Bab 23. Bikin salah paham

1183 Kata
Pagi ini hujan turun cukup deras Altar menyilangkan tangannya didepan perut sedangkan kepalanya sedikit terangkat dengan mata terpejam menikmati aroma hujan yang khas dan menenangkan. “Kemarin tuh anak datang nyariin kamu” ucap Dika berjalan melewati Altar untuk mengembalikan buku siswa yang telah dikembalikan untuk disimpan di rak yang seharusnya. Altar membuka matanya sebelum menoleh “Anak yang mana?” tanya Altar. Sambil menyelipkan buku yang dibawanya kederetan buku yang lain Dika juga menoleh melihat Altar “Ya siapa lagi yang suka datangin kamu kesini dalam beberapa hari terakhir” jawabnya “Oh ya Al tolong jendelanya ditutup nanti buku-bukunya kedinginan kayak perasaan aku sama doi” lanjutnya. Altar menutup jendela kaca tersebut sesuai apa yang Dika minta lantas Altar duduk dikursi yang biasanya ia tempati “Dia nyariin aku kemarin maksudnya Karin?” tanya Altar untuk memastikan. “Gak tau siapa namanya tapi tuh anak serem” Dika mendekati Altar setelah selesai dengan tugasnya menyimpan buku ke rak “Masa waktu kamu ninggalin dia di sini pasan itu masa dia ngomong sendiri sambil ketawa aku jadi curiga tuh anak kerasukan demit” Dika kembali bergidik ketika mengingat hari dimana dirinya melihat polah tingkah Karin yang aneh. Altar tertawa pelan “Kemari anaknya datang kerumah dan kebetulanya lagi aku baru tau kalau Kevin dan Karin itu adalah adik kakak” ucap Altar. Dika membulatkan matanya “Hah! Serius! Kevin teman kelas kamu itu kan?” ujarnya, Altar mengangguk mengiyakan. “Tapi kok kayak gak percaya ya tuh anak adiknya Kevin tapi masa iya sih Al mereka adik kakak, saudara kandung atau kakak adik doang?” Kata Dika lagi. Altar mengedikkan bahunya “Aku pikir sih tadinya cuman adik kakak doang tapi ternyata mereka saudara kandung awalnya juga kaget soalnya kan aku kenal Kevin hampir tiga tahun dan baru kemarin aku tau kalau Kevin punya adik cewek namanya Karin” Altar berdiri berjalan kearah salah satu rak buku untuk menyimpan buku yang diambilnya tadi. “Aku balik ke kelas dulu” pamit Altar. “Kasian banget jadi Kevin punya adik kayak gitu” gumam Dika setelah Altar keluar dari ruang perpus. Altar melangkah menuju kelasnya melihat koridor cukup sepi karena hari ini sedang hujan jadi anak-anak pasti ada dikelas meringkuk kedinginan sambil bergosip. Kemudian Altar melihat kearah lapangan yang sedikit tergenang oleh air hujan. Langkah kakinya berhenti ketika matanya tanpa sengaja bertemu dengan sosok Karin didepannya membawa setumpuk buku hingga nyaris membuat Karin kesusahan berjalan. Karena jaraknya yang tak jauh dari Altar, Karin mendekati cowok itu dan memberikan sebagian barang bawaannya. “Nah kalau gini jadi ringan, gak papa kan aku minta tolong sama kamu buat bantuin bawa buku ini keruang guru” Ucap Karin. “Aku gak bisa nolak karena kamu sudah menyuruh membawanya tanpa aba-aba” Altar melihat buku ditangannya sedangkan Karin cengingisan tanpa merasa bersalah. “Aku lupa kerjain PR jadi disuruh bawa buku sebanyak ini untung ada kamu yang bisa bantuan” kekehnya. Altar menggelengkan kepala sembari berjalan putar balik arah untuk keruang guru bersama Karin. “Kenapa kamu gak mau denger apa yang aku bilang kemarin?” ucap Altar. Karin menoleh sebentar lalu tersenyum “Aku suka sama kamu makannya aku gak mau kehilangan” jawab Karin membuat Altar balas menatapnya kemudian cowok itu berdehem. “Tapikan kamu kenal sama aku baru seminggu masa bisa suka secepat itu” Balas Altar disela langkahnya. “Karena aku suka sama orang baik dan ramah kayak kayak kamu” jawab Karin dengan entengnya. Karin berjalan lebih dulu meninggalkan Altar beberapa meter dibelakangnya. Tapi ucapan Karin beberapa saat lalu membuat orang mudah salah paham apalagi Karin mengatakan suka pada seorang cowok, meskipun suka yang Karin maksud adalah suka dalam artian teman namun belum tentu orang yang mendengarnya akan berpikir demikian. Altar tidak akan bisa tau apa yang karin maksud dalam ucapannya yang asal ceplos tanpa berpikir dahulu mungkin saat ini Altar belum menyukai Karin tapi siapa yang tau kedepannya akan jadi seperti apa jika Karin selalu membuat orang salah paham dengan kalimat yang diucapkannya. “Kasih disini Al, terima kasih ya udah dibantuin” ucap Karin. Altar meletakan buku ditempat yang karin tunjuk sebelum kembali menuju kelasnya. Karin menyusul dibelakang Altar “Kamu sama kak Kevin teman dekat ya?” tanya Karin. “Hanya teman kelas” Jawab Altar tanpa menoleh sedikit pun. Karin sendiri berjalan sambil melihat wajah Altar “Kenapa kamu gak mau temenan sama kak Kevin?” tanya Karin lagi. “Aku dan Kevin sudah berteman karena kita satu kelas” Jawab Altar. Karin membuka bibirnya untuk melayang pertanyaan lagi tapi tidak jadi bertanya ketika tiba-tiba Altar menarik Karin sehingga Karin menabrak badan Altar, secepat Altar menarik Karin secepat itu pula Altar melepaskannya sebelum menatap Karin “Kamu mau kening kamu benjol ya masa dinding sebesar ini gak kamu liat” ujar Altar dia menggeleng pelan lalu menaiki tangga kelantai selanjutnya dimana kelasnya berada. Karin mengusap keningnya lalu melihat dinding yang hampir saja membuatnya benjol, Karin menendang dinding tak bersalah itu “Kamu kenapa berdiri di situ hah! Kayak gak ada tempat lain aja untungnya nasibku masih beruntung untuk gak nabrak kamu” protes Karin pada benda tak bersalah itu. Cewek itu berbelok arah tanpa lihat kanan kiri alhasil Karin malah menabrak pak Burhan, guru berbadan besar itu berkacak pinggang menatap Karin “Kamu lagi ngapai disini bukannya kelas sudah dimulai” tegus pak Burhan. “Tadi aku dari ruang guru pak buat bawa buku tugas ke meja wali kelas jadi ini mau balik lagi ke kelas kalau bapak gak percaya bisa kok tanya sama buk Widya” jawab Karin sambil tersenyum lalu berlari untuk segera menuju kelasnya. “Anak jaman sekarang” pak burhan geleng-geleng. ___ “Ada apa Rin mukanya seneng banget” tanya Hany ketika Karin senyum-senyum tidak jelas menatap layar ponsel. “Ada open PO ponsel BTS Han kayaknya seru kalau aku juga punya satu” Jawab Karin tak sedikitpun menolehkan matanya dari layar hp. Hany memeriksa ponselnya sendiri untuk melihat apa yang Karin lihat “Tapi bukannya hp kamu udah keluaran paling terbaru Rin untuk apa beli hp baru” Hany menyimpan ponselnya kembali. Karin menurunkan ponsel dari depan wajahnya untuk menatap Hany “Aku gak mau ketinggalan satupun barang dari BTS kalau bisa semuanya aku beli buat koleksi” katanya. “Mau kamu taro mana lagi, lah satu kamar buat koleksimu aja udah penuh” Hany menyeruput minumannya. “Satu kamar aja gak cukup Han lagian aku punya banyak kamar yang harus aku isi buat koleksi” Jawab Karin dengan bangga. Setelah itu dia sibuk kembali bermain hp sebelum tiba-tiba berteriak membuat banyak siswa terkejut karena teriakan Karin tak terkecuali Hany yang duduk diepan karin sampai Hany menyemburkan minuman yang hampir dia teguk. “Bikin kaget aja sih Rin” Protes Hany membersihkan bibirnya dengan tissu. “Ada berita apa lagi sampai jerit kayak anak tokek kejepit gitu” Tanya Hany karena penasaran. Karin duduk kembali sedikit mencondongkan wajahnya didepan Hany “Uang jajan dari papa udah masuk lumayan buat beli tiket ke korea sama bayar PO hp baru” bisik Karin. “Wah papamu baik banget sih” Sahut Hany ikut senang, karin mengangguk antusias “Meskipun baik tapi papa jarang pulang aku jadi kangen” Karin mencium layar ponselnya melihat nominal uang yang papanya kirim tidaklah sedikit. Kevin yang saat itu juga berada dikantin tanpa sengaja mendengar jeritan Karin, Kevin menoleh gadis itu terlihat sangat senang sebelum ponsel Kevin juga berdering sebentar yang langsung dilihat oleh kevin disitu dia mengerti kenapa Karin terlihat senang. Kevin tersenyum melihat kearah Karin sebelum Kevin mengeluarkan minuman dari dalam kulkas ibu kantin. “Ini berapa bu” ____ Bersambung....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN