Memulai perjalanan

1050 Kata
Mereka semua akhirnya pergi sesuai rencananya saat malam tadi. Semua orang membawa ransel di pundaknya masing-masing. Sebelum berangkat, mereka memang sudah memasukan barang-barang pribadi mereka yang dapat mereka temukan dan mereka gunakan sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Charles berjalan di barisan paling depan. Sedangkan Cloe dan juga Bima serta Resti berjalan di belakang setelah dirinya. Sisa Indira dan juga sari yang berjalan paling belakang karena luka Indira yang masih belum pulih dan terpaksa harus di papah oleh Sari membuat jalan mereka menjadi lebih lambat dari yang lainnya. Semakin mereka masuk, Suasana hutan semakin terlihat mencekam. Suara-suara burung dan juga hewan hutan lainnya mulai bersenandung menyambut Indra pendengaran mereka masing-masing. Ditambah suara gemericik air. Charles yang berada paling depan diantara rombongannya memilih untuk mengikuti suara aliran air daripada berjalan tanpa arah dan tanpa tujuan yang pasti. "Charles tunggu sebentar !" Di tengah perjalan mereka Bima tiba-tiba menginterupsi langkahnya merasa ada sesuatu yang kurang puas dalam benaknya. Sedangkan Charles yang sudah berada di atas tebing, terpaksa menolehkan wajahnya ke arah Bima. Dia melihat ke arah Bima yang kini sudah terlihat mendongak di bawahnya. "Kenapa kita harus mengikuti arah aliran air ? Kenapa kita tidak mengikuti arah sinar matahari atau jalan setapak ini saja ? Bagaimana jika aliran air ini malah akan membawa kita semakin jauh dari kehidupan ?" "Aku perhatikan jalanan yang kita lalui ini juga semakin lama semakin menanjak. Aku takut bukannya menemukan penduduk kita malah akan semakin tersesat." Tutur Bima mengutarakan pendapatnya. Resti yang ada di belakangnya hanya diam saja, dia tidak seberani suaminya untuk berhadapan dengan Charles. Charles pun terlihat menatap sekeliling sebelum menjawab pertanyaan Bima. Di sampingnya sudah ada Cloe. Pria itu tentu saja akan mempercayai setiap apa pun yang di lakukan tuannya tanpa sedikitpun keraguan di hatinya. Dia sudah tahu daya kerja Charles seperti apa. Apa yang di lakukan Charles, Cloe yakin jika pria tersebut pasti sudah memikirkannya dengan baik dan matang. "Bagaimana menurutmu Cloe ?" Tanya Charles malah menatap kearah Cloe. Cloe seperti biasa langsung menganggukkan kepalanya mantap mendengar pertanyaan tuannya. "Saya percaya sepenuhnya dengan anda tuan." "Dimana ada air maka di situlah ada kehidupan." Tegas dan lugas. Tidak perlu ber tele-tele itulah Cloe dan juga Charles selama ini. Bima pun tidak bisa mengatakan apapun lagi. Dia hanya bisa diam kemudian melanjutkan kembali perjalanannya dengan tenang. "Di sana ada dermaga." Tiba-tiba dari arah belakang Indira berteriak pada teman-temannya. Charles yang berada di barisan paling depan langsung tersenyum saat matanya dengan mata Indira ternyata sama tajamnya. Mereka menghampiri dermaga tersebut yang terlihat bersih dengan pohon-pohon tinggi dan akar belukar besar di sekeliling dermaganya. "Kita akan istirahat di sini malam ini. Karena matahari juga mulai semakin turun, Aku tidak ingin mengambil banyak resiko karena kita masih belum mengetahui apa yang akan kita temui di dalam sana nanti." Sang pemimpin sudah memberi perintah. Tentu mereka yang berada di barisan belakang hanya bisa menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang di katakan Charles pada mereka. Mereka mulai menurunkan ranselnya masing-masing. Para lelaki mulai mencari ranting. Sementara yang perempuan lebih memilih mengeluarkan barang bawaan mereka dan menata keadaan sekitar untuk tempat mereka beristirahat nanti. Indira mencoba mendekati Resti. Dia menawarkan air kelapa yang sengaja Charles masukan kedalam botol minum miliknya. Resti yang melihat Indira tersenyum sembari menyodorkan botol minumnya hanya tersenyum canggung, ingin menolak pun dia jadi bingung. Oleh sebab itu Resti memilih untuk menerima botol minuman yang di berikan Indira. Dia meminumnya dalam sekali tenggakan. Indira yang melihat respon positif dari wanita di depannya tersenyum lega paling tidak Resti tidak menolak itikat baiknya. Dia pun berjalan mundur setelah Resti mengembalikan botol minumannya. Indira mulai mengisi kembali air yang ada di dalam dermaga. Charles yang dari jauh melihat Indira mengisi botol minumnya, Langsung menghampiri Indira dan menghentikan aktifitasnya. "Jangan ambil minuman sembarangan ! Kita ini belum tahu danau ini beracun atau tidak. Bukankah sebelum berangkat aku sudah memberikan satu botol air kelapa ? Kenapa kau malah mengambil air dari danau bukannya meminum minuman yang kuberikan tadi ?" Tanya Charles mengeluarkan kembali air yang sempat di isi oleh Indira. Indira yang memang sudah memberikan air kelapa tersebut pada Resti hanya tersenyum cengengesan enggan untuk menjawab pertanyaan Charles. "Ah itu. Sudah habis." Tutur Indira menggigit pelan bibir bagian dalamnya dengan gugup. Charles yang melihat Indira gugup hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan kemudian memberikan botol minuman miliknya untuk di isi pada botol minum Indira. "Minum ini saja ! Jika kurang ? Kau bisa meminta padaku ! Jangan ambil minuman sembarangan lagi ! Tempat ini bukan mall atau swalayan, Kau tidak bisa mengambil apapun sesuka hatimu di hutan ini." Tutur Charles kembali menasehati wanita di depannya. Indira yang setiap satu jam sekali terus di nasehati Charles hanya bisa memanyunkan bibirnya kemudian beranjak pergi. "Jangan manyun begitu ! Omonganku itu untuk di patuhi bukannya untuk di langgar !" Teriak Charles menatap punggung rapuh Indira. Indira yang sudah terlanjur sebal hanya menggedikan bahunya kesal tanpa ingin menatap lagi ke arah belakang. Dia berjalan menghampiri Sari. Sambil memangku botol minumnya di depan d**a. Indira duduk bersandar mencoba mengurut kembali betisnya yang kini mulai terasa nyeri. "Kenapa Indira ? Betismu sakit lagi ?" Tanya Sari yang di balas anggukkan lemas dari Indira. Indira membuka tas Ranselnya. Dia menyodorkan beberapa buah untuk di kumpulkan bersama milik yang lainnya. Diapun mendapatkan buah tersebut atas pemberian Charles pagi tadi. "Ini mau di keluarin semua atau separo aja buahnya ? Kita belum tahu loh di hutan ini akan menemukan makanan atau tidak ? Saran ku lebih baik setengah saja ! Kita harus berhemat Indira agar kita juga tidak kelaparan nanti !" Saran Sari yang di balas anggukkan setuju oleh Indira. Sari mulai menata makanan di bantu dengan Indira. Meskipun kakinya sakit namun Indira tetap memaksa untuk membantunya hingga mereka selesai dan yang lainnya berkumpul dengan barang bawaan mereka masing-masing. Mereka mulai menyalakan api unggun. Dengan bermodalkan ranting dan daun kering, Charles sudah mampu menghasilkan api untuk mereka semua bertahan hidup. Semua orangpun mulai berkumpul mengelilingi api. Hari yang sudah semakin gelap. Membuat mereka semua tidak ada yang berani untuk beranjak pergi dan memulai memakan makan malam mereka dengan khidmat. Charles dan yang lainnya mulai memakan apapun yang mereka bawa. Karena semua makanan di sajikan di depan semua orang, Maka merekapun mulai berkumpul mengambil jatah mereka masing-masing. Sungguh pemandangan yang sangat indah, Mereka saling berbagi satu sama lain tanpa ada sedikitpun pemandangan iri maupun protes.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN