Sebagai salah satu putri keluarga kaya Karin justru terlihat sama sekali tidak seperti statusnya, terkadang dalam cerita difilm banyak putri keluarga konglomerat hidup mewah dengan kesombongan tingkat tinggi dan tampil cantik nan elegan sesuai dengan status mereka sebagai princess.
Namun Karin emang beda, bahkan satu sekolah pun hampir tidak ada yang tahu jika Kevin adalah kakak kandung dari Karin kecuali Hany dan Dion sahabat Karin dari jaman SD, Kevin sebagai kakak Karin terlahir tampan, pintar dan sesuai dengan tampilannya sedangkan Karin? banyak orang napok jidat karena kelakuannya yang super wow.
Karin lebih mengerikan dari tingkah anak usia lima tahun. Cewek 17 tahun itu melompati pagar sekolah karena terlambat bangun karena semalam begadang nonton konser streaming lalu lanjut nonton drama sehingga tanpa sadar Karin baru tidur begitu jam menunjukkan pukul 2 pagi.
Dengan gelagat mengendap endap Karin memeluk tas ranselnya sambil celingukan berharap tidak ada guru patroli yang akan melihatnya. Setiap melihat Guru yang lewat Karin segera menarik diri untuk bersembunyi itu dia lakukan agar tidak kena hukuman.
Karin masih sibuk melihat situasi aman untuk segera menuju kelasnya, Karin menepuk sesuatu yang mencolek-colek bahunya sedangkan matanya masih melihat jauh kedepan dimana seorang guru tengah berjalan membelakangi karin.
“Ini apaan sih noel-noel” Ucap Karin sembari menepuk bahunya sendiri tanpa menoleh.
“EKHEEMM!!” dehem seseorang dengan suara sengaja dibuat keras. Badan Karin menegang, matanya membulat lalu dengan gerakan sangat pelan ia memutar melihat kebelakangnya dimana seorang guru tengah berkacak pinggang menatap Karin.
Karin meringis memperlihatkan deretan giginya yang rapih “Eh ada pak Burhan, selamat pagi pak saya pamit ke kelas dulu ya” Ucap Karin dengan kepala menunduk nyelonong maju berharap guru yang suka patroli itu akan membiarkannya.
Kedua mata Karin terpejam rapat dia mengigit bibir bawahnya sendiri sambil memeluk erat tas ranselnya karena merasa baju bagian lehernya ditarik oleh guru berbadan besar tersebut.
“Mau lari kemana kamu” ucap Pak Burhan, Karin meringis berusaha memberanikan menatap wajah Pak Burhan “Mau ke kelas pak” jawab Karin apa adanya masih dengan cengiran menyebalkan gadis itu.
Pak Burhan geleng-geleng dengan kelakuan salah satu muridnya itu “Kamu sudah berangkat sekolah terlambat, terus malah main petak umpet kayak gini. Sekarang ikut ke kantor bapak akan kasih hukuman apa yang pas buat kamu” Pak Burhan menarik Karin paksa sedangkan cewek itu pasrah ditarik menuju ruang sidang karena melawan pun sepertinya akan percuma.
Karin duduk dikursi sidang dengan dua orang yang lain namun dengan percaya dirinya Karin menepuk tangan kedua teman yang tidak ia ketahui namanya itu sambil berkata “Hai kena hukuman juga ya” ucapnya dengan begitu enteng tanpa peduli hukuman apa yang akan Karin terima nantinya.
Plakk.. Pak Burhan menepuk buku dimeja dengan tangannya membuat pandangan ketiga siswanya itu menatapnya.
“Kalian sekolah mau jadi apa kalau kerjaannya terlambat terus dan kamu juga” Pak burhan menunjuk seorang cowok dengan pakaian seragam yang tidak terkancing “Kamu itu anak sekolah gak pantas untuk anak sekolah merokok sekarang pake itu baju dengan benar” tegurnya.
Karin menoleh kearah cowok disampingnya dimana cowok itu menatap malas kearah lain sambil mengaitkan satu persatu kancing bajunya.
“Kamu juga udah berapa kali bapak ingetin kalo anak sekolah itu gak boleh pirang! Sekarang tidak ada toleransi biar bapak yang akan ngebotakin rambut kamu agar tidak tidak diulangi lagi” Pak Burhan menunjuk cowok disamping Karin satunya lagi.
Karin menoleh melihat cowok dengan rambut kuning, karin sedikit terkejut karena baru menyadari rambut cowok disebelahnya sebelum tertawa terbahak-bahak “Kamu kalo mau niruin gaya orang korea ngaca dulu lah masa iya kayak pikachu gitu rambutnya” Seru Karin dengan suara tawa yang lepas.
Cowok yang diejek Karin menatap tajam kearah Karin tapi karin masih tetap tertawa.
BRAAKK! “Diam!” seru pak Burhan, Karin langsung diam lalu menggerakkan dua jarinya didepan bibir seakan mengunci bibirnya lalu membuang kuncinya entah kemana.
Pak Burhan menatap karin kesal “Kamu juga!” serunya “Ini bukan sekali dua kali bapak nemuin kamu terlambat datang kesekolah kayak gini besok panggil orang tua kamu kesekolah” ujarnya.
Karin mendelik syok karena jika sampai mamanya datang kesekolah karena mengetahui sifatnya yang suka telat pasti jadwal liburan ke Korea akan di cancel dan uang jajan akan dikurangi, Karin tidak mau melewatkan konser idolanya untuk kesekian kalinya.
“jangan pak!” Karin menautkan kedua tangannya sambil menundukkan kepala “jangan suruh mama saya datang kesekolah mending bapak hukum saya apa saja terserah yang penting jangan panggil orang tua saya, pliss pak!” seru karin memohon.
Dua cowok yang duduk di kanan kiri karin menatap Karin lalu guru yang sedang menyidang mereka juga juga tengah menatap Karin kemudian Pak Burhan menghembuskan nafas berat “Saya panggil orang tua kamu biar kamu gak mengulangi sifat suka terlambat itu karin, kamu paham” ucap pak Guru.
Karin menggeleng “Saya janji pak gak akan telat lagi tapi jangan panggil mama saya ya ya ya, janji deh pokoknya janji aku gak akan telat kesekolah lagi. Kasi kesempatan karin sekali lagi ya pak, pliss pliss pliss” Karin menggerak gerakkan tangan yang masih tertaut satu sama lain didepan wajahnya.
Pak Burhan memijit keningnya sembari menatap tiga siswa bergantian yang ketahuan berbuat ulah hari ini “Kalian dapat tugas mengepel lantai ruang guru sampai bersih mengerti! Dan kamu si rambut kuning nanti bapak yang akan pitakin kamu setelah selesai ngepel terus kamu juga kalau ketahuan merokok lagi bapak akan lapor ke kepala sekolah buat kasih kamu peringatan yang lebih tegas” ucap pak Guru sebelum guru itu menatap Karin.
Karin tersenyum dimana senyumnya membuat pak Burhan menggulung kertas dan dipukulkan dikepala Karin “Kamu itu cewek jadi sikapnya yang feminin dikit bisa gak sih biar tekanan darah pak gurumu ini gak naik terus” ujar pak Burhan. Karin cengingisan tak berdosa.
“Hhh.. kalian cepat berdiri dan lakukan tugas yang saya berikan tadi dan jangan sampai ada yang kabur ya. Ingat CCTV ada dimana-mana jadi biar bapak gak pantau kalian masih ada mata yang bisa memberitahu bapak nanti” Kemudian pak Burhan keluar dari ruang sidang untuk mencari anak bandel lainnya.
Karin menghembuskan nafas pasrah sembari menoleh kearah cowok dikanan kirinya secara bergantian sebelum Karin menarik lengan baju kedua cowok itu bersamaan “Ayo bagi tugas biar cepat selesai” ujanya yang langsung ditepis kedua cowok itu secara kompak.
“Heleh heleh kalian ini mau kabur kemana” Karin menarik baju bagian belakang mereka sehingga dua cowok yang akan meninggalkan Karin sendiri untuk mengerjakan tugasnya langsung berbalik menatap Karin sebal, Tanpa takut dan gentar Karin berkacak pinggang balas menatap mereka.
“Apa! Mau lawan cewek?” tantangnya.
Kedua cowok itu saling tatap sebelum mendorong kening Karin “Dasar cewek” ucap mereka barengan lalu pergi mengambil sapu.
Karin mengusap keningnya “Ini mereka kembar atau apa sih kok ngomongnya barengan” Katanya sambil bibir dimanyunkan detik selanjutnya Karin mengambil sapu pel juga sambil berseru “Hoi kalo aku cewek emang kenapa!” katanya.
____
Bersambung...