FIVE-WHRE IS MOONLIGHT.
SATU umpatan rupanya tak cukup untuk mengekspresikan kemarahan Bright. Ketika ia berhasil berdiri dengan tegap ia kembali mengumpat keras. “k*****t!”
Di sisinya Brady ikut bangkit. Pria itu menepuk pelan bahu sang adik. “Ada masalah?”
Pandangan Bright beralih pada sang kakak. Ia memasukkan ponsel ke saku celana. “Lucas,” ujarnya singkat.
Brady mengehela napas pendek. “Siapa sebenarnya Lucas dan apa hubungannya dengan Moonlight?”
“Dia di sini sekarang.” Bright memijit kepalanya yang sedikit pening. “Aku harus menemuinya.” Ia kemudian melangkah meninggalkan taman tersebut. Dalam benaknya Bright menghitung berapa banyak orang yang dibawa oleh Lucas. Pria itu sepertinya tidak akan berhenti sebelum berhasil membawa Moonlight. “Lucas pria yang sama yang kutemui di malam terakhir aku bertemu dengan Moonlight. Aku melihat Moonlight dan Lucas berciuman. Kau tahu saat aku meminta penjelasan dari Moonlight dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Mereka pergi begitu saja tanpa penjelasan. Hari ini Lucas datang untuk mencari Moonlight dan memaksa akan membawanya. Lucas mengatakan kalau dia adalah tunangan Moonlight. Sebentar lagi mereka akan menikah.” Terang Bright sembari berjalan menuju ruang perawatan Moonlight dengan diikuti oleh Brady.
Mereka terus melangkah dalam diam. Perjalanan menuju ruang perawatan Moonlight dan Midnight memakan waktu kurang dari lima menit. Sepanjang perjalanan nyaris tidak ada yang mereka temui. Hari itu suasana cukup tenang. Rumah sakit tidak seperti hari-hari sebelumnya. Sepertinya orang-orang sedang dalam kondisi terbaiknya hingga tidak membutuhkan perawatan tenaga medis.
“Bright,” Brady memanggil sang adik saat mereka hampir tiba. “Tidak bisakah kau biarkan Moonlight bahagia dengan masa depannya?”
Langkah Bright terhenti begitu saja. Ia berbalik untuk menghadap sang kakak. “Apa maksudmu?”
“Aku minta maaf sebelumnya. Untuk sekali ini kita mungkin tidak sependapat, Bright. Tapi kalau memang benar Moonlight dan Lucas sudah bertunangan itu artinya mereka telah melangkah ke jenjang yang lebih serius. Kau tidak bisa seperti ini. Aku tahu kau masih sangat mencintai Moonlight tapi ada baiknya kalau kau membiarkan dia menentukan pilihannya. Bagaimana pun Moonlight berhak bahagia dengan kekasihnya yang sekarang. Lucas.”
Kekasih? Tunangan? Kenapa saat dua kata itu dikaitkan dengan Moonlight hati Bright justru semakin hancur? Seharusnya dia merelakan kisah cintanya berakhir dengan gadis itu tetapi Bright tidak bisa. Dia tidak bisa melihat Moonlight bahagia dengan pria lain. Bright melempar sebuah senyum simpul pada sang kakak. “Brady, terima kasih untuk saranmu. Kurasa untuk saat ini aku bisa mengatasi masalahku.”
“Bright,” Bahu Brady melorot mendengar ucapannya. “Kau tidak serius, bukan?”
Bright mengedikkan bahu. “Kurasa aku serius.”
Sontak Brady mengangkat kedua tangannya ke udara. “Kau keras kepala. Terserah padamu!”
Sambil tertawa riang Bright menepuk bahu kakaknya. “Tenanglah! Aku tahu apa yang kulakukan, Kawan.” Ia lalu berbalik untuk melanjutkan langkah. Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk mencapai ruang perawatan Midnight dan Moonlight. Hal pertama yang Bright lihat adalah sosok pria bernama Lucas yang mengaku sebagai tunangan Moonlight. Pria itu berdiri bersama puluhan pria dengan pakaian serta hitam. Termasuk kaca mata hitam. Lucas berada di urutan paling depan, menandakan kalau dialah pemimpin di sana.
“Wow!” Brady berkomentar saat mereka hampir sampai. “Ini seperti yang kulihat di film-film. Dua gangster memperebutkan seorang gadis.”
“Jaga ucapanmu, Brady!” tergur Bright pada sang kakak. “Ini jelas berbeda. Lucas datang tanpa kuminta dan aku tidak berniat melawannya.”
“Kalau kau tidak mau melawannya lalu apa yang akan kaulakukan? Kurasa dia tidak akan tinggal diam. Kau menculik tunangannya, Bright. Kira-kira apa yang akan kaulakukan jika berada di posisi Lucas?”
Bright mengibaskan tangan dengan gaya dramatis. Mengabaikan apa pun yang dikatakan oleh kakaknya. “Aku? Kurasa dial ah yang telah mengambil Moonlight dariku. Bukan aku.”
“Moonlight lah yang memilih bersamanya. Kau bertingkah seolah Moonlight satu-satunya gadis yang tersisa di dunia ini.”
“Brady,” Bright menurunkan volume suaranya. “Aku ingin tahu seberapa kuat kisah cinta mereka. Itu saja. Aku juga ingin Moonlight merasakan sakit yang pernah kurasakan satu tahu yang lalu.”
Bright mengerutkan kening dalam-dalam. “Kau berniat balas dendam?”
“Tidak. Tapi kita bisa menyebutnya begitu.”
“Bright, tolong pikirkan tindakanmu. Kau tidak bisa mengusik dua orang yang sedang jatuh cinta. Biarkan saja mereka bahagia. Aku akan membantumu mencari pengganti Moonlight-“
“Diamlah, Brady! Aku tahu betul apa yang kulakukan!” Brady memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. “Mereka harus tahu siapa aku. Terutama Lucas. Dia telah menghancurkan hubunganku. Kurasa sekarang lah saat yang tepat aku membalasnya. Aku ingin melihat mereka berdua hancur berkeping-keping.” Tandasnya.
Bright dan Brady berhenti tepat di hadapan Lucas. Daniel benar, Lucas benar-benar membawa pasukannya kemari. Orang-orang yang dibawanya terlihat seperti boduguard pada umumnya. Tubuh tinggi tegap bak binaragawan, wajah garang tanpa ekspresi, dan yang terpenting adalah mereka semua datang dengan membawa senjata. Sayangnya semua itu tidak menyurutkan niat Bright untuk melawan Lucas. Sebanyak apa pun mereka, Bright siap menghadapinya dengan lapang d**a.
Puluhan orang t***l tidak ada artinya jika dibandingkan dengan patah hati yang kau alami selama ini, Bright.
“Pengecut!” itulah kata pertama yang terlontar dari mulut Bright. Sepatah kata yang jelas dia tunjukkan untuk Lucas. “Ini kah caramu?”
Lucas tersenyum miring. “Aku datang baik-baik untuk membawa tunanganku lalu kau terang-terangan mengusirku. Adakah cara yang lebih tepat di banding semua ini?”
Sial! Umpat Bright dalam hati. Jika di banding dirinya, Lucas jauh lebih menawan sebagai seorang pria. Bright sempat berpikir mungkin perbedaan fisik lah yang membuat gadis itu lebih memilih bersama Lucas. “Kau yakin dengan semua ini? Kurasa mereka tidak cukup untuk membuatku gentar.”
“Aku bisa membawa lebih banyak dari ini, Brighton.”
“Kau pikir aku peduli?” Bright menyeringai. “Lucas, Lucas, kupikir kau tidak akan datang setelah aku mengusirmu.”
“Tidak datang?” ulang pria itu sambil menggeleng. “Sekuat apa pun kau menahannya, dia tidak akan kembali padamu, Bright. Sekali lagi kutegaskan padamu. Moonlight adalah tunanganku. Kami akan segera menikah dan kau tidak punya hak untuk menahannya di sini.” Lucas melihat ke samping. “Geledah ruangan itu dan bawa Moonlight dari sini!” titahnya pada salah satu orang kepercayaannya.
Melihat hal itu Bright bergegas menahan orang tersebut. Sialnya anak buah Lucas terlalu banyak. Jika dibandingkan orang-orang yang berada di pihaknya dirinya jelas kalah jumlah. Seseorang mendorong Bright hingga pria itu terjatuh ke lantai. Saat ia hendak berdiri Bright justru mendengar suara sang kakak. “Lepaskan aku, t***l!”
Bright menoleh ke belakang. Ia mendapati Brady dan orang-orang yang berada di pihaknya telah dijatuhkan oleh anak buah Lucas. Mereka telah terkapar di atas lantai marmer. Termasuk kakaknya. Kemarahan Bright semakin berkobar saat dia melihat anak buah Lucas menginjak salah satu tangan Brady. Seumur hidup dia tidak akan pernah melupakan kejadian hari ini. Hari di mana Brady disakiti oleh b******n seperti Lucas.
“Lepaskan kakakku!” teriak Bright sekuat yang dia bisa. Bright hendak bangkit untuk mendorong Brady tetapi punggungnya ditendang oleh Lucas. Tubuhnya seketika luruh ke lantai. Rasa sakit menjalar di sekujur tubuhnya tetapi Bright mengabaikan semua itu. Apa yang dirasakannya tidak sebanding dengan apa yang saat ini terjadi dengan Brady. Tiba-tiba Bright teringat dengan cidera yang dialami sang kakak. “Lucas! Lepaskan kakakku!” teriaknya sekali lagi sembari berusaha bangkit.
“Kau yang memulainya, Bright,” ujar Lucas dengan nada dingin. “Aku datang kemari baik-baik tapi kau sama sekali tidak mau mendengarku. Urusan kita tidak seharusnya berakhir seperti ini. Kau bisa menyerahkan tunanganku tanpa perselisihan di antara kita berdua. Lepaskan dia!” titah Lucas pada anak buahnya.
Mereka bergegas melepas Brady. Pria itu tampak meringis kesakitan sambil memegangi lengannya. “Tidak apa, Bright. Ini sama sekali tidak buruk.” Brady melambaikan tangan ringan. “Ngomong-ngomong, Lucas, apa kau benar-benar telah bertunangan dengan Moonlight? Aku penasaran bagaimana kisah kalian dimulai. Selama menjalin hubungan dengan adikku gadis itu sepertinya setia.”
Lucas memandang Bright dengan sebelah matanya. “Awalnya aku berpikir untuk tidak menjawab pertanyaanmu. Tapi kurasa kalian harus tahu apa yang terjadi di antara kami.” Lucas meminta anak buahnya untuk tetap tenang dengan mengirim isyarat pada orang kepercayaanya. “Aku dan Moonlight saling mengenal jauh sebelum dia bertemu dengan Bright. Selama ini Moonlight hanya memanfaatkan ketenaran Bright untuk membangun bisnis dan relasinya. Sebagai seorang pembalap F1 Bright punya peluang yang sangat besar untuk membantu dia berkarir. Karena itulah Moonlight rela menghabiskan waktu bersamamu, Bright. Dan setelah semua yang dia inginkan tercapai. Dia kembali ke pelukanku. Waktumu sudah habis bersamanya, Kawan. Sekarang tolong biarkan kami bahagia.”
Bright menegakkan punggungnya. “Sayangnya aku tidak akan membiarkanmu membawanya sampai aku puas bermain dengannya. Kau boleh menjadikannya istrimu, Lucas. Tapi sebelum itu, aku akan membuatnya membalas perbuatannya padaku. Bukankah itu terdengar adil untuk kita berdua?”
“Kau!” Lucas menunjuk wajah Bright dengan telunjuknya. Ledakan amarah tampak jelas di mata Lucas. Pria itu mengarahkan tatapannya pada orang kepercayannya. “Geledah ruangan itu dan bawa Moonlight keluar sekarang juga!” titah Lucas. “Dan kau, Bright, jika kau berani menyentuh Moonlight-ku. Aku tidak akan segan-segan menghancurkanmu!”
Bright tertawa geli. “Kau? Mengancurkanku? Jangan sesumbar, Lucas. Kau bukanlah tandinganku.”
Lucas membalas ejekan Bright dengan ejekan yang lain. “Aku memang bukan tandinganmu, Bright. Tapi kuharap kau tidak lupa kalau ada seorang gadis yang sangat kau cintai dan memilih untuk berlari ke pelukanku. Meninggalkanmu.”
Sekitar enam sampai tujuh orang kepercayaan Lucas telah berdiri di depan pintu ruang perawatan Moonlight. Mereka berusaha membuka pintu tersebut tetapi sepertinya pintu itu dikunci dari dalam. Melihat hal itu Brady dan Bright saling melempar pandangan. Bright tidak tahu siapa dan apa yang sedang mereka lakukan di dalam. Ia tidak memerintahkan siapa pun untuk menjaga Moonlight selama dia pergi. Dari yang bisa diingatnya, semua bodyguard saat ini berada di luar bersamanya. Di bawah kendali anak buah Lucas.
“Pintunya terkunci dari dalam,” ujar salah satu anak buah Lucas.
Lucas memandang marah pada Bright. “Apa yang telah kau lakukan?”
Bright mengedikkan bahu dengan acuh. “Aku tidak melakukan apa pun. Semua orangku berada di sini dan aku juga sedang tidak di sini saat kau datang. Jadi kau tidak bisa menuduhku sembarangan!”
Pernyataan Bright membuat amarah Lucas semakin tak terkendali. Ia melihat sekeliling, mendapati ada begitu banyak orang yang diam-diam melihat perseteruannya dengan Bright. Situasi mereka sulit dan Lucas jelas orang yang paling bersalah dalam kasus ini karena menyerbu sebuah rumah sakit dengan pasukannya. “Dobrak saja pintu itu!” titahnya.
“Dobrak?” ulang salah satu di antara mereka.
“Ya. Dobrak. Semakin cepat kita membawa Moonlight keluar dari sini semakin cepat pula urusan kita selesai. Aku tidak suka ada orang lain yang ikut campur dengan urusanku.” Tandasnya.
“Kau tidak bisa melakukannya, Lucas. Ini fasilitas umum!” Brady berseru saat anak buah Lucas mulai bertindak. “Lucas!” pria itu menjerit keras ketika pintu mulai dibuka dengan paksa.
Bright hanya bisa pasrah melihat orang-orang itu berusaha menerobos masuk ke ruang perawatan Moonlight. Sekali lagi kau telah kalah, Bright. Setelah hari ini Bright tidak akan bertemu dengan Moonlight. Kedatangan Lucas mengingatkannya akan kehancuran yang diterimanya satu tahun yang lalu. Pertemuannya dengan Moonlight kali ini hanyalah sebatas pengingat; bahwa mereka tidak akan mungkin lagi bisa bersamanya. Lucas benar, sekuat apa pun Bright menginginkan Moonlight, gadis itu tidak akan kembali ke pelukannya. Bright hanyalah seorang pria menyedihkan yang tidak bisa move on dari gadis manis bernama Moonlight.
Dengan berat hati Bright memalingkan wajahnya. Jika nanti Moonlight dan Lucas kembali bertemu itu artinya dia harus menyaksikan kedekatan mereka berdua. Sekali lagi. Bright meyakinkan diri sendiri kalau dia tidak akan sanggup menghadapi semua ini. Tangannya mengepal kuat. Ingin sekali rasanya Bright meninju wajah Lucas atau setidaknya menampar pipi Moonlight. Bodohnya dia! Bahkan setelah mengetahui kebusukan Moonlight sepenuh hatinya masih menginginkan dan mencintai gadis itu.
Terdengar suara pintu terbuka. Akhirnya. Batin Bright dengan air mata menggenang di pelupuknya. Bright mengabaikan air mata sialan itu. Dia harus melihat dengan mata kepalanya sendiri kepergian Lucas dan Moonlight. Hal itu baik untuk hatinya yang sudah tercabik-cabik. Semakin banyak yang dilihatnya semakin besar pula kebenciannya pada Moonlight. Untuk saat ini yang paling dibutuhkan oleh Bright adalah ribuan alasan untuk membenci Moonlight.
Lucas melangkah masuk. “Kuharap kau bisa mengambil pelajaran atas apa yang terjadi hari ini,” ucapnya ketika melewato Bright.
Bright mengangkat dagunya tinggi-tinggi. “Aku tidak butuh pelajaran apa pun, Lucas. Bawa jalangmu pergi dari sini!” Dia mendorong dua orang yang entah sejak kapan memegangi bahunya kemudian berjalan menghampiri Brady. “Kita pergi dari sini, Brady. Lenganmu-“
“Jangan khawatirkan lenganku, Bright.” Brady menepuk bahu sang adik pelan. “Apa yang kurasakan tidak sebanding dengan yang kaurasakan. Kau tahu aku akan selalun mendukungmu.”
“Terima kasih. Bodohnya aku telah membuat keadaanmu semakin memburuk.”
“Tidak masalah, Dik.”
Saat mereka hendak melangkah pergi dari sana tiba-tiba terdengar suara jeritan Lucas. “Bright!”
Brady dan Bright menoleh serempak ke arah sumber suara.
“Di mana kau menyembunyikan Moonlight!”
Jeritan itu terdengar memilukan di telinga siapa saja yang mendengarnya. Brady dan Bright saling memandang satu sama lain.
Lucas berlari keluar dari ruang perawatan Moonlight. Pria itu menatap marah pada Bright. “Di mana Moonlight?” tanya pria itu dengan kobaran amarah yang terpancar di manik matanya.
“Dia di dalam.”
“Tidak ada siapa-siapa di sana. Kau pasti sudah memindahkan Moonlight! k*****t! Katakan padaku di mana kau menyembunyikan tunanganku!”
Sekali lagi Brady dan Bright saling melempar pandangan. Mereka melempar pertanyaan dengan bahasa isyarat yang hanya bisa dipahami oleh keduanya. Moonlight tidak ada di dalam? Di mana dia?