Sudah dua bulan enam hari waktu terlewatkan, tidak ada yang terjadi dan tidak ada yang special. Naami tetap berada di rumah Bunda Rahmah. Tapi dia disibukkan dengan pergi ke pabrik setiap pagi dan pulang saat sore hari menjelang senja tiba dia pun tiba di rumah. Tidak terlihat kegalauan yang berarti pada Naami, dia tetap menjalani harinya seperti biasa, santai dan datar. Dia belajar hal baru pada Bunda Rahmah yang bahkan bersikap menganggapnya anak sendiri. Tentu saja hal itu sangat baik bahkan Naami pun menyukainya, Naami tidak ingin tinggal di rumah karena hal itu tidak membuatnya nyaman. Tentu saja berhubungan dengan gadis muda yang duduk di kursi rodanya itu, yang selalu memandang Naami dengan tatapan sinis setiap kalinya mereka bertemu tatap atau berucap pedas saat mereka kebetulan