Ucapan Haxel tersebut ibarat sindiran pada Candra yang tengah duduk menyaksikan aksi permohonan Haxel pada Mamanya sebab dia belum memberikan pernyataan setuju dengan keinginan menantunya. Haxel melirik Candra yang masih setia duduk dengan tenang dan datar. “Ma…?” panggil Haxel pada Jihan. “Minta izin pada Papamu langsung,” tukas Jihan menunjuk Candra yang dari tadi diam dengan kepalanya. Haxel menghelas napas. Bukankah tadi sebelumnya dia sudah mengobrol dengan Candra, tapi tampaknya Candra keberatan dengan rencana itu. “Ayolah Pa… Lea itu kan sahabatku, masa pernikahannya tidak ada resepsi –dan Daddynya Lea juga sudah setuju,” bujuk Haxel pada Candra. Dia ingin tidak meminta izin tapi resiko Candra marah besar padanya memiliki konsekuensi yang berat pula, sebanding dengan ketidak p