Bertolak Belakang

1049 Kata
Wajah Saga seketika memerah hingga menjalar ke telinga. Dia secara spontan mendorong Lizzy beberapa langkah. "I-iya aku tahu." Saga pun bergegas meninggalkan Lizzy dan Crystal. Kekasih dari Saga langsung berdiri dan menarik lengan Lizzy kasar sehingga terhuyung beberapa langkah. "Apa yang kau lakukan?!" "Apa maksudmu aku tak mengerti?" "Kau sengaja bukan melakukan hal itu supaya Saga jatuh cinta padamu?!" Lizzy menampakkan senyuman ganjil. Dia lalu menghempaskan tangan Crystal yang mencengkeram tangannya. "Kalau ya memangnya kenapa? Apa tak bisa kalau aku mencoba bermesraan dengan suamiku sendiri?" "Ya tidak bisalah!" "Atas dasar apa kau melarangku? Karena kau kekasihnya Saga? Hei asal kau tahu saja aku lebih berhak kok atas Saga sedang kamu hanya kekasih ya walau kau sudah ...." Pandangan Lizzy menyiratkan suatu ejekan untuk Crystal dan membuatnya makin marah. "Dasar ja--" "Ett, ingat aku ini Nyonya di rumah ini kau mengejekku akan aku usir kau. Pilih mana?" Sebagai ganti Crystal memekik penuh kekesalan lalu pergi sejauh mungkin. Di kamar tamu, Crystal membuat kamar tersebut berantakan. "Dasar wanita sialan! Dia pikir hanya karena dia adalah istri Saga, dia tak bisa semena-mena padaku! Huh tapi aku harus bersabar. Nanti malam aku akan membalas semua yang dia lakukan terhadapku." ❤❤❤❤ Hari telah siang. Lizzy telah mendapat lokasi dari nomor Saga sedang dirinya sekarang menuju salon untuk berdandan sekaligus membeli pakaian. Sampai di pusat kota, Lizzy langsung bergerak ke salon yang sering dia datangi. Lonceng berbunyi saat Lizzy masuk. "Selamat datang." ucapan dari seorang pekerja salon ingin dibalas oleh Lizzy dengan senyuman namun begitu berpandangan dengan seorang wanita, Lizzy terdiam. Wanita itu adalah Lisa. Kembarannya yang kini tengah memusuhinya sekarang. Lizzy tak mau mengatakan apa saat melihat tatapan tak suka dari Lisa sendiri. Diperhatikan gaya rambut bob milik sang saudara kembar tanda Lisa habis menggunting rambutnya. "Nara, aku pergi dulu ya." pamit Lisa pada pemilik salon yang memang adalah teman baik Lisa dan Lizzy. Dia pun melenggang pergi tanpa mengucapkan sesuatu pada Lizzy yang menunduk. "Iya, hati-hati di jalan loh, ada Lizzy. Ayo masuk." Lizzy mengumbar senyum pahit dan bergerak duduk di depan sebuah cermin besar. Untunglah salon milik Nara tidak terlalu banyak pelanggannya sehingga Nara langsung turun tangan untuk melayani Lizzy. "Kau mau gaya rambut mana Lizzy sayang?" "Tolong buat rambutku bergelombang." "Ok." Dengan telaten, Nara membuat rambut milik Lizzy sesuai dengan permintaan Lizzy sendiri. "Lizzy, kau punya masalah dengan Lisa?" tanya Nara mendadak. Hal itu sukses membuat Lizzy terkejut lalu mengangguk. "Apa dia sudah menceritakannya padamu?" Nara menggeleng. "Dari tadi aku lihat dia tak senang kau berada di sini. Ayo katakan, aku ini temanmu. Tak baik kalau kau menyembunyikan sesuatu, kau tahu bagaimana aku bukan?" Lizzy membuang napas berat lalu menceritakan semua yang terjadi pada Nara dan wanita pemilik salon itu mengangguk paham. "Aku tahu maksudmu baik tapi Lizzy kau juga harus meminta maaf sekaligus mengatakan segalanya pada Lisa. Akan sangat tak baik jika kau merahasiakan semuanya." "Bagaimana bisa aku mengatakannya pada Lisa jika dia menganggapku sebagai seorang musuh? Jangankan berbicara, berpandangan pun dia sepertinya tak sudi." "Bukankah itu resiko yang harus kamu tanggung saat melakukan rencanamu?" "Iya sih, Nara terima kasih ya sudah mau menjadi pendengar yang baik." "Sama-sama kawan. Jika kau punya masalah jangan sungkan ya untuk mengatakan padaku dan aku juga minta maaf karena hanya bisa menjadi pendengar yang baik." "Tak apa-apa, bagiku itu sudah cukup." jawab Lizzy dengan senyuman. ❤❤❤❤ Jam menunjukkan pukul 18.30 saat Saga dan Crystal masuk ke dalam pesta. Mereka langsung di sapa dengan suasana meriah. Banyak sekali orang yang tengah menari mengikuti musik. Wajar, Fauzan adalah anak seorang konglomerat. "Hai bro!" sapa pemilik pesta ketika melihat Saga bersama Crystal. "Hai bro!" Saga dan Fauzan saling memeluk ala pelukan pria sementara Crystal tersenyum lalu berjabat tangan dengan Fauzan. "Selamat ulang tahun ya sobat." "Sama-sama. Kalian berdua nikmati pestanya." "Pasti." Fauzan lalu mengisyaratkan agar Crystal meninggalkan mereka berdua. Meski agak kesal, Crystal pun berangsur mundur. "Kenapa kau menyuruh Crystal pergi?" Fauzan tertawa dan merangkul leher Saga sembari berjalan menembus banyaknya orang-orang yang tengah menari. "Aku mau mengenalkanmu pada seorang wanita. Dia cantik sekali dan seksi. Aku ingin berkenalannya tapi dia jual mahal sekali bahkan dia bilang sama aku dia sudah punya suami." Kening Saga mengerut. "Lalu?" "Tolong kau bicara dengan dia. Kau ini selalu bisa membuat wanita terpana kendati hanya bicara dengan mereka jadi kau bujuklah dia untuk bicara denganku ya?" "Oh jadi aku mak comblang begitu?" Fauzan mengangguk antusias dan mereka pun tiba di meja bar yang mana wanita itu membelakangi mereka. "Nah itu dia, ayo dekati." Saga mendengus. Dia bergerak mendekat sembari matanya memandang punggung milik si wanita incaran temannya. Dari baju yang dipakai oleh wanita itu, Saga bisa melihat betapa sempurnanya tubuh si wanita. Mendadak senyum ditorehkan. Baiklah dia akan membantu Fauzan tapi kalau wanita di depannya ini suka padanya maka Saga akan merebutnya dari Fauzan. Saga berdeham keras agar mendapat perhatian dari si wanita namun sayangnya wanita itu tak menggubris membuat Saga harus berdeham berkali-kali. "Tch!" Si wanita tampaknya terganggu dan menoleh ke belakang. Saga berusaha menampakkan senyuman manis tapi begitu si wanita memutar tubuh, wajah Saga berubah memucat. "Lizzy!" Mata Saga membulat melihat penampilan seksi dari istrinya. Sungguh diluar dugaan. Lizzy sangatlah cocok sekaligus cantik memakai gaun yang hanya sebatas paha itu. "Kau baru sampai? Aku sudah lama menunggumu loh di sini." "Kau datang ke sini sendiri?" "Iya. Aku telepon kau tapi kau tak menjawab. Kau juga sms dengan mengatakan kau langsung ke sini ya jadi aku ke sini." Saga sama sekali tak bisa berkonsentrasi, tatapannya berada pada kulit paha Lizzy yang mulus. Dalam dirinya Saga menggerutu kesal. "Hei, kenapa memandangku seperti itu?" Saga berdecak. "Kenapa sih kau pakai baju mini begitu? Kalau ada lelaki yang menggodamu bagaimana?!" Lizzy memicingkan mata. Dia tak mengira jika Saga akan sekesal ini karena memakai pakaian yang masih bisa dikatakan sopan itu. "Tapi ini pesta ulang tahun yang keren, masa aku harus mengenakan pakaian yang tertutup sama sekali. Soal lelaki banyak sih yang datang dan mengajakku tapi aku pura-pura tak mendengar." jawab Lizzy santai. "Oh jadi kau mau mencari kekasih?!" "Tentu saja. Sama seperti peraturannya, aku berhak mencari pacar." Lizzy terkekeh dalam hatinya. Apa ini yang namanya cemburu? Kalau ya mengapa? Kan Saga mengatakan dia membenci Lizzy sebab Lizzy melakukan sesuatu yang kasar terhadap Saga tapi ini kok malah bertolak belakang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN