Undangan Pesta

1016 Kata
Saga membulatkan matanya dan hanya bisa mengunyah makanan yang sudah berada di dalam mulut. Sebenarnya pria itu sangat ingin membuang sayur yang berada di dalam mulutnya namun tatapan Lizzy membuat dia hanya bisa memakan lalu menelannya secara bulat-bulat. Tetapi mata Saga melebar kemudian. Bukannya pahit dan tawar yang dia dapat melainkan cita rasa berbeda. Dia pun tak segan-segan memakan sayur tersebut. "Bagaimana enak bukan?" Tanpa sadar Saga mengangguk menciptakan senyuman di bibir Lizzy. "Lain kali kalau makan jangan langsung nolak, perbiasakan makan dulu baru komentar." Makan malam selesai, Saga kembali ke ruang kerja dengan perasaan senang dan kenyang. Astaga sudah lama sekali dia tak merasakan hal seperti ini. Dia pun mengambil ponsel lalu melihat beberapa foto yang diposting oleh teman-temannya termasuk Crystal yang sedang bergandengan mesra dengan beberapa pria bahkan tak jarang menunjukkan keintiman. Saga terdiam seraya melihat foto tersebut cukup lama. Perasaannya sama, Saga tidak mendapat apa-apa melihat kekasihnya itu dilecehkan oleh orang lain. Dia kemudian membuang napas lalu meletakkan ponselnya. Saga berpikir akan lebih baik bekerja lembur. Tepat tengah malam. Saat semua orang telah tertidur lelap dan hanya menyisakan dua orang penjaga yang memang tugasnya memantau keamanan di rumah milik Saga. Datanglah mobil mewah yang mendekat lalu berhenti tepat di depan gerbang rumah milik anak bungsu dari keluarga Keano tersebut.. Crystal keluar dengan sempoyongan lalu masuk tanpa menggubris dua orang penjaga yang memandangnya. Susah payah sendiri Crystal berhasil masuk ke dalam. "Dari mana saja kamu?" Crystal menoleh pada asal suara dan menemukan sosok kekasih memandangnya dengan tatapan tak suka. Crystal terkekeh lalu berjalan mendekat pada Saga. Dia hampir saja terjatuh namun beruntung pria itu menolongnya. "Kau pasti minum banyak, aduh kau ini merepotkan saja." Saga lantas menggendong wanita itu menuju kamar tamu yang dipakai oleh Crystal sekarang. "Semua ini karena istrimu tahu, dia mempermalukan aku karena aku adalah kekasih gelapmu!" teriak Crystal kesal. Saga pura-pura tak mendengar, dia sibuk membuka sepatu hak tinggi milik Crystal lalu menyelimuti tubuh wanita itu dengan selimut. "Selamat malam." Belum membalikkan badan, Crystal meraih tangan Saga yang membuat pria itu kembali berpaling padanya. "Bagaimana? Kau sudah mendapat informasi yang menguntungkan?" Saga menampakkan wajah bingung. Walau Crystal mabuk tapi dia masih ingat soal rencana dari tadi. Lelaki itu pun menggeleng. "Lizzy pergi menemui teman-temannya." Crystal berdecak. "Apa tak ada laki-laki yang bersamanya?" "Ada sih tapi laki-laki itu mengaku dia adalah temannya aku bahkan dimarahi oleh teman Lizzy." Crystal mengembuskan napas kasar. Dia menatap langit-langit dan tersenyum kala mendapatkan sesuatu rencana yang bagus. "Saga, bagaimana kalau kita membawanya ke pesta Fairuz," "Pesta?" "Iya, aku ke klub dari tadi dan aku bertemu dengan dia. Fairuz bilang kalau aku dan kau diundang ke pestanya, ajak saja dia ke sana lalu kita akan mencari kesalahannya di pesta tersebut. Bagaimana?" Saga terdiam karena berpikir keras. Sebenarnya dia agak ragu tapi patut dicoba. "Bagus, katakan padanya ya aku malas kalau berbincang dengan dia." Setelah perbincangan itu, Saga melenggang pergi meninggalkan Crystal yang beristirahat. Dia lalu naik ke lantai dua untuk ke kamarnya tapi begitu dia melewati kamar Lizzy, Saga berhenti. Pria itu mendekat ke arah pintu lalu diam di sana cukup lama. Apakah dia akan masuk dan berbicara pada wanita itu sekarang? Atau besok saja tapi acara yang dimaksud besok malam. Mendadak pintu terbuka saat Saga masih berpikir apa yang harus dilakukan. Lizzy yang tak memperhatikan cukup terkejut dengan kehadiran Saga dan sontak menghentikan langkahnya agar tak menabrak pria itu. Saga juga membulatkan mata sebab melihat Lizzy sangat dekat dengannya bahkan napas Lizzy mengelitik wajah pria itu. Lizzy akhirnya mundur beberapa langkah lalu memangku d**a seraya memasang wajah angkuh. "Kenapa kau ada di depan kamarku?" "Mm ... itu aku ingin mengatakan kalau ... ini sudah malam." Kening Lizzy mengerut. "Jadi?" "Selamat malam." Saga lantas berjalan menjauh dari Lizzy yang terpaku lalu tersenyum kecil seraya menggelengkan kepala sedang Saga tersipu malu mengingat kejadian dari tadi. Dia lalu masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. "Ya ampun Saga apa yang terjadi? Kenapa wajahmu memanas dan jantungmu berdetak tak karuan? Padahal kau sudah berjanji tidak akan jatuh cinta padanya. Ingatlah kau itu hanya tertarik pada Lizzy ... ya tertarik pada Lizzy." Saga membuang napas kasar lalu mengusap wajahnya. Semoga saja itu benar. ❤❤❤❤ Keesokan harinya Saga mendapati pakaian yang rapi berada di atas ranjangnya setelah dia mandi. Sudah pasti itu adalah ulah Lizzy. Tak banyak bicara, Saga memakai pakaian tersebut kemudian turun. Sama seperti yang semalam, Lizzy sudah siap di meja makan. Crystal juga ada di sana sambil melayangkan tatapan kekesalan untuk Lizzy. Untuk sementara waktu mereka menikmati makanan tanpa adanya suara sampai Crystal berdeham dan sukses menyita perhatian kedua orang yang makan bersamanya. "Saga, pesta itu." bisik Crystal pada sang kekasih. "Oh iya, Lizzy ...." "Ya." "Ada temanku yang membuat sebuah pesta dan kami berdua di undang tapi kami ingin mengajakmu, apa kau mau pergi bersama kami?" Lizzy terdiam. Sendok yang berada ditangannya lantas diletakkan saat melihat senyuman licik Crystal. "Ke pesta? Hmm ... aku juga tak punya pekerjaan. Kapan pesta itu?" "Nanti malam." jawaban Saga membuat Lizzy mengangguk. "Baiklah aku akan datang. Tapi sebelum itu aku akan ke salon dulu. Bagaimana? Nanti kalian share location ya?" "Ok." Crystal tersenyum puas. Meski Lizzy tak akan melakukan kesalahan, tapi Crystal akan punya banyak alasan untuk memojokkan Lizzy. Crystal akan membuat Lizzy malu di depan umum dan lebih menyakitkan lagi dari apa yang dilakukan oleh Lizzy terhadapnya. "Aku harus pergi, ada rapat dan hari ini aku akan pulang lebih awal." "Baik hati-hati sayang." Saga melihat pada jam di tangannya untuk bergegas tapi saat itu juga suara Lizzy menginterupsi. "Saga tunggu sebentar." Dia berbalik memandang pada Lizzy. Hatinya agak kesal tapi melihat Lizzy menyodorkan sebuah bekal dia tertegun. "Aku tak mau kau jajan sembarangan jadi ambilah ini." "Apaan sih? Kaya anak-ana saja, aku ini pergi bekerja tahu!" ketus Saga namun mengambil bekal makanan yang diberikan Lizzy padanya. Tatapan Lizzy lalu tertuju pada dasi Saga yang miring. Wanita itu mengembuskan napas secara kasar dan mendekat. Baik Saga dan Crystal sama-sama mematung terutama Saga, pria itu malah tak bernapas saat jemari Lizzy menyentuh dasi miliknya untuk dirapikan. "Lain kali perhatikan lebih teliti lagi."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN