Perasaan tidak rela.

1130 Kata
Keesokan Harinya Charles bangun seperti biasanya. Dia melakukan aktifitas barunya seperti kemarin. Charles bahkan pagi-pagi sekali sudah mencari makanan dengan mencari kerang dan juga ikan yang terdampar di sekitar pantai. Dia melupakan sosok pria yang mengagetkannya sejak pagi. Pria itu adalah Bima. Yang tiba-tiba membangunkannya dengan cara memukul paha Charles. Bima bahkan menunjuk-nunjuk dirinya karena sudah berani memangku Indira di pahanya. Jika mengingat hal itu, Charles jadi kesal sendiri pada Bima. Laki-laki aneh tersebut tiba-tiba saja merecoki dirinya, berteriak marah-marah dan mengambil paksa Indira dari pangkuannya. Charles pun tidak bisa berbuat apa-apa. Daripada dia berbuat keributan dengan Bima, Charles lebih memilih pergi. Mencari makan dan juga mencari nelayan untuk menyelamatkannya dari pulau terpencil ini. Namun sejak tadi pagi sampai matahari berada di atas kepalanya, Sayangnya orang-orang tersebut tidak satupun dia temui olehnya. Charles sudah membawa dua buah kelapa dan juga cumi serta kerang, memilih untuk menghentikan pencariannya dan kembali pada mereka. Dia melihat dari kejauhan Bima yang tengah mencium kening Indira. Entah perasaan dari mana hati kecil Charles mendadak tidak rela ketika bibir pucat Bima terus saja menyentuh kening wanita yang lebih dulu di temukan olehnya. Charles pun menyimpan hasil tangkapan lautnya dengan kesal di hadapan Bima. Dia melempar satu buah kelapa di sisi lainnya. Membuat Bima yang tengah asik memandang wajah cantik Indira menjadi teralihkan karena kedatangan Charles. "Bisa tidak jangan membuat orang kaget seperti itu ? Mereka semua sedang sakit. Bagaimana jika seandainya kelapa yang beratnya tidak seberapa itu malah mengenai badan mereka ? Kau ingin bertanggung jawab jika nanti kekasihku kembali terluka ?" Teriak Bima kembali memaki Charles dengan raut kesalnya. Sejak Dia melihat Charles memangku Indira entah mengapa satu sisi batinnya merasa tidak suka melihat laki-laki tersebut berada di sekitar Indira. Dia pun mencoba menggeser kan tubuhnya menyentuh kelapa yang di bawa Charles. Bima menyentuhnya. Namun Charles menepisnya. "Jika ingin mendapatkan makanan ? Cari sendiri ! Bukannya mengambil milik orang seperti ini. Enak saja aku yang capek sejak pagi, malah kamu yang ikut makan nanti." Tutur Charles mengambil kembali makanan tersebut menjauhi Bima. Dia membuka pelan satu buah kelapa dengan pisau miliknya. Bima yang melihat Charles seperti itu hanya mendecihkan bibirnya kesal melihat sikap pelit sang pria. "Aku harus menjaga Indira, Bagaimana mungkin aku bisa mencari makanan sementara dia di sini sendirian ?" Tutur Bima mencari alasan. Dia kembali merogoh kelapa yang sedang di kupas Charles. Namun sekali lagi Charles sekuat tenaga menepis tangan Bima yang bergerak ke arahnya. "Tidak usah mencari alasan lewat mereka. Sebelum kau ada di sini pun, aku sudah lebih dulu merawat Indira. Dia baik-baik saja tuh aku biarkan disini sendirin saat mencari makanan. Indira maupun Cloe tidak di ganggu oleh binatang buas satupun. Karena aku bisa melindungi mereka meskipun aku tidak ada di sana." Tuturnya menjawab perkataan Bima dengan nada ejekan khasnya. Membuat Bima yang terus-terusan di ejek oleh Charles tentu saja sangat kesal dan menjauhi pria tersebut seketika. "Jika tidak ingin berbagi tidak usah menyindir ! Kau pikir aku tidak mampu mencari kerang kecil seperti itu ? Di tempatku aku dapat melakukan apapun yang aku mau. kau jangan sombong dulu tuan. Setelah aku keluar dari tempat ini, aku pastikan aku akan dengan mudah menghancurkan mu di wilayah ku" Tutur Bima tidak tahu siapa yang dihadapinya saat ini. Charles yang mendengar omong kosong Bima hanya berdecih tidak sedikitpun takut apalagi terpancing karenanya. "Hem." "Orang yang kebanyakan ngomong memang biasanya sedikit bekerja. Pergilah ! Jika kau ingin mendapatkan makanan ? segera cari di bagian depan sana ! Di sana aku sering menemukan ikan tersesat atau kerang yang ada di balik batu karang. Kau bisa mengambil mereka jika kau bisa ! Jangan terus berdiri di sini ! Aku tidak akan memberikan apapun jika kau tidak berusaha." Tutur Charles kembali menyela sebelum Bima buka suara. Charles ingin mengatupkan kembali bibirnya namun tidak jadi Saat Bima dengan kesal berbalik dan menatap emosi pada dia. "Oh. Dan satu lagi ! Jangan lupa ambil kelapa juga ! Di ujung sana ada Satu buah pohon kelapa, Ambil yang buahnya tebal dan juga airnya yang banyak ! Kau tidak ingin kan selama di sini hanya minum air garam ?" Teriak Charles menahan senyum mengingat kembali tinggi pohon kelapa yang di tunjukan olehnya. Charles yang kesal pada Bima sekalian saja ingin mengerjai pria tersebut dengan tingkah usilnya. Charles pun berhasil membuka satu buah kelapa dan meminumkannya sedikit pada Indira. Ketika Bima sudah tidak lagi berteriak padanya. Charles buru-buru menghampiri gadis tersebut dan memberikannya minum seperti yang dia lakukan sebelumnya. Tidak lupa pada Cloe. Charles juga melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan pada Indira. Dia kemudian mengambil sepotong kain yang ada di samping indira dan mencelupkannya dengan Air laut. Charles membasuh kembali luka di keningnya. Beberapa lukanya masih terlihat membiru namun darah yang ada di kening Indira sudah terlihat mengering tidak seperti sebelumnya. Dia tersenyum puas ketika melihat Indira mengecap saat Charles menyentuh bibir pucat nya. Dia jadi teringat Bima yang sejak tadi di tinggalkan bersama Indira sendirian di sana. Dia pun meraba kembali kening Indira. Membasuh kembali kain tersebut menggunakan air laut. Charles mengusap kasar kening Indira yang sempat terlihat di kecup oleh Bima. "Entah mengapa aku merasakan aura buruk saat Bima menyentuhmu." "Mungkin aku yang tidak rela, namun selama kau masih belum sadar dari koma ? Tidak ada salahnya bukan jika aku tidak membiarkan laki-laki itu menyentuhmu ? Bagaimanapun kau di sini seorang wanita. Usia mu dengan usia Bima juga sepertinya terlampau cukup jauh. Aku memang sudah tua, Namun di bandingkan dengan Bima aku pikir Pria itu berkali-kali lipat lebih tua dia atas usia ku." "Dia terlihat seperti pria yang sudah beristri. Aku mana bisa membiarkan pria yang sudah beristri mendekati perempuan koma seperti dirimu." "Kau juga sangat Cantik. Jika aku tidak salah ingat, sepertinya aku pernah melihat wajahmu tapi dimana ya ? aku juga lupa." Lirih Charles terus saja berceloteh, memandangi wajah Cantik Indira. Indira memang wanita yang cantik. Pipinya yang putih mulus tanpa celah, dengan hidung mancung dan juga mata bulat serta alis tebal dan bulu mata lentiknya. Maka wajar jika Charles kadang sering lupa diri saat dia terpesona dengan wajah cantik di depannya. Charles kadang sering khilaf menciumi pipi gembul Indira. Tempat paling favorit bagi dia karena pipi Indira merupakan pipi paling mulus di bibirnya. "Aku jadi ingin memangku mu lagi Indira. Kau sejak pagi sudah di pangku lama oleh Bima. Pria itu benar-benar menyebalkan dengan mengaku-ngaku menjadi kekasihmu. Awalnya aku juga tidak ingin membiarkanmu dipangku olehnya. Namun melihat dia menggerutu seperti perempuan, Kupingku panas juga lama-lama." Gerutu Charles sambil memangku Indira. Charles menimang-nimang kembali Indira di pangkuannya, Dia berharap perempuan itu secepatnya sadar dan berkumpul riang bersama mereka. "Aku akan merawat mu sampai sembuh. Kau tenang saja Indira. Aku pastikan kau akan aman di sini " Tutur Charles sekali lagi mengecup keningnya. Charles mengecup kening Indira seolah-olah ingin menghapus jejak Bima dari sana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN