Lia sangat panik. Pintu balkon dibuka dengan cepat. Gorden melambai anggun terkena angin malam. Melihat Arya dalam balutan jaket parka hijau tuanya, sudah berdiri dengan memegang ponsel hendak menghubungi sebuah nomor, bergegas menghentikannya, dan menangkap ponsel Arya dengan kedua tangannya dalam detik itu juga. “Kau ingin menelepon siapa?” Lia memucat horor. Mata mereka bertemu. “Siapa lagi? Aku pikir kau mungkin tidak mendengar ketukanku, makanya aku berinisiatif untuk meneleponmu,” balasnya cepat dengan sebuah senyuman, lalu dengan santainya hendak melangkah masuk ke dalam kamar. “Kau gila?! Ini sudah setengah malam!” desisnya dalam bisikan kecil, tapi karena ruangan itu sangat besar dan hening, maka suara bisikan Lia sejak tadi malah terdengar sangat jelas seperti percakapan