Obrolan sepi

1027 Kata
Charles sudah membawa Indira ke tepian bibir pantai yang lokasinya tidak terlalu jauh dari letaknya bangkai. Dia saat ini tengah memanggang kerang dan juga satu ekor ikan yang beberapa saat lalu sempat ia temui di tepian pantai, karena hanya itu yang dapat dia temukan, mengingat tidak adanya peralatan memancing ataupun jala untuk memancing ikan dia pun cukup kesulitan untuk mencari makanan. Dengan dua buah kelapa yang sudah ia kupas menggunakan pisau milik salah satu korban penumpang pesawat. Entah diapun juga tidak tahu benda tersebut milik siapa ? Karena yang Charles pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya dia dapat bertahan hidup sendirian. Memanggang ikan pun dia hanya bisa menggunakan tusuk ranting. dengan bermodalkan batu dan juga sabut kelapa serta ranting kering. Dia akhirnya berhasil membuat api unggun sekaligus tempat panggangan untuk ikannya yang sudah selesai dia bersihkan. Di pandangi nya wajah polos Indira yang tadi sudah Charles bersihkan menggunakan air laut. Charles membopong kembali gadis tersebut dan membawanya ke dekat perapian. Dengan memeluk erat tubuhnya. Charles mendudukkan Indira tepat di pangkuannya berharap gadis itu berhenti menggigil dan segera berkurang suhu panas di tubuhnya. "Jika kau hidup ? Mungkin aku tidak akan sendirian lagi. Siapapun namamu tolong bangunlah ! Aku tidak suka hidup sendirian. Asistenku dia juga, " Mata Charles mendadak seperti ingin melompat keluar dari tempatnya. Charles tiba-tiba saja ingat dengan keberadaan asisten pribadinya Cloe yang sempat ikut satu penerbangan yang sama dengan dirinya. "Astaga Cloe, kenapa aku sampai melupakan dia ?" Sentaknya kaget sambil membaringkan kembali Indira di atas pasir dengan beralaskan Kain yang tadi sempat di ambilnya random dari dalam bangkai pesawat. Charles mengambil satu batang ranting berukuran besar yang sudah terbakar api di bagian ujungnya untuk dia jadikan penerangan mengingat keadaan pantai sudah mulai memasuki gelap. Dia berjalan kembali melewati hamparan mayat dan juga puing-puing pesawat yang ada di dalam kabin. Charles mulai mencari letak asisten pribadinya. Jika prediksinya tidak salah, seharusnya Cloe berada di kursi kedua setelah dirinya. "Cloe" Lirih Charles sambil mengarahkan api pada masing-masing mayat yang memenuhi kabinnya. Charles tidak menemukan Cloe di barisan paling depan, Dia pun terus berjalan ke bagian belakangnya sampai kakinya berhenti pada barisan kedua terakhir. Matanya membulat kembali saat melihat tubuh Cloe dengan darah kering di bagian pelipisnya sedang terhimpit kursi kabin dengan mayat perempuan diatasnya. "Astaga." Teriak Charles hampir melompat kearah asisten pribadinya. Tanpa banyak basa basi Charles pun langsung membawa tubuh penuh luka Cloe keluar dari dalam sana. Dia mendudukkan Cloe di samping Indira. Charles meraba denyut nadi di tangannya. Denyutannya lemah namun masih terlihat tanda-tanda kehidupan di sana. Dia pun menghembuskan napasnya dengan lega. "Syukurlah." Panjat Charles penuh syukur ketika melihat kondisi Cloe yang masih bernyawa. "Tunggu Cloe ! Aku akan bersihkan luka mu terlebih dahulu." Monolognya. Meskipun tidak ada satupun diantara mereka yang menjawab obrolannya, Namun Charles tetap saja berceloteh seolah-olah mereka hidup dan sedang bertukar argumen dengan dirinya. Ya memang mereka hidup sebenarnya. Hanya belum sadar saja sepenuhnya. Charles pun kembali melanjutkan ritualnya. Dia menggerakkan tangannya ke arah Cloe. "Cloe tolong tahan sedikit ya !" Lanjut Charles mulai membersihkan dahi Cloe yang terluka menggunakan air laut. Charles tahu ini tidak baik namun dia juga tidak mempunyai pilihan lain selain menggunakan air laut untuk membersihkan luka partnernya. "Semoga kalian cepat sadar ! Aku benar-benar tidak mau hidup sendirian di tempat ini." "Aku juga sudah berkeliling mencari penduduk sekitar, Namun aku tidak menemukan satupun tanda-tanda dari kehadiran mereka di sini." "Sepertinya kita semua terdampar di pulau kosong. Aku hanya berharap semoga besok ada nelayan yang mencari ikan agar aku juga bisa meminta tolong pada mereka semua." Tutur Charles sambil terus membersihkan seluruh luka di tubuh Cloe dengan telaten. Charles kembali memperhatikan Indira saat gadis tersebut kembali menggigil seperti sebelumnya. "Tunggu sebentar Nona manis, Aku harus membersihkan luka temanku dulu. Setelah selesai nanti aku akan menghampiri mu oke ?!" Terang Charles mengarahkan jari telunjuknya ke arah Indira. Namun yang namanya orang tidak sadar. Indira pun tidak mengatakan apa-apa dan malah semakin menggigil menggertakkan giginya. Buru-buru Charles menyelesaikan aktivitasnya. Dia merapihkan kembali posisi Cloe. Charles sengaja mendekatkan tempat tidur Cloe dengan Indira agar dia dapat memantau jelas perkembangan mereka secara berkala. Tubuhnya kembali ia rapatkan dengan tubuh Indira. Charles memangku kembali gadis tersebut. Dia bahkan tidak sungkan untuk memeluk Indira agar berhenti dari kegiatan menggigilnya. Setengah jam kemudian, Pelukan tersebut ternyata mempunyai efek yang menakjubkan. Indira berhenti dari aktifitas menggigilnya. Bibirnya bahkan berhenti bergerak di gantikan gumaman yang Charles sendiripun tidak tahu apa itu artinya. "Emmhummmhmh .." Gumam Indira sebelum mengatupkan bibirnya. Charles hanya tersenyum saja sambil mencium dalam keningnya. "Kenapa aku malah mencium keningnya ?" Bisiknya konyol. Merutuki sendiri kelakuan anehnya. Charles melanjutkan kembali acara memanggangnya. Di lihatnya kerang-kerang tersebut sudah mulai gosong. Charles menepikan mereka dan mencoleknya menggunakan ranting kecil yang tadi di genggam olehnya. Satu buah kerang masuk ke dalam mulutnya. Keningnya berkerut menyadari jika kerang tersebut terasa hambar dan tidak memenuhi seleranya. "Kenapa hambar sekali ? Padahal kerang ini dari laut ?" Tutur Charles sambil memiringkan bingung kepalanya. Dia beralih memakan ikan yang sudah terlihat setengah matang. Charles juga mencicipi ikan tersebut namun rasanya tetap sama. "Flweh, Hambar." Keluh Charles sambil meludahkan ikannya ke atas pasir. Charles menunduk lesu namun dia juga tidak mempunyai pilihan lain selain memakan ikan tersebut demi bertahan hidup. "Bagaimana ini ? Jika aku tidak makan aku pasti mati." Gumamnya bimbang. Serba salah antara ingin makan atau tidak ? "Ya sudahlah, lebih baik aku makan saja daripada mati konyol akibat busung lapar." Kekehnya sambil mencomot random ikan dan juga kerang. Charles memaksakan ikan dan juga kerang tersebut masuk ke dalam mulut, meskipun rasa tidak enak. Hambar dan juga sedikit amis. "Besok mungkin aku bisa mencari buah sebagai alternatifnya. Makan ikan seperti ini bisa mati kejang aku yang ada." Gumam Charles memasukan satu persatu daging ikan sambil memeluk Indira di dalam dekapan dadanya. Satu genggam daging ikan tiba-tiba jatuh ke pipi sang wanita. Charles tertawa saja sambil mencomot kembali ikan tersebut di pipinya. "Ikan ini genit juga. Dia sudah mati pun masih saja ingin mencium pipi wanita." Gumam Charles sambil menggoyang-goyangkan tubuh Indira yang ada di atas pangkuannya. Indira yang masih pingsan atau mungkin koma hanya diam saja dan tidak mengatakan apa-apa. Charles pun hanya bisa menarik napasnya dengan pasrah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN