NINE- THE TOYS.
USAI membersihkan tubuh Moonlight, suster itu mengambil sarapan dari meja dan menyuapi Moonlight. Ia juga membantu Moonlight untuk meminum obatnya. Wanita yang kelihatannya berusia 20-an itu akhirnya membuka mulut. Awalnya Moonlight berpikir dia akan mengatakan di mana keberadaan mereka tetapi yang dikatakannya justru membuat Moonlight sedikit terkejut. “Aku baru saja mendapatkan informasi kalau Anda akan dipindahkan dari sini.”
Perkataan wanita muda itu sontak membuat Moonlight terkejut. Ia mengangkat sebelah alisnya tinggi-tinggi lalu bertanya pada suster itu, “Dipindahkan? Kemana aku akan dipindahkan?”
“Saya tidak bisa memberitahu anda karena itu bukan wewenang saya. Tugas saya di sini hanyalah merawat dan membantu anda. Mr. Daniel mengatakan kalau di sini tidak aman jadi dia berencana untuk memindahkan Anda keluar dari rumah sakit ini. Sebenarnya saya tidak boleh mengatakan ini kepada Anda tapi saya pikir Anda perlu mengetahuinya. Anda mungkin bisa bertanya pada Mr. Daniel jika bertemu dia nanti.”
“Apakah aku akan dipindahkan ke rumah sakit lain?” Tanya Moonlight dengan hati-hati.
“Mungkin saja tapi saya tidak bisa menjamin hal itu. Kemana pun Anda dipindahkan Mr. Daniel pasti sudah memikirkannya dengan baik. Dia pasti memberikan yang terbaik untuk kesembuhan Anda. Bagaimanapun Mr. Daniel dan Mr. Bright berhutang nyawa pada Anda.”
Moonlight memejamkan matanya rapat-rapat. Jika memang itu yang Bright pikirkan seharusnya dia lebih menghargai Moonlight. Untuk saat ini dia tahu posisinya, bahwa keluarga Brady dan Bright berhutang nyawa padanya. Seharusnya itu menjadi alasan bagi Moonlight untuk menuntut lebih banyak dari mereka. Namun sepertinya dia tidak bisa berkutik jika harus berhadapan dengan Bright. Brady mungkin berbeda tapi dalam situasi seperti sekarang, seperti yang dikatakan Bright, Brady sedang dalam pemulihan. Dan tunangannya juga mengalami luka serius. Dia tidak mungkin mengurus Moonlight sehingga tanggung jawab itu dibebankan kepada Bright.
“Karena tugas saya sudah selesai saya akan pamit sekarang. Jika ada sesuatu yang Anda butuhkan, Anda bisa menekan tombol di atas nakas. Saya akan segera datang untuk melayani Anda.” Setelah mengucapkannya, suster itu membungkuk pada Moonlight kemudian pergi meninggalkannya seorang diri. Dia melewati sebuah Pintu Rahasia yang bahkan tidak disadari sebelumnya.
Moonlight memandangi wanita itu dengan perasaan takjub. Bagaimana bisa semua orang menuruti semua keinginan Bright? Bahkan untuk membocorkan sebuah informasi saja mereka tidak mau. Ia mengenal baik pria itu tapi sejauh ini dia tidak pernah menduga kalau Bright akan menjadi sekeras kepala ini sekarang. Apa pun yang telah terjadi pada mereka di masa lalu, sepertinya itu cukup berpengaruh untuk Bright.
Begitu wanita itu menghilang dari balik pintu yang tak terlihat, Moonlight kembali mengarahkan pandangannya ke depan. Ke sebuah pintu yang terlihat nyata. Dia berharap seseorang muncul dari sana. Siapa pun itu. Bright maupun Daniel. Tinggal di rumah sakit cukup membuatnya stress.
Lama menunggu, tidak ada seorang pun yang muncul. Moonlight akhirnya menyerah. Dia tidak mau lagi menunggu karena seperti yang orang-orang bilang, menunggu adalah hal paling membosankan di dunia. Dengan satu tangannya yang bebas dari selang infuse, Moonlight mengambil sebuah benda yang diketahuinya sebagai remote. Ukurannya cukup kecil tetapi Moonlight tahu fungsi dari benda itu. Benda-benda aneh di ruangan ini nyaris persis seperti yang pernah Moonlight lihat di rumah Bright sebelumnya. Bertahun-tahun tinggal dengan pria itu membuka matanya lebar-lebar akan benda-benda canggih yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
Klik.
Sebuah layar muncul di hadapan Moonlight. Itu adalah sebuah televise yang tak terlihat sebelumnya. Namun begitu Moonlight menekan tombolnya, televise itu akan muncul di hadapannya dengan ukuran sebesar ruangan. Senyum Moonlight mengembang, sudah lama sekali dia tidak menonton televise dengan layar sebesar ini. Tepatnya sejak hubungannya dengan Bright berakhir. Kepalanya meneleng, Moonlight memilih film mana yang akan menjadi pilihannya pagi ini.
Pilihannya jatuh pada sebuah film yang dibintangi oleh Angelina Jolie dan Elle Fanning-Maleficent 2. Sebelumnya Moonlight pernah menyaksikan series pertamanya. Namun karena kesibukan yang melandanya, Moonlight belum sempat menonton series keduanya meski film ini sudah bertahun-tahun tayang di bioskop. Sebelum film dimulai, Moonlight menyempatkan diri untuk meminum teh hangat yang sudah disiapkan oleh pelayan. Ia lalu meletakkan cangkir kosong, menyandarkan kepala di kepala ranjang, meletakkan remote di meja, dan menikmati film yang sebentar lagi mulai.
Lima menit berlalu dengan cepat. Moonlight tenggelam dalam film itu. Ia tidak menyadari seseorang telah membuka pintu dan menutupnya. Sosok itu kini berdiri tepat di depan daun pintu, memperhatikan dirinya.
Bahkan, ketika sosok itu berjalan mendekat dan berhenti tepat di sisi ranjang Moonlight, dia masih tidak menyadari kehadiran orang itu.
Moonlight dikejutkan dengan suara dehaman dari pria yang sejak tadi memperhatikan dirinya. Ia bahkan nyaris terjatuh dari tempat tidur. Pria itu cepat-cepat menangkap tubuh Moonlight sebelum dirinya benar-benar terjun bebas ke lantai.
“Maaf mengejutkanmu,” suara Brighton.
Jantung Moonlight seolah berhenti berdetak detik itu juga. Tubuhnya bahkan sedikit bergetar karena sentuhan kecil mereka. Sejak berpisah dengan Bright, ia memang tidak pernah lagi bersentuhan fisik seperti sekarang dengan lawan jenis. “Tidak masalah,” ujar Moonlight dengan nada ketus. “Lain kali tolong ketuk pintu sebelum masuk.”
Bright tersenyum miring. “Meski aku mengetuknya dengan palu, kau tidak akan mendengarnya. Ruangan ini dilengkapi dengan teknologi khusus yang memungkinkan orang-orang di dalamnya tidak bisa mendengar suara yang berasal dari luar ruangan.”
“Seperti kamarmu?” Tanya Moonlight tanpa sadar. Pertanyaan itu menarik minat Brighton cukup banyak. Dan detik itu juga Moonlight menyadari kesalahannya. “M-“
“Kau masih ingat detail kamar kita dulu?”
“Tidak.” sanggah Moonlight cepat. “Aku bahkan sudah melupakannya sejak lama.” Katanya ringan. Bagaimana pun Moonlight tidak ingin terlihat masih mencintai Bright. Dia sudah membulatkan tekad untuk move on dari kehidupan lamanya. Kehidupan di mana ada Bright di sana. “Jangan hiraukan ucapanku tadi.”
Pandangan Bright terpusat pada sepasang bibir manis milik Moonlight. “Sejujurnya aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Aku tahu kau masih menyimpan semua yang berkaitan denganku, Moon. Mengakulah!”
“Bright,” Moonlight memandang pria itu tepat di manik matanya. “Bisakah kau berhenti membicarakan masa lalu kita? Kita yang dulu sudah lama berakhir. Sekarang hanya ada aku dan kamu yang baru. Anggap saja kau kembali terlahir sebagai laki-laki bebas tanpa masa lalu. Itu juga lah yang akan kuberlakukan pada diriku sendiri. Kita berdua sama-sama punya masa depan tanpa harus melibatkan masa lalu kita. Kuharap kau mengerti.”
“Begitu?” tanya Bright seolah tengah mempermainkan dirinya.
“Ya.” Moonlight memalingkan wajah. Ia kembali menatap layar besar di hadapannya. Pertahannya bisa runtuh seketika kalau Brighton tidak segera menyingkir dari sini. “Begitu.” Lanjutnya.
Brighton seolah tidak menghiraukan apa pun yang keluar dari mulutnya. Terlihat bagaimana pria itu melepas sepatu dan baju yang dipakainya. Ia lalu naik ke atas ranjang dan duduk manis di sisi Moonlight. Setelah itu, Brighton menyandarkan punggung di kepala ranjang. Seolah dirinya lah yang saat ini sedang sakit parah.
“Bright, apa yang kau lakukan? Turun dari sini atau-“
“Moon,” Potong Btighton cepat. “Tolong jangan mengancamku karena itu tidak akan mempan.”
Moonlight memutar matanya dengan kesal. “Tidak bisakah kau sehari saja tidak menggangguku?”
“Tidak.” Bright mengedikkan bahu. Ia meletakkan kedua tangan di belakang kepala. “Selama kau bersamaku, itu artinya aku punya mainan baru untuk dimainkan. Kau tahu artinya itu, bukan?”
“Aku bukan barang yang bisa kau mainkan. Dengan uang dan statusmu yang sekarang, kau bisa mendapatkan mainan yang jauh lebih layak di banding aku. Wanita mana pun akan dengan senang hati menjadi mainanmu, Brighton!”
“Wanita?” ulang Brighton lengkap dengan kening mengerut dalam. “Apa maksudmu?”
Moonlight mengepalkan kedua tangan. Ia ingin sekali meninju wajah Bright yang saat ini sedang menampilkan ekspresi bodoh. Tidak bisakah pria itu serius sekali saja? Tidak bisakah Bright membiarkan dirinya menikmati me time meski hanya sejenak? Dan tidak bisakah Brigtin Yang Agung ini sebentar saja tidak mengganggunya?
“Moon,” ucap Bright sembari melihat kedua tangan Moonlight yang masih mengepal. “kuharap kau tidak lupa dengan luka-luka di sekujur tubuhmu. Kalau kau terus bergerak seperti itu, kau hanya akan memperparah kondisimu.”
“Dan kau, Brighton. Kuharap kau bisa diam dan tidak mengganggku! Tolong!”
Bright mengangkat kedua tangan dengan ekspresi bodohnya. “Baiklah…” katanya mengalah.
“Nah, diam di sana dan jangan bergerak! Jangan membuka mulutmu dan jangan menggangguku. Apakah kau bisa melakukannya?”
Bright menggeleng. “Aku tidak akan membuka mulutku dan tidak akan mengganggumu tapi aku tidak mungkin diam seperti ini terus-menerus. Aku harus bergerak, Moon.” Saat mengucapkannya, Brighton menunjukkan wajah puppy eyesnya.
“Baiklah. Kau boleh bergerak! Tapi jangan bicara.”
“Lain kali aku akan membawa mainan sendiri kemari. Mungkin dua atau tiga wanita cukup.”
“Tutup mulutmu, Bright.”
“Aku akan bercinta dengan mereka di hadapanmu.”
“Setelah aku sembuh,” Moonlight menoleh ke belakang dan menatap mata Bright dengan tatapan setajam pisau daging. “Aku akan bercinta di depan seorang lelaki tepat di depan matamu. Ingat itu!”
Seharunya kata-kata itu membakar amarah Bright. Namun sepertinya pria itu tidak terpengaruh sama sekali. “Kau punya laki-laki yang mau menidurimu? Tolong jangan berimajinasi terlalu tinggi, Moon. Jangankan membiarkan seorang pria menyentuhmu, bertemu dengan salah satu dari mereka saja sudah membuatmu ketakutan. Kau pikir aku tidak tahu itu?”
“Hei, Bright…” Moonlight memajukan wajahnya. Ia menyatukan kening mereka berdua. “Tolong jangan sok tahu, Bung. Aku sudah jauh berubah. Aku bukan Moonlight kecil yang kau kenal dulu. Aku yang sekarang sudah berpengalaman di banding aku yang dulu. Jadi, kurasa tidak ada alasan bagi seorang laki-laki untuk menolakku. Kau mau bukti? Baiklah, mari kita lakukan sekarang.”
Sejak pertemuan mereka setelah satu tahun berpisah, Moonlight selalu merasa diintimidasi oleh Bright. Pria itu menganggap seolah dirinya adalah gadis paling lemah di dunia. Seandainya saja Bright tahu apa saja yang sudah dilaluinya selama belasan bulan terakhir, mungkin Bright akan berpikir dua kali untuk merendahkannya. Sekarang lah waktu yang tepat untuk membuktikan pada Bright kalau dirinya sudah jauh berubah. Moonlight menjilat bibir bawah mantan kekasihnya itu. Ia lalu menggigit bibir Bright dengan gigi-giginya. Pelan tapi pasti, Moonlight mampu menggoda pria seperti Bright dan menakhlukkannya.
“Semalam kau menciumku. Anggap saja ini pembalasan dariku.”
“Kau tidak boleh melakukannya.” Bright berkata dengan napas terengah. “Diam di tempatmu atau-“
“Mengancamku lagi, Bright? Percayalah ancamanmu kali ini tidak akan mempan padaku!” Moonlight meletakkan sebelah tangan yang bebas dari infuse di belakang kepala Bright. “Kuingatkan padamu, Sayang. Tidak akan ada yang berniat menolakku jika aku memperlakukan mereka seperti ini.” Moonlight menelusuri leher mulus Brighton dengan lidahnya yang lincah. Ia menyesap kulit pria itu dan meninggalkan kissmark di sana. “Kau sungguh manis, Baby. Aku bersedia bercinta denganmu sepanjang malam tanpa jeda.”
“Moonlight, hentikan!” Birght mengerang keras. “Arght… sial!” Pria itu membingkai wajah Moonlight dengan kedua tangannya. “Jangan sentuh aku!”
“Kenapa?” tantang Moonlight dengan dagu terangkat tinggi. “Kau takut menghadapiku? Aku hanya ingin membuktikan padamu kalau aku bukan anak-anak lagi. Dengan begini kau tidak akan meremehkanku.”
“Aku tidak bermaksud meremehkanmu, Moon,” ujar Bright dengan d**a naik-turun. “Jika kita lanjutkan semua ini. Itu akan berdampak buruk padamu. Luka di sekujur tubuhmu tidak akan pulih dalam waktu dekat. Aku hanya tidak mau melukaimu lebih dari ini. Jadi, tolong hentikan!”
“Mulai sekarang jangan pernah menganggap aku wanita yang tidak menarik di hadapan pria. Jika sekali lagu kau melakukannya, aku bersumpah akan bercinta dengan sepuluh pria sekaligus di hadapanmu, Brighton!” Ancam Moonlight.
“Kalau kau melakukannya-“
“Kau mau mengancamku lagi?” bentak Moonlight yang hampir kehilangan kesabarannya.
“Baiklah…” Bright mengerucutkan bibirnya. “Aku mengaku kalah.”
“Nah.” Moonlight memejamkan mata sesaat. “Good boy!”
Closer
THE CHAINSMOKERS
Hey, I was doing just fine before I met you
I drink too much, and that's an issue, but I'm okay
Hey, you tell your friends it was nice to meet them
But I hope I never see them again
I know it breaks your heart
Moved to the city in a broke-down car, and
Four years, no calls
Now you're looking pretty in a hotel bar, and
I-I-I can't stop
No, I-I-I can't stop
So, baby, pull me closer
In the back seat of your Rover
That I know you can't afford
Bite that tattoo on your shoulder
Pull the sheets right off the corner
Of that mattress that you stole
From your roommate back in Boulder
We ain't ever getting older
We ain't ever getting older
We ain't ever getting older
You look as good as the day I met you
I forget just why I left you, I was insane
Stay and play that Blink-182 song
That we beat to death in Tucson, okay
I know it breaks your heart
Moved to the city in a broke-down car, and
Four years, no call
Now I'm looking pretty in a hotel bar, and
I-I-I can't stop
No, I-I-I can't stop
So, baby, pull me closer
In the back seat of your Rover
That I know you can't afford
Bite that tattoo on your shoulder
Pull the sheets right off the corner
Of that mattress that you stole
From your roommate back in Boulder
We ain't ever getting older
We ain't ever getting older
We ain't ever getting older
So, baby, pull me closer
In the back seat of your Rover
That I know you can't afford
Bite that tattoo on your shoulder
Pull the sheets right off the corner
Of that mattress that you stole
From your roommate back in Boulder
We ain't ever getting older
We ain't ever getting older
No, we ain't ever getting older
We ain't ever getting older
No, we ain't ever getting older
We ain't ever getting older
We ain't ever getting older
We ain't ever getting older
No, we ain't ever getting older
We ain't ever getting older
No, we ain't ever getting older