Gangguan alam

1172 Kata
Saat malam semakin larut, Semua orang mulai mencari tempat tidurnya masing-masing. Resti dan Bima tidur di samping kiri Api unggun sedangkan Indira dan juga Sari tidur di sebelah kanannya. Di bagian tengah ada Cloe yang menjadi pengapit kedua kubu tersebut. Tiinggal tersisa Charles, Pria itu masih enggan untuk mencari tempat tidur. Dia ingin memastikan semua orang aman terlebih dahulu baru setelahnya Charles ikut menyusul tidur. Indira yang ada di paling ujung tempat tidurnya mulai merasakan perasaan yang tidak nyaman. Saat semua orang sudah terlelap tidur, entah kenapa dia mendadak gelisah sendiri. Indira seperti merasakan sesuatu yang saat ini tengah mengancam nyawanya, Dia pun mencoba menolehkan wajahnya namun sayangnya tidak ada apa-apa di sekitar sana. Charles pun yang ada di seberangnya tidak memperhatikan kegelisahan Indira. Dia yang sibuk dengan api unggun dan lamunannya sendiri hanya sesekali melirik ke arah atas tanpa menatap, memperhatikan sekelilingnya. Indira semakin takut saja. Dia mencoba bergerak kearah Sari. Indira mulai memepetkan tubuhnya dengan tubuh Sari namun Sari malah terlihat terganggu dengan tingkahnya dan dengan kesal menepis pelukan Indira agar berhenti bergerak ke arahnya. "Indira tolong jangan berulah ! aku capek. Tidurlah ! Aku benar-benar tidak punya waktu untuk bermain-main denganmu saat ini." Tutur Sari terus menjauhkan pelukan Indira pada punggungnya. Sari malah semakin memepetkan tubuhnya ke arah Cloe agar Indira tidak lagi mengusiknya. Indira pun semakin frustasi melihat sari malah semakin menjauh dari tempat tidurnya. Dia kembali menatap kearah sekelilingnya. Dengan perasaan was-was. Malam yang terlihat semakin larut di tambah suara-suara aneh dari hewan-hewan hutan pun mulai terdengar termasuk desisan ular yang sepertinya tidak terlalu jauh dari tempat tidur Indira. Indira mencoba untuk menolehkan pandangannya. Dia kembali menatap kearah sekeliling. Betapa terkejutnya dia saat sebuah sanca tiba-tiba melingkar tidak jauh dari posisinya saat ini. Indira pun sontak bangun dan membekap rapat mulutnya. Dia tidak ingin menimbulkan banyak suara, Namun tetap saja. sekuat apapun dia berusaha rasa takut tetap akan menyelimuti hati dan jiwanya ketika berhadapan dengan ular besar yang siap untuk memangsanya. Dia mulai merangkak ingin mundur. Dengan perasaan takut yang luar biasa. Seluruh tubuhnya bahkan mulai terlihat bergetar saking takutnya dia dengan hewan melata di depannya. "T-tolong !" Lirih Indira dengan suara bergetarnya. Dia mencoba untuk mundur namun sayangnya tidak bisa. Kakinya yang terlilit tali tas, membuat pergerakan Indira jadi sulit. "C-charles." Tidak ada pilihan lain lagi. Entah karena hanya ada Charles yang bangun selain yang lainnya, tiba-tiba saja Indira menggumamkan nama tersebut berharap Charles menoleh padanya dan menolong Indira dengan segera. "Charles aku takut, tolong aku !" Meskipun setiap saat sikap Charles selalu membuat kesal Indira namun entah kenapa hanya pria itu yang bisa Indira andalkan untuk saat ini. "CHARLES" Sampai pada teriakannya yang ketiga barulah Charles menolehkan kepalanya. Dia menatap Indira yang saat ini terus berjalan mundur dengan tali tas yang mengikat kakinya. Dengan perasaan malas Charles pun menghampiri dirinya. Dia berfikir, Jika Indira mungkin ingin mengajak dia berdebat seperti biasa. Maka dari itu dia berjalan santai tanpa sedikitpun persiapan menghampiri dirinya. "Awas Charles ! Dasar bodoh, Kenapa kau malah berlari ke sana ? Di sana ada ular yang sangat besar." Teriak Indira menggeret kerah baju Charles agar tidak mendekat kearah letaknya ular. Indira memandang kesal sambil melempar kasar kerah baju di tangannya. Sementara Charles yang di perlakukan seperti itu oleh Indira hanya bisa balas mendelik kesal kearahnya. "Hanya seekor ular, Perlu sampai berteriak seperti itu ?" Dia kemudian mengikuti arah telunjuk wanita cerewet di depannya. Benar saja. Laki-laki dengan tubuh binaragawan itu langsung menggeret ular tersebut menjauhi tempat tidur mereka. "Mau kemana ?" Tanya Indira saat Charles hendak pergi dengan kepala ular di tangannya. Indira ingin mendekat namun dia juga takut dengan ular besar di tangannya. "Hiiih." Gidik Indira menatap ngeri badan ular yang mulai melilit lengan perkasa pria di seberangnya. Charles yang melihat Indira ingin mendekat langsung menahan langkahnya agar tidak mengikuti dia. "Diam di situ ! Atau aku lempar ular ini padamu." Ancam Charles mengarahkan kepala ular tepat kearah dirinya. Indira yang sudah setengah jongkok langsung berhenti, bingung ingin melanjutkan gerakannya atau tidak ? "Tapi ini aku udah, " "Oke oke Fine. Jangan bawa ularnya kemari ! Aku takut." Saat Charles malah dengan sengaja ingin mendekatkan tangannya kearah Indira. Indira dengan secepat kilat menyerah. Dia mendudukkan kembali bokongnya menyuruh Charles untuk pergi. Sampai lima belas menit lamanya. Charles tidak juga kembali, Indira pun menjadi cemas karenanya. Dia melongok kan kepalanya ke arah jalan Charles pergi. "Duarrr." Baru juga kepalanya dia longokan kearah sana. kepala usil Charles sudah menyembul terlebih dahulu membuat Indira kaget sampai terjengkang ke belakang. Charles pun tertawa melihat tingkah laku uniknya. Dia membangunkan Indira dan menyuruhnya untuk kembali ke tempatnya. "Tidak. Aku di sini saja, Aku masih takut. Kalau misalnya keluarga ular itu datang lagi terus memakan ku saat tidur bagaimana ? Kau saja yang tidur di sana ! Aku akan tidur di sini." Tutur Indira tidak mau beranjak dari tempatnya Charles duduk tadi. Charles yang melihat sifat keras kepala Indira muncul kembali hanya bisa menarik napasnya dalam seraya ikut duduk di sampingnya. "Justru jika kau tidur di sini, Akan lebih berbahaya lagi." "Kau lihat ?! Tempat ini sangat dekat dengan dermaga. Jika seandainya ada sesuatu yang muncul dari sana. Maka kau yang akan pertama kali di mangsa oleh mereka." Indira jadi bingung. Perkataan Charles barusan membuat pikirannya semakin terbang kemana-mana. Dia melihat kembali tempat tidurnya yang berada di dekat Sari, seketika bahunya kembali bergetar dia kembali ingat dengan kepala ular yang tiba-tiba menyembul di atas kepalanya. "Aih. Tidak, tidak. Aku tidak akan tidur di sana lagi." "Aku akan duduk di sini saja. Jika kau ingin tidur ? kau bisa tidur di tempatku tadi ! Aku tidak akan kemana-mana. Aku akan di sini saja, aku takut." Keluh Indira lagi sambil memeluk erat kedua kakinya sendiri. Charles yang melihat kegigihan Indira dengan rasa takutnya kembali menghela napas panjang. Tangannya mulai menyeret tangan Indira agar segera beranjak dari sana. "Ayo ! Jangan keras kepala lagi, Kau harus tidur ! Karena besok kita akan melanjutkan kembali perjalanan menjelajahi hutan ini. Kau tidak boleh sakit Indira ! Kau harus bisa menjaga dirimu baik-baik di sini ! Kita semua harus bertahan hidup dan saling membantu satu sama lain. Aku akan menemanimu tidur ! Kemarilah jangan merengek lagi." Omel Charles menyeret tubuh Indira layaknya seorang ayah yang sedang menggeret anaknya yang nakal. Indira yang sudah tiba di tempatnya semula langsung melongok kan kepalanya ke arah kanan dan kiri, dia ingin memastikan apakah ada ular atau hewan-hewan melata lainnya di sekitar sana ? "Tidak ada. Sudahlah cepat kemari ! aku sudah sangat lelah hari ini." Paksa Charles menarik tangan Indira untuk segera ikut tertidur di sampingnya. Indira yang masih saja terlihat gelisah sambil menolehkan wajahnya ke arah kanan dan kiri membuat Charles kesal dan membawa kepala gadis tersebut untuk masuk kedalam dekapan dadanya. "Diam lah ! Aku bilang tidak ada apa. Kau jangan takut ada aku yang akan menjagamu di sini. Sekarang kau tidur ! Kita harus bangun pagi setelah ini." Tutur Charles membuat Indira langsung tenang seketika. Indira dengan sisa-sisa ketakutannya mulai memejamkan matanya, diikuti Charles yang perlahan ikut memejamkan matanya juga di sisi Indira.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN