"Astagfirullah hal aziiim, astagfirullah hal aziiim, astagfirullah hal aziiim," pekik Adit, sembari terus menghujam tebok dengan gunting. Hingga ia lelah, dan tersungkur di lantai. Saat itu, Soleha dan Inah, sudah selesai memasang oksigen di hidung mami Natasaya, dan menusuki ujung-ujung jari tangan dan kaki serta bagian kupingnya. Sebelum resmi bekerja di rumah itu, mereka harus melalui pelatihan, cara menagani serangan strok. Adit yang membuat program itu, ia tidak ingin kejadian yang menimpa papinya terulang pada mami Natasya. Setidaknya ia berharap mami Natasya mendapat pertolongan pertama. Lemah, Adit menoleh mami Natasya yang megap-megap menahan sesak. Seketika ia terperanjak, tersadar dari kalapnya, matanya membulat menatap mami Natasya. "Mamiiii, mamiiii banguuun! Maafkan