“Lia! Cepat ke mari! Sebentar lagi suamimu pasti akan pulang!” teriak ibu Lia dari arah dapur. Hati Amalia Rasyid yang sibuk menyiapkan piring di meja makan merumit bukan main. Keningnya bertaut kencang. “Iya! Tunggu sebentar, bu!” balas Lia dengan nada dipaksa semangat. Helaan napas berat terdengar darinya, kedua bahunya melorot dengan berbagai pikiran bermain di benaknya. Bagaimana menjelaskannya kepada ibunya lagi, sih? Hari ini adalah hari kedua dirinya dan sang suami bermalam di rumah orang tuanya, tapi ibunya tetap saja berkeras untuk menyiapkan makan malam untuk Lee Jun Min meski sudah diberitahu kalau pria dingin berkacamata itu sudah pasti akan pulang larut malam. Tidak akan sempat makan bersama mereka semua. Seharusnya tidak seperti ini rencana mereka selama bermalam di rum