Sampai di kediaman Keano, Lizzy keluar dari mobil dan masuk secepat yang dia bisa sedang Saga yang melihat tingkah Lizzy hanya bisa membuang napas. Bagaimana pun juga mereka terlibat permainan, mau Saga melakukan sesuatu yang tulus sekalipun Lizzy akan tetap menganggap bahwa semua itu siasatnya.
Lizzy lalu mengambil tempat duduk di sofa. Menarik napas untuk diembuskan secara perlahan. Dia kemudian melirik ke segala tempat. Hmm ... ada sesuatu yang hilang. Di mana Crystal?
Saga akhirnya masuk dan bisa melihat kalau Lizzy tengah mencari seseorang. "Siapa yang kau cari?"
"Kekasihmu. Di mana dia?"
"Dia pergi."
"Hah?" Lizzy cukup terkejut mendengar ucapan enteng Saga. Kesal sekaligus senang, seperti itulah perasaan Lizzy. Senang sebab Crystal pergi tanpa perlu Lizzy turun tangan tapi kesal juga sih karena Lizzy tak puas menginjak-nginjak Crystal.
"Kenapa kau dari tadi bersama Randy? Pakai rangkul tangan segala, kau ingin membuat aku cemburu ya?" Lizzy melempar pandangan sinis pada Saga begitu dia sadar dari lamunan.
Dimulai sifat Saga yang menyebalkan.
"Kenapa kau memandangku seperti itu? Jadi yang aku duga itu benar, kau punya hubungan dengan Randy?!"
"Justru aku yang bertanya kenapa sih kau selalu marah tak jelas sama aku?! Aku itu di sana hanya bertemu dengan Randy dan sebenarnya juga ada satu teman perempuanku tapi dia tak jadi datang sebab pekerjaan." jelas Lizzy panjang lebar.
"Aku juga mau tanya sama kamu, kenapa kamu bisa ketemuan sama Lisa? Kamu tak sengaja bukan bertemu dia?" Saga membulatkan mata melihat pada Lizzy dan dalam sekejap berganti dengan senyuman.
"Oh jadi kau juga cemburu padaku?" Jelas tampak sekali Saga senang sedang Saga menampakkan wajah muram.
"Jawab saja pertanyaanku dulu!"
"Tidak sengaja kok, kebetulan dia adalah utusan dari perusahaan AM jadi kami bertemu karena bisnis." Mendengar penjelasan dari Saga Lizzy mengembuskan napas lega.
Syukurlah, itu artinya Saga dan Lisa tidak memiliki hubungan. Masih dengan senyuman Saga menatap lekat pada istrinya itu dan entah mengapa moodnya makin baik saja melihat Lizzy bernapas lega, apa ini artinya Lizzy cemas pada Saga?
Lizzy kembali menatap Saga dan lagi-lagi kaget sebab wajah Saga sangat dekat dengannya. Senyuman di wajah Saga membuat bulu kuduk Lizzy merinding. Wanita itu lantas meletakkan tangannya pada Saga lalu mendorongnya pelan.
"Jangan dekat-dekat!" Otomatis Saga terdorong mundur beberapa langkah.
"Aku bertanya bukan karena cemburu tapi karena aku takut kalau Lisa terjebak lagi sama pesona playboymu itu. Awas saja kalau kau mendekat pada Lisa, aku tidak akan memaafkanmu!" intonasi nada yang dipakai sekaligus tatapan tajam dari Lizzy menandakan bahwa dia tak main-main.
Lizzy pun bergerak pergi meninggalkan Saga yang termenung sendirian. Dia memijit pelipisnya sebentar merasa agak pusing. Mungkin sebaiknya Lizzy beristirahat.
❤❤❤❤
Sebab perkataan Lizzy, Saga pergi dari rumah menemui teman-temannya yang berkumpul. Suasana hatinya memburuk setelah tahu alasan Lizzy bertanya. Oh iya, Saga jadi lupa kalau Lizzy memang tak menyukainya.
Tak membutuhkan waktu yang lama akhirnya Saga sampai juga di club biasa yang menjadi tempat kumpul mereka. Di sana juga adalah tempat kerja Jennifer tapi untuk sekarang Saga tak mementingkan kekasihnya itu atau pada para wanita yang kini menggodanya untuk bermain.
Dia lebih memilih untuk duduk bersama teman-temannya yang berbincang ringan setelahnya mengembuskan napas berat seakan masalah yang dia tanggung sangatlah berat.
"Kau kenapa? Datang-datang ko buang napas?" tanya Doni salah satu temannya Saga.
"Iya, kau sama dengan Fauzan." timpal Jay sambil melirik pada Fauzan yang termenung. Saga melirik diam-diam pada pria yang baru saja berulang tahun. Apa karena Lizzy menolaknya?
"Iya ada masalah. Ini tentang istriku." Doni sontak terbatuk-batuk mendengar ungkapan Saga sedang yang lain juga kaget.
"Istri? Sejak kapan kau menikah hah?! Kau selalu menganggap wanita itu mainan kenapa tiba-tiba sekarang kau bilang punya istri?!" ujar Doni nyaris menghardik. Dia kesal sebab Saga tak mengatakan sejujurnya.
Doni sudah lama sekali berteman dengan Saga bahkan sejak masih SMP. "Iya, iya aku minta maaf hanya Evano yang tahu sebab pas aku mendapat telepon untuk melamar dia ada."
"Lalu? Apa masalah kamu dengannya? Oh pasti dia kecewa karena tahu kau itu tukang main perempuan."
"Tidak, dia itu jelas tahu soalnya pas dia datang ke rumah, Crystal ada di sana."
"Lalu? Apa yang terjadi?" tanya Doni penasaran layaknya ibu-ibu penggosip bahkan Fauzan yang waktu itu sedang galau tertarik juga mendengar cerita dari pria playboy tersebut.
"Ah! Bukan itu masalahnya. Dia tahu hal itu tapi sekarang aku bingung. Aku merasa aneh dekat dengannya, kalau dia dekat bersama dengan seseorang terutama lelaki aku sangat tidak suka. Aku selalu ingin dekat tapi dia tak mau aku mendekat, selalu saja pergi. Lebih penting lagi dia lebih mementingkan saudara kembarnya ketimbang aku!" Doni beserta kedua temannya saling berpandangan.
Mereka pun tertawa terbahak-bahak lalu Doni menyambung. "Saga selamat ya akhirnya ada seorang wanita yang nggak luluh sama kamu." Hal itu tentu saja membuat Saga bingung.
"Apa maksudmu?" Senyuman Doni tak menghilang malah makin lebar saat dia mengungkap suatu hal.
"Kau ... jatuh ... cinta pada istrimu!" Mata Saga melebar kemudian kepalanya menggeleng. Masih tak percaya dengan ungkapan Doni.
"Tidak mungkin! Aku tak mungkin cinta padanya!"
"Jangan mengelak lagi Saga. Apa yang kau katakan itu adalah ciri-cirinya kau tak bisa mengelak lagi." Kala semua teman-temannya tertawa Saga malah membayangkan apa yang akan terjadi jika saja perasaannya diketahui Lizzy.
Tentunya Lizzy akan menang dan melakukan sesuatu terhadapnya. Pertanyaannya adalah apa? Berpikir hal yang tidak-tidak membuat Saga merinding.
Lantas dia menggebrak meja secara mendadak. "Tidak aku tak mau kalah!" seru Saga juga secara tiba-tiba menciptakan suasana hening di antara mereka.
"Kalian harus membantuku, bagaimana caranya agar wanita itu juga mencin-- maksudku membalas perasaan yang sama denganku?!"
"Ya kamu harus memperlihatkan sama dia kalau kau suka padanya."
"Tapi bagaimana? Istriku itu bukan wanita biasa yang bisa kita goda. Jika kalian bertemu dengannya, kalian pasti akan mengerti." tutur Saga seraya mengacak rambut frustasi.
"Aku pernah menggodanya tapi dia sengaja membalas godaanku dan malah membuat Crystal marah besar lalu pergi dari rumahku."
"Benarkah? Wah itu berarti menakjubkan."
"Katakan dulu, aku harus melakukan apa!"
"Bukannya aku sudah bilang ya kalau kau itu harus memperlihatkan perasaanmu tapi jika dia tak menyukaimu ...." Doni bergumam seraya menyentuh bibirnya berulang-ulang kali.
"Bagaimana kalau kau mendekat tapi jangan memberitahu perasaan padamu?"