Bab 17. Mengerjai Ivan

1484 Kata

Beberapa menit kemudian Mayang keluar dari ruangan Damar dengan mata merah dan bengkak. Ia langsung duduk di kursi tunggu yang ada di dekat sana. Ia menunduk dan menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Ia melanjutkan tangisnya meskipun sebenarnya ia tak ingin Ivan melihat kelemahannya. "Aku masuk bentar," ujar Ivan berpamitan. Menggantikan Mayang, Ivan pun duduk di kursi kecil yang ada di sebelah tempat tidur Damar. Kedua mata Ivan menelisik tubuh Damar mulai dari kepala hingga ujung kaki. Ia lalu menatap wajah Damar yang memiliki goresan-goresan luka itu. Namun, sama seperti Mayang yang begitu cantik, Damar juga memiliki paras yang luar biasa tampan. Bulu mata lentik dan alis yang tegas menghiasai matanya. Damar berkulit gelap, berbeda dengan Mayang yang berkulit cerah. Ivan yakin, i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN