Obrolan singkat Charles dan Indira

1274 Kata
Indira diam saja. Dia tidak peduli dengan Omelan Charles yang terus memarahi dirinya sambil menepuk pelan punggungnya. "Tidak jangan seperti itu ! Kemari ! Bungkuk kan badanmu ke arah pasir ! Jika kau menengadah seperti itu airnya malah akan semakin masuk Indira, Kau ini bagaimana sih ?" Gerutu Charles membungkukkan paksa punggung Indira. Indira yang terus saja terbatuk membuat Charles tidak tega dan Mengeratkan pelukannya. "Jangan terlalu kencang batuknya ! itu tidaklah baik. Aku akan ambilkan air kelapa yang baru, Kau bisa minum air kelapa itu pelan-pelan nanti !" Tawar Charles yang di balas anggukan patuh dari sang wanita yang ada di atas pangkuannya. Charles menurunkan Indira. Sedangkan Indira menggelengkan lemah kepalanya. "Kenapa ?" Tanya Charles mengerutkan keningnya. Saat dia ingin menurunkan Indira dari atas pangkuannya. Tiba-tiba saja perempuan itu menggeleng seolah-olah tidak ingin di lepaskan dari atas pahanya. "Aku harus mengambil kelapanya di sana. Jika kau terus menerus berada di atas pangkuanku, bagaimana aku bisa mengambil kelapanya ?" Tanya Charles bingung namun sayangnya masih di balas Indira dengan gelengan kepala. "Indira kau bisa bicara ! Aku tidak akan mengerti jika kau hanya mengangguk dan menggelengkan kepala saja." Keluh Charles lagi. Indira dengan sisa-sisa serak akibat batuk yang tadi di keluarkan oleh nya pun mencoba menjawab apa di tanyakan Charles padanya. "Kakiku kram. Jika kau pergi, aku takut malah akan jatuh nanti. Tolong seperti ini saja sebentar ! Aku juga sudah tidak apa-apa." Tuturnya yang di balas helaan pasrah orang di Atasnya. Indira terlihat mengiba. Dia mengeratkan pegangannya di leher Charles agar pria tersebut tidak meninggalkannya seperti niatnya tadi. "Sebentar saja ! Tolong jangan bergerak kakiku sakit." Sambil terus meringis dia mencoba menyentuh kakinya sendiri namun sayangnya tidak bisa. "Sakit sekali tuan. Rasanya seperti habis tertimbun beban berat. Ada rasa nyeri dan juga ngilu secara bersamaan." Lanjut Indira lagi sambil mencoba menjelaskan. Charles yang tentu saja tahu apa yang di rasakan Indira dan penyebab kaki tersebut bisa sakit hanya bisa menghela kasar deru napasnya. "Baiklah Mana aku lihat ! Bagian mana kakimu yang terasa sakit Indira ? Aneh sekali padahal setiap malam aku rajin membersihkan lukamu sampai kaki. Kenapa sekarang malah kau mengeluh sakit seperti ini ?" Jawab Charles sambil menyentuh pelan pergelangan kaki milik Indira. Benar saja. Baru satu jari Charles yang menyentuh permukaan kakinya, Indira sudah meringis kesakitan. Merasakan sakit yang teramat sangat di sekujur kakinya. "Ssstttt ... Sakit Tuan, Tolong jangan di tekan seperti itu !" Pinta Indira lagi sambil terus mengeratkan pelukannya. Posisi Indira kali ini tepat berada di bawah dagu Charles, wanita itu kadang kala memasukkan kepalanya kedalam ceruk leher sang pria ketika Charles dengan pelan mengurut kakinya. "Tahan sebentar ! Ini Kakimu sepertinya hanya terkilir. aku bantu urut kan ya ? Tapi kau harus duduk di atas pasir terlebih dahulu !" Pinta Charles mencoba menengok Indira yang berada di belakang lehernya. Indira yang masih merasakan ngilu di sekujur kakinya. hanya bisa meringis sambil memeluk erat lehernya. "Jangan diam saja ! Ini harus segera di benarkan, Jika tidak malah nantinya akan semakin parah. Kau ingin jika kakimu nantinya tidak bisa digerakkan selamanya ?" Tutur Charles mencoba menakut-nakuti wanita yang ada di balik pangkuannya. Charles balas memeluk dan mengusap pelan punggung bergetar sang wanita. Dia ingin menunggu Indira tenang terlebih dulu baru setelahnya Charles bisa menurunkan tubuhnya di atas pasir. "Pelan-pelan saja ! Itu sangat sakit sekali aku tidak bohong." Rintih Indira kembali menarik pelan ujung baju miliknya. Charles yang di tarik bajunya oleh Indira mengibaskan pelan tangannya sambil memasang kuda-kuda. "Tahan ! Tarik napas ! Buang !" Tutur Charles memilih mengabaikan rengekan Indira yang tidak ingin di sentuh olehnya. Indira yang melihat Charles sudah memasang kuda-kuda hanya bisa menatap horor ke arahnya. "Jangan melihatku seperti itu ! Ikuti saja perintahku sekarang ! aku berjanji setelah ini kau pasti akan baik-baik saja." Baru kali ini Charles berperilaku konyol seperti ini. Seumur hidupnya dia tidak pernah mengajari seseorang apalagi sampai mempraktekannya langsung. "Huufft ... in hel, Huufff ... Ex hel !" "In hel !, " "Ayo Indira tarik napas ! Lihat ke arah langit ! perhatikan ada berapa bintang di sana ? Dan beritahu aku nanti hasilnya !" Tutur Charles lagi yang kali ini berhasil membuat Indira mengerutkan keningnya seketika. Meskipun bingung. Namun perempuan itu tetap saja menuruti permintaannya. Indira mulai menghitung bintang sambil menarik pelan napasnya. "Hufftt .. Satu," Tuturnya. Charles masih diam saja sambil menatap wajahnya. "Huffftt .. Dua." Lanjut Indira lagi, tetap menarik napas dalam sambil terus menghitung bintang di atas kepalanya. Kali ini Charles sudah mulai bersiap-siap. Dia kembali memasang kuda-kuda dan menatap lekat kaki Indira. "Hufffftt .. Tig," Sampai di hitungan Ke tiga Charles tanpa aba-aba langsung menarik kuat kaki indira dan membetulkannya ke bagian semula. "Aaaakhhhh .. Sakkkiiittt. Tolong Tuhan sakit sekali Aaaaaaaaaakhhmmpppptt.." Teriaknya dengan begitu kencang. Teriakan Indira tersebut bahkan sampai membangunkan semua orang yang tadi sudah tertidur lelap di dalam mimpinya masing-masing. "Suuutttt ... Diam lah ! Jangan berteriak seperti itu ! Kasian mereka jadinya bangun gara-gara teriakan mu tadi." Tutur Charles memeluk erat Indira sambil membungkam rapat mulutnya. Indira yang merasa di peluk terlalu erat oleh Charles perlahan mendongakkan kepalanya. Dia memukul-mukul pelan bahu sang pria agar Charles segera melepaskan bekapan di mulutnya. "Ehmptpmptphphh .. ?" Gumam Indira sambil memperagakan tangannya. Charles yang tidak mengerti hanya mengerutkan bingung keningnya. "Apa ?" Tanya Charles dengan gerakan polosnya. Indira menendang-nendang kakinya. Tanpa terasa matanya ikut melotot ketika Indira sudah tidak merasakan sakit lagi di tumit dan di pergelangan kakinya. "Kakhhikukgigujgk ..." Gumam Indira lagi dengan bahasa planetnya tersenyum girang menepuk-nepuk kasar punggungnya. Sedangkan Charles malah semakin bingung melihatnya. Dia hanya terlihat mengangkat kembali kelima jarinya sambil terus membekap mulutnya dengan tangan. "Lepwasss. " Krekkk_ Sampai Indira mengigit keras tangannya, Barulah Charles melepaskan bekapan tangan di mulutnya sambil menatap tajam ke arah dirinya. "Kau sudah gila ?" Teriaknya. "Kenapa malah menggigitku seperti itu ?" Keluh Charles lagi mengibaskan kesal salah satu jari tangannya. Charles melepaskan pelukannya. Sedangkan Indira meringis pelan merasakan masih ada sedikit ngilu di beberapa bagian sendi yang ada di kakinya. "Maaf, Tadi aku sudah bilang untuk melepaskan bekapannya tapi kau tidak dengar." "Kakiku sudah baikan. Sekarang bahkan sudah tidak terasa sakit lagi. Terima kasih banyak tuan. Jika boleh aku tahu ? Siapa nama Anda ? Mengapa anda bisa mengenal saya ?" Tanya Indira sambil menselonjorkan pelan kedua kakinya. Charles yang tadinya bangun, Kembali menghampiri Indira dan duduk tepat di sampingnya. "Kau lihat ke sana ! Mereka yang memberitahuku jika namamu adalah Indira." Tunjuk nya menolehkan kepala Indira ke arah belakang dimana ada Resti dan juga Bima. Charles juga menolehkan kembali wajahnya ke arah samping dimana giliran Sari yang terlelap di samping Cloe. Indira pun mengerutkan keningnya ketika melihat Cloe. Dia mencoba menyatukan informasi yang di dapatkannya tadi. Indira belum melihat potongan Bangkai pesawat karena penerangan mereka tidak sampai ke arah sana. "Sudahlah ! Besok akan aku ceritakan lagi lengkapnya Seperti apa ? sekarang lebih baik kita tidur, Tidak baik tidur terlalu malam apalagi kau baru saja siuman." Turur Charles mengajak Indira untuk berdiri. Charles memapah Indira dan mendekatkannya dengan Sari. "Kau tidur di sini ! Aku akan tidur di sampingmu." Tutur Charles memasangkan selimut di tubuh Indira. Entah mengapa, meskipun Indira belum mengenal Charles sepenuhnya namun dia seolah-olah dapat mempercayai setiap kata yang keluar dari mulut pria tersebut. Indira pun menganggukkan kepalanya dengan patuh saat Charles menyuruhnya istirahat. Dia mulai ikut berbaring di samping Sari. Matanya tidak membutuhkan waktu lama untuk ikut terpejam mengikuti yang lainnya. Indira pun tertidur. Bersama Charles yang ada di sampingnya. Pria itu masih terlihat gelisah. Charles tidak bisa tidur saat merasakan pahanya kosong tidak memeluk Indira. Dia pun dengan perlahan mendekati tempatnya. Memastikan Indira nyenyak terlebih dahulu, Barulah Charles membawa tubuhnya untuk dia masukan kedalam dekapan dadanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN