Marina terlihat sangat kesal kepada Andrew. Ia bahkan memutuskan keluar dari kamar utamanya dan tak tahu apa yang harus ia lakukan. Air matanya tibatiba saja luruh membasahi kedua pipinya. Bayangan pernikahan Andrew dan Lusi melambai di benaknya. Ia menggelengkan kepalanya,tak terima dengan nasib jelek yang akan mempermainkannya itu.
“Tok … tok …, sayang.” Andrew memanggil Marina dengan lembut. Marina hanya menatap nanar pintu kamar tamu yang kini ia tempati. Ia tak ingin berdebat dengan orang yang ia. Ia mencintai. Ia trauma. Hari kematian kedua orang tuanya adalah penyebabnya. Sebelum kedua orang tuanya terlibat kecelakaan yang mengenaskan, ia dan mamanya berdebat hebat, ia pergi dari rumah dengan kesal dan kembali dengan duka. Marina terpuruk dan ia sungguh tertekan dengan sitauasi ya
