Hanna tak bisa membantah. Dia mencoba mengikuti apa yang vino mau. Walau rasanya sangat sakit. Hatinya terasa dihujam banyak pisau. Hanna tahu diri, dia memang seperti ini, tempatnya. Hanya istri kontraknya vino. * “Hanna, ok kan? Gak masalah kan dengan apa yang aku minta? Jangan sampai mama dan yang lain tahu lagi kalau kita masih menjalankan pernikahan kontraknya. Jangan ada orang lain yang tahu selain kita berdua?” “Biarkan mama dan yang lain, dan semuanya tahu, kalau aku sudah menyesal dan ingin menjalin pernikahan sungguhan dengan kamu. Karena aku mencintai kamu dan anak kita.” Hanna diam. Dia masih mencerna semua ucapan vino yang sangat menusuk hatinya. Hanna melamun menatap vino. Kenapa laki-laki di depannya itu sangat tega sekali kepada dia. Vino meraih tangan Hanna. Men