah Arjuna adalah pria baik, kamu juga gadis baik mami titip Arjuna padamu."
Meski ragu Esha pun akhirnya mengangguk.
Esha menghela nafasnya lega setelah kepergian nyonya Ros yang sudah sangat baik padanya selama ini.Lalu ia menatap pintu ruangan Arjuna. Lalu kembali menatap layar monitor di depannya untuk melanjutkan pekerjaannya.
"MANDAAA.... " Teriak Arjuna dari dalam.
Esha sempat kaget namun dengan segera ia masuk ke ruangan atasannya.
"Saya pak..."
Arjuna menatap sengit pada Esha,"Kopi.. mana kopi... " Tegasnya sambil menepuk mejanya.
"Baik pak akan saya buatkan. "
Esha segera keluar dari ruangan Arjuna untuk membuatkan kopi. Ia sedikit kesal dengan tingkah Arjuna tapi ia harus sabar selain demi adik-adiknya juga mengingat kata-kata nyonya Ros mengenai putranya,terlebih ia sudah tahu bagaimana watak asli Arjuna yang baik.
Tak lama bagi Esha untuk membuatkan kopi untuk Arjuna, "Ini pak kopinya, sesuai catatan dari ibu Rosi secangkir kopi hitam dengan satu bungkus gula rendah kalori."
Arjuna melirik Esha lalu mengambil cangkir kopinya dan menyeruputnya, sayang sekali ia tak bisa membuang-buang makanan atau minuman hanya karena kekesalannya.
"Baik... bacakan jadwalku hari ini. " Ujar Arjuna.
.
.
myAmymy