Sebuah Perjanjian

1499 Kata

Rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Malam juga sudah semakin larut, tapi Hana masih belum berhenti menangis. Saat ini dia masih berada di dalam mobil Eshan yang diparkir di tepi jalan. Eshan sendiri benar-benar kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak tahu kenapa Hana tiba-tiba meratap seperti itu. Dia juga tidak tahu harus menenangkannya seperti apa. Yang bisa dilakukan Eshan hanyalah menunggu Hana tenang dan diam dengan sendirinya. “K-kamu kenapa?” tanya Eshan ketika Hana terlihat sedikit lebih tenang. Hana menggeleng pelan dan menyembunyikan wajahnya yang sudah kuyu. “Kamu tinggal di mana? Biar aku antar kamu pulang sekarang,” ucap Eshan lagi. Hana hanya mengangguk pelan dan mobil itu pun kembali melaju menembus kegelapan malam. Rintik hujan di luar sana semakin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN