Resti dan Bima (18+)

1382 Kata
Mereka berdua baru bangun, setelah semua orang bangun sisa Indira dan juga Charles yang tertidur lelap, saling memeluk satu sama lain. Indira mengucek pelan matanya. Dia menatap kearah Sari yang sudah terlihat segar dengan rambut basahnya. "Sari kau sudah mandi ?" Tanya-nya langsung mendekatkan diri kearah Sari. "Kenapa tidak membangunkan ku tadi ? Kalau kamu sudah mandi, Terus aku mandi dengan siapa nanti ?" Tanya-nya lagi, dimana Sari kini mulai mengangkat bahunya tidak peduli. Sari terus mengeringkan rambutnya sementara Indira mulai terlihat gelisah sendiri karena tertinggal mandi oleh temannya. "Tadi kamu mandi di sebelah mana Sari ? Aku akan mandi di tempat kamu mandi saja mumpung mataharinya juga belum terlalu tinggi." Pertanyaan Indira kali ini langsung di balas tolehan oleh Sari. Sari menunjuk sebuah pohon. Dimana dari arah sana terdapat jalan menuju tempat paling dangkal di dermaga. "Kamu jalan lurus ke sana aja Indira ! Di sana tempatnya tidak terlalu dalam, Aku juga tadi mandi di sana." Terang Sari menunjuk tepat kearah tempatnya mandi tadi. Indira mengikuti arah telunjuk sari. Dia menganggukkan kepalanya paham kemudian bangkit berdiri. "Baiklah Sari Terima kasih untuk infonya. Aku mandi sekarang kalau begitu ya. Tolong beritahu yang lain untuk tidak datang ke tempatku mandi !" Tuturnya yang di balas anggukkan pelan oleh Sari. Indira membawa baju ganti dan juga sabun mandi yang dia dapatkan di pesawat tempo hari. Sambil bersenandung ringan. Indira mulai memasuki kawasan tersebut dengan niatan awalnya yang ingin mandi. Tidak ada yang menakutkan dari hutan ini. Jika kondisinya pagi sampai siang. Indira tidak akan takut dia bahkan dengan berani menginjakan kakinya melewati rumput yang tinggi. Hanya bermodalkan ranting yang di bekalkan oleh Sari, Indira sudah berada tepat di bibir dermaga tempat Sari mandi tadi. Dia mulai menurunkan baju bersihnya di atas batu. Mencoba menerawang keadaan sekelilingnya sebelum benar-benar mandi. Tidak terlalu jauh di depannya ternyata sudah ada sepasang manusia yang juga sudah menceburkan dirinya di tengah-tengah dermaga. Indira pun mencoba menajamkan penglihatannya. Di hutan ini hanya ada enam orang termasuk dirinya. Tidak mungkin Sari dan juga Cloe. Karena jelas-jelas sebelum datang kemari Indira sudah berpapasan langsung dengan kedua orang tersebut. Indira juga bisa kesini berkat Sari yang memberi tahu tempatnya tadi. Maka tinggal hanya satu kemungkinan yang ada di pikiran Indira saat ini. "Mungkin itu tuan Bima dan juga Nyonya Resti." Pikir Indira sederhana berniat ingin mencelupkan kakinya kedalam air. Baru juga satu kakinya yang dia celupkan. Suara desahan Resti sudah terdengar menggema di seisi dermaga ini. "Bima." Desah Resti. Membuat Indira linglung seketika. Perasaannya yang tadinya baik-baik saja melihat Resti dan juga Bima rujuk kembali. Perlahan terpercik perasaan nyeri ketika mendengar Resti merintih mendesah kan nama Bima di tengah-tengah acara mandinya. Indira pun kembali menajamkan telinga dan penglihatannya ke arah mereka. Betapa bodohnya dia. Sudah tahu jika dia baru saja mendengar Resti mendesah kan nama suaminya tentulah Indira harusnya tahu apa yang sedang mereka lakukan saat ini. Dia semakin diam tidak tahu ingin berbuat apa ? Hati kecilnya tiba-tiba merasa tersentil. Baru saja beberapa hari terakhir Bima yang berusaha mati-matian mempertahankan dirinya, Sekarang Indira malah melihat pria itu tengah mencumbu buas istrinya. Bima bahkan terlihat sangat bersemangat menerjang Resti sampai memangku nya di atas pinggang. Itu semua dilihat Indira. Saat tubuh Resti terlihat lebih tinggi dari Bima dengan payudaranya yang menyembul dan dipagut mesra oleh bibirnya. Satu tetes air mata bahkan mulai mengalir deras di pelupuk matanya. Selama ini dia yang selalu percaya dengan perkataan Bima mengenai keretakan rumah tangganya sebelum Bima mengenal dirinya. Perlahan kepercayaan itu mulai hancur ketika Indira mendengar desahan Bima yang terus memanggil nama Resti di setiap cumbuan nya. Indira pun memilih mencuci mukanya dengan sabun sebelum beranjak pergi dari sana. Dia menghapus kilat jejak air mata di pipinya. Sepertinya keputusannya untuk melepaskan Bima sudah terlanjur bulat Karena Indira sendiri sudah melihat Bima kembali b********h dengan Istrinya. Dia bukannya cemburu atau sakit hati. Sakit hati memang ada. Namun rasa sakit Indira lebih mengarah pada kecewa. Dia jadi memikirkan sendiri bagaimana perasaan Resti yang selama ini melihat kedekatannya dengan suaminya Bima. "Pasti nyonya Resti juga merasakan hal yang sama seperti ini." "Meskipun aku dan tuan Bima tidak melakukan apapun selain bertengkar dan berpelukan. Tapi tetap saja. Jika nyonya Resti melihat kami akrab bersama. Dia pasti merasakan sakit hati terlebih Tuan Bima selama ini begitu terang-terangan memamerkan rasa sukanya terhadapku." "Sekarang aku ingin memperbaiki segalanya. Meskipun sakit melihat mereka b******a seperti itu, Tapi aku juga merasa lega, setidaknya hubungan mereka ternyata tidak seburuk yang tuan Bima katakan dulu padaku." Lirih terakhir Indira sebelum menaikkan pelan kakinya. Indira menatap sekilas kearah Mereka. Sebelum benar-benar pergi dengan baju bersih dan juga sabun di kedua tangannya. Dia mulai berjalan kembali kearah tempat tidurnya tadi. Indira yang ingin menanyakan tempat lain selain tempat mandinya sari pagi tadi mendadak berhenti saat Charles dengan mata setengah tertutup berjalan sempoyongan ke arah dia. "Eeeeehhh ... mau ngapain ?" Tanyanya. "Sana balik lagi jangan mandi di sini ! Tempat ini sudah ada yang pakai. Kalau kamu mau mandi ? ayo sini ikut denganku saja ! Kita mandi di tempat yang lain jangan di sini !" Pungkas Indira menggeret kasar lengan Charles. Charles yang lagi-lagi di geret tangannya oleh Indira hanya membiarkan saja Indira membawanya mau kemana. "Nah di sini sepertinya aman. Kamu tunggu di sini ! Aku akan mandi terlebih dahulu, baru setelah itu kamu, Oke !" Lanjutnya lagi memutuskan sendiri apa yang dia mau. Charles yang tidak peduli Indira berkata apa, hanya menguapkan lebar mulutnya sambil menatap sekeliling hutan yang terlihat sedikit rimbun. "Memangnya kau yakin ingin mandi di sini ? Coba kau turun ! Aku ingin lihat sampai batas mana air ini bisa menutupi dirimu." Perintah Charles menunjuk lengannya sebelum membiarkan Indira melepas bajunya. Indira yang di perintah seperti itu oleh Charles anehnya hanya menuruti saja perintahnya tanpa protes sedikitpun. "Cuman sebatas ini." Teriak Indira menunjukan batas air dermaga yang melewati pinggangnya. Baju Indira bahkan jadi ikut basah akibat dia menuruti perintah Charles tadi. "Kenapa ? Ada masalah kalau misalnya airnya sebatas ini ?" Kali ini Charles menggelengkan kepalanya pelan ketika Indira bertanya mengenai batas air di dermaganya. Dia mengulurkan tangannya menyuruh Indira naik terlebih dahulu. "Kalau kau ingin mandi di sini ? Pastikan airnya melewati batas d**a terlebih dahulu ! Di sini kita memang hanya berdua tapi siapa yang tahu jika di sisi lain hutan ini ada yang tiba-tiba melihatmu saat mandi." Tuturnya memberi penjelasan pada Indira sebelum perempuan itu benar-benar kembali mandi. Indira menganggukkan kepalanya lagi. Dia kali ini setuju dengan Charles yang menyuruhnya untuk lebih memperhatikan takaran batas air saat dia sedang mandi. "Kalau begitu aku akan berjalan ke bagian tengah. Di sana airnya sepertinya sedikit dalam. Aku akan mandi di sana. Kau tolong jaga aku di sini !" perintahnya mulai membuka satu persatu kancing kemeja yang di pakainya. Charles yang belum siap dengan tingkah Indira refleks membalikan badannya dengan segera. Dia mengumpat sebelum menjauhkan diri dari sana. "Hahaha .. Aku tahu kau tidak akan seberani itu Charles." Tutur Indira malah tersenyum girang melihat reaksi Charles sesuai dengan keinginan dia. Indira sebenarnya hanya ingin mengetes saja sebelum dia benar-benar mempercayai Charles sepenuhnya. dan segera menceburkan dirinya kedalam sana. "Jangan berbalik Charles ! Aku akan mulai membuka bajuku sekarang." Lanjut Indira lagi yang benar-benar sudah menanggalkan bajunya di atas batu. Indira berenang ke dasar dermaga. Dia mencelupkan dirinya sampai batas kepala. Indira sekalian saja akan mencuci rambutnya dengan sabun mumpung dia menemukan air di sini. Mana tahu setelah ini dia tidak akan lagi menemukan air, seperti Sari dia juga ingin membersihkan dirinya dengan baik di dalam air dermaga ini. Terus menenggelamkan diri ke dasar air. Air dermaga yang memang benar-benar bersih dan juga segar membuat Indira jadi lupa waktu, dia bahkan mulai berenang ke sana kemari sambil menyemburkan airnya dari dalam mulut. "Aish. Sialan. Aku pikir tempat ini sudah yang paling jauh ternyata masih terlihat saja kelakuan m***m mereka dari tempat ini." Keluh Indira saat melihat Bima dan juga Resti yang tengah b******u jauh di depan sana. Tidak ingin semakin membuang banyak waktu dengan pandangan buruknya yang mendominasi. Indira pun segera berenang kembali kearah tepi. Dia menyembulkan dirinya sambil bertelanjang ria. Karena dirasa Charles tidak akan menoleh padanya oleh sebab itulah Indira berani memakai pakaiannya dari atas sana. Tanpa Indira sadari ternyata perilakunya itu di tangkap basah oleh Bima. Bima menelan ludahnya kasar saat melihat lekukan tubuh Indira yang baru saja keluar dari dalam dermaga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN